Bab 12 - Nonton Bioskop

23.9K 1.6K 27
                                    

Kiran menatap Bima dengan sorot mata penuh amarah. Kiran berdiri berkacak pinggang di depan pintu apartemen.

"Darimana saja kamu, jam segini baru pulang," maki Kiran dengan mengernyitkan dahi.

"Maaf hun, hari ini bengkel sedang rame banget jadi pulangnya sampai larut," dusta Bima.

Kiran menghentakkan satu kakinya lalu masuk ke dalam apartemen dengan penuh amarah.

"Seharusnya ini hari terindahku Mas. Kenapa kamu kerja di hari pernikahan kita," teriak Kiran.

Bima membuka tudung saji di meja makan dan melihat dua porsi sukiyaki yang kini telah dingin.

"Kamu yang membuatnya, Hon?" tanya Bima sambil membawa dua mangkuk sukiyaki dan memanaskannya diatas kompor.

"Iya kali," jawab Kiran ragu ragu.

Bima tersenyum menatap wajah Kiran yang masih murung. Bima duduk di atas kursinya lalu ia menyantap makanannya.

"Tak kusangka istriku pandai memasak. Aku makin cinta sama kamu," puji Bima.

"Tentu saja, seharian ini aku kesepian mas, kenapa kamu gak nelpon atau apa gitu. Bagaimana kalo ada orang jahat kesini dan menculikku," kata Kiran.

"Apartemen ini sangat aman Kiran. Securitynya banyak," kata Bima.

Kiran melirik Bima, Kiran menghentakkan kaki kirinya lalu melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar dan memilih segera tidur untuk meredam emosinya.

Malam sudah sangat larut, Kiran terbangun karena perutnya tiba-tiba keroncongan. Kiran memutuskan membangunkan Bima dan mengajak suaminya keluar apartemen untuk mencari makan.

Sepasang suami istri inipun berjalan sambil bercengkerama. Udara dingin malam tidak menjadi penghalang bagi keduanya untuk berjalan menuju sebuah restoran fastfood yang letaknya tidak jauh dari apartemen mereka. Keduanya berjalan bergandengan tangan hingga tak sadar kaki keduanya telah sampai di depan restoran fastfood yang buka selama 24 jam.

"Hun, aku yang pesan makanan. Kamu duduk saja," kata Bima saat keduanya sudah masuk di dalam restoran.

Kiran mengangguk lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Aku duduk disana ya," kata Kiran sambil menunjuk tempat di pojok dekat dengan dinding kaca. Bima mengangguk.

Kiran menatap jalanan sambil menunggu Bima lalu pandangannya terkunci pada sosok Arka bersama teman temannya yang kebetulan melintas. Kiran berdiri dan berjalan cepat menyusul Arka.

"Arka!" seru Kiran pada Arka yang berjalan di depannya.

Arka menoleh, ia terkejut namun tak lama kemudian ia tersenyum.

Lama tak jumpa Kiran. Kamu sedang ngapain disini?" Arka senyum merekah.

"Dia mantanku. Gadis yang kuceritakan itu yang punya kakak berandalan," kata Arka seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran teman-temannya.

Kiran sebal ditatapnya wajah Arka dengan kilatan penuh amarah.

"Untung kakak berandalanku menyelamatkanku, kalo tidak, aku akan menjadi mangsamu benarkan," kata Kiran.

"Kelihatannya kamu sendirian Kiran. Bagaimana kalo kita...." Arka memasang senyum devil dan memainkan alisnya.

Kedua mata Kiran terbelalak dengan otomatis kedua kakinya melangkah mundur dan menabrak tubuh seseorang. Kiran segera menoleh dan menengadah. Perasaan lega segera dirasakannya manakala melihat Bima kini berdiri melingkarkan lengannya di pinggang Kiran dengan kedua mata menatap tajam pada Arka dan kawan kawannya.

HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang