27. The Truth

289 30 2
                                    

Daffa berjalan dikoridor rumah sakit tempat nana dirawat. Ditangan kanannya terdapat paper bag yang berisi seragam baru dan tas untuk nana. Tidak mungkin jika nana pulang dengan keadaan seragam yang berlumuran darah. Bisa-bisa dinda akan panik.

"Gimana kondisi nana?" tanya daffa kepada arjuna dan naufal yang duduk didepan ruangan nana untuk menunggu kedatangan daffa.

"Nana udah di tanganin sama dokter. Bentar lagi juga sadar" jawab arjuna.

"Sebenernya ada apa sih daff? Gue sama sekali gak ngerti sama yang terjadi hari ini" ucap arjuna ia sangat berharap mendapat penjelasan dari daffa.

Daffa duduk disebelah arjuna dan kemudian ia menceritakan semuanya alasan dirinya yang kembali mendekati yasmin adalah untuk membuktikan kecurigaannya terhadap yasmin. Ia sengaja menjauhi nana agar yasmin tidak mencurigai niatnya. Kecurigaannya terhadap yasmin dimulai sejak ia menemukan kalung yasmin di rooftop dan melihat rekaman CCTV yang baru saja diketahuinya sekitar dua hari yang lalu dan tadi ia melihat sendiri bagaimana yasmin menyiksa nana semakin membuat daffa yakin dengan dugaannya.

"Jadi yasmin yang jatuhin pot dari atas?" tanya naufal kaget.

"Gue gak nyangka yasmin bisa segila itu" tambah juna.

"Sorry gue gak cerita ke kalian tentang ini. Nanti gue bakal certain semuanya" ucap daffa.

"Ia lo harus cerita selengkapnya sama kita!" ucap naufal.

"Kalau gitu gue sama naufal balik ya daff. Lo jagain nana didalam aja" ucap juna.

Daffa masuk kedalam kamar rawat nana setelah naufal dan juna pergi.

"Lo udah sadar?" tanya daffa kaget saat ia masuk ia melihat gadis itu sudah duduk bersandar pada ranjangnya.

"Hmm. Baru aja kok" jawab nana dengan suara yang terdengar lemah.

Daffa meletakkan paper bag yang dibawanya dan meletakkannya dimeja kecil disamping ranjang nana dan duduk di kursi yang berada di samping ranjang nana.

Daffa menatap lekat wajah gadis di hadapannya ini. Wajah nana terlihat pucat dengan bibir yang memutih dan matanya yang sembap akibat menangis.

"Lo kenapa ngelihatin gue kayak gitu banget?" tanya nana sambil berusaha mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia merasa salah tingkah sendiri karna sejak tadi daffa hanya menatapnya tanpa berbicara.

"Maaf" satu kalimat itu akhirnya meluncur dari bibir daffa.

"Untuk?" tanya nana.

"Semuanya. Dan karna gue udah gagal buat jagain lo" daffa menundukkan kepalanya merasa menyesal telah membuat nana jadi seperti ini.

"Udah lah gue juga udah gak bak-baik aja. Lagian gue udah biasa kok pingsan karna darah" ucap nana.

"Kalau aja gue tau dia bakal ngelakuin hal segila ini ke lo. Mungkin lo gak akan berakhir disini"

"Jadi ini yang enggak bisa ceritain ke gue itu?" tebak nana.

Daffa menghela nafasnya kemudian menganggukkan kepalanya.

"Insiden pot itu juga ulahnya yasmin? Bener?"

Daffa kembali mengangguk.

Nana menghela nafas "Kecemburuan seseorang itu bisa sangat mengerikan ternyata. Gue cukup syok dan gak nyangka kalau yasmin sebegitu nekatnya mau menyingkirkan gue dari hidup lo. Bahkan dari dunia ini"

"Maafin gue"

"Udahlah gak usah dipikirin lagi. Lo udah makan?" tanya nana.

Bukannya menjawab daffa malah menatap nana dengan pandangan heran. "Kok diem? Gue tanya lo udah makan apa belom?" ulang nana.

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang