23 - My first kiss

381 24 0
                                    

17+ yaa wkwkwkkw, jangan lupa di vote+coment for next part!!!

Happy reading!!!

. . .

Lucia's POV

Bisa dibilang ini adalah jalan nekat yang gue ambil. Ya, gue nyamperin Kevin ke Amerika. Kevin, lelaki yang gue cinta.

Gue gak bisa lagi terus berpura-pura melupakan dia, apalagi berpura-pura tidak mencintai dia. Bodo amat gue ngedatengin cowok duluan, anggep aja ini bayaran buat gue yang udah jahat sama dia.

"Hmm?" Gumam Kevin.
"What?" Gue bingung, waktu sudah berlalu 30 menit. Tapi keadaan canggung belum juga hilang. Yah maklum, kita uda bertahun-tahun gak ketemu.

"Diem terus daritadi" ledek Kevin.
"Lo juga diem" kata gue sambil manyun.

"Lucia..." ucap Kevin lembut.

Gue menoleh.

"Sorry" terdengar nada penyesalan yang tulus dari dia.

"Udahlah, semua udah terjadi" kata gue sambil tersenyum.

"Gue bener-bener gak tau apa-apa Lucia, gue orang awam disini" dia menatap mata gue sambil berkaca-kaca, sorotan matanya sangat tulus dan menenangkan.

"Iya Kevin, gue udah denger semuanya dari Bella, dan gue percaya sama lo. Udah ya, kita lupa-in semuanya"

Gue menatap wajahnya yang murung.
Air mata dia jatuh. Hah? Dia nangis? Ini pertama kalinya gue ngeliat cowok nangis selain Ayah saat ditinggal Mama. Dia terlihat sangat lembut dan rapuh.

Gue mencoba menghapus air matanya, dan tersenyum sambil menggeleng pertanda semua akan baik-baik saja, gak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dia memegang kepala gue dengan kedua tangannya, lalu menempelkan dahinya dengan dahi gue yang berhasil membuat jantung gue berdetak sangat cepat. Meskipun begitu, gak membuat tubuh gue menolak sama sekali.

Dia mencium dahi gue beberapa detik, dengan ciuman yang sangat lembut dan hangat. Gue menangis karna terharu dan tidak mampu berkata-kata.

Gue terpejam. Lalu dia mencium mata kanan gue beberapa detik, dan beralih ke mata kiri gue. Dia mengecupnya dengan lembut sambil berusaha menghilangkan air mata. Mungkin dia merasa asin karna air mata gue yang terus keluar, tapi gue cuma bisa diam dan tak bergerak.

Jantung gue sibuk bedetak.

Gue membuka mata, jarak kita tampaknya hanya 1 sentimeter. Dia tersenyum sambil berkata "can I kiss you?"

Gue panik dan menggeleng, karna gue gak pernah ciuman bibir sebelumnya.

"I don't care" jawabnya pelan, menanggapi gelengan kepala gue.

Gue pun terpejam, sesuatu benda yang kenyal menyentuh bibir gue. Gue tidak bisa menjelaskan apa yang gue rasakan. Gue merasa tubuh gue bergetar karna merinding, air mata terus bercucuran karna perasaan yang tersentuh.

Rasanya ciuman ini menjadi awal kebahagiaan, sentuhan bibirnya yang lembut membuat tubuh gue terguncang. Kehangatan mengalir di antara kita berdua.

Ciuman yang sangat hangat ini berlangsung cukup lama. Sampai-sampai gue mendengar detak jantung, dan merasakan hembusan nafasnya. Gue sedikit kikuk karna ini pengalaman pertama, tapi semuanya terjadi begitu saja seakan-akan kita sudah ahli walau tak pernah belajar. Ternyata begini rasanya ciuman, hangat dan manis.

Gue sedikit mendorong dia, alisnya mengkerut karna heran gue mengakhiri ciuman ini.

"Nanti ada orang gimana?" Kata gue.

Dia tersenyum.
"Aku mencintaimu Lucia" kata Kevin sambil memberikan kecupan singkat yang menjadi penutup ciuman ini.

Kami berdua tersenyum bahagia.

First BoyfriendWhere stories live. Discover now