Chapter Thirteen: Chill Down Bitches, The Spider Was Made In China.

41.1K 1.5K 46
                                    

Aku menggeliat dikasur, mataku belum benar-benar terbuka dan aku merasakan sesuatu yang berat di atas perutku. Aku menggeliat lagi berusaha lepas dari apapun itu, aku membuka mataku sepenuhnya untuk melihat apa yang ada di atas perutku,  sebuah tangan melingkari perutku dan mataku melotot. Aku langsung menoleh kearah samping dan melihat Kyle yang masih tertidur ditempatnya, well, di tempat tidurku.

Kyle tidur di tempat tidurku.

WHAT?!

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHH!!!” Aku beteriak sekencang-kencangnya sambil melompat turun dari  kasur dan memandang kearah Kyle dengan wajah menakutkan. Kenapa Kyle tidur di kasurku? Apa yang aku lakukan semalam dengannya? Tiba-tiba saja aku teringat, aku memandang tubuhku yang sekarang sudah menggunakan tank top dan shorts bukan pakaian yang aku pakai sebelumnya.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHH!!!” Dan sekali lagi aku berteriak sekencang-kencangnya, membuat sebuah bantal melayang kearah wajahku. Lalu aku melihat ke kasur dan Kyle yang masih dengan wajah bantalnya duduk di kasur sambil menatapku dengan pandangan menyebalkan.

What the hell Bells?” Ucapnya dengan sebal sambil kembali merebahkan badannya tempat tidur.

What the hell katanya?

Bukankah aku yang seharusnya bilang seperti itu? APA YANG KYLE LAKUKAN DITEMPAT TIDUR KUUUU???

Kemudian aku berjalan kearahnya dan menggebukknya dengan bantal yang tadi ia lempar kearahku.

“KENAPA KAU ADA DISINI KYLE?” Tanyaku sambil terus menggebuk-gebukkan bantal tersebut dengan keras ke badannya. Dan ia tidak protes sama sekali.

“Tidur.” Mataku melotot mendengar jawabannya. Apa ia tidak merasa sakit aku gebuk dengan keras seperti ini?

“Kenapa ditempat tidurku?! Dan kenapa di kamarku?”

Lalu Kyle duduk kembali dan seringai muncul dibibirnya. Ah, seringai itu, kalau ia sudah mengeluarkan seringainya berarti ini bukan hal baik.

“Uh, Kyle?” Aku langsung gugup menatapnya, dan Kyle masih dengan seringai bodohnya duduk di tempat tidurku.

“Apa kau tidak ingat apa yang semalam kita lakukan, Bells?” Kyle bertanya balik sambil menaik turunkan alisnya.

Apa? Apa yang kita lakukan semalam? Apa? Aku tidak ingat apa-apa.

Kami memang langsung kembali ke rumah sehabis acara tonjok-menonjok di party kemarin, dan lagipula aku juga langsung menuju kamar, oh dan Kyle juga masuk ke kamarku untuk menenangkanku dan bilang kalau semuanya akan baik-baik saja, dan aku langsung tertidur begitu juga dengan Kyle yang langsung keluar kamarku. Oh sebelum aku memanggilnya kembali dan minta agar ia tetap disini.

Tiba-tiba saja pipiku memerah.

Bukan salah Kyle kalau ia tidur di sini, karena aku sendiri yang memintanya untuk tetap tinggal.

“Ingat Bells?” Tanya Kyle dengan suara menggoda sambil menaik turunkan alisnya. Aku melotot  kearahnya dan semoga saja ia tidak melihat semburat merah di pipiku karena sumpah, ini sangat memalukan!

“Dan apa yang aku gunakan?” Tanyaku dengan nada heran.

“Tank top dan shorts?” Ucapnya dengan kedua alisnya menggerut; bingung.

“Aku tidak ingat kalau aku ganti pakaian semalam.” Aku melipat kedua tanganku di depan dada sambil memicingkan mataku kearah Kyle.

Ia kemudian tersenyum malu sambil menggaruk bagian belakang lehernya.

Beauty And The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang