Bab 7 - Pasangan Aneh

27.2K 1.8K 38
                                    

Kiran duduk bersama sahabatnya di sebuah cafe besar lalu menyodorkan undangan pernikahannya kepada Lucky, gadis tomboy sahabatnya. Lucky menatap tak percaya pada undangan berwarna pink yang kini dibukanya dan sudah jelas berisi nama sahabatnya dan nama seorang pria yang belum pernah dikenalkan Kiran padanya.

"Kamu gak gila kan Key. Gimana kamu bisa nerima pria semudah itu. Jangan jangan efek patah hati setelah putus sama Arka," kata Lucky yang tahu betul situasi Kiran.

Kiran menyedot milkshake kesukaannya. Wajahnya tampak sangat sumringah.

"Enggaklah Luck. Aku sadar sesadar-sadarnya," tandas Kiran seolah masa bodoh.

"Trus ini critanya gimana sampe bisa nyebar undangan kayak gini?" tanya Lucky sambil mengacungkan undangannya di depan Kiran.

"Aish. Undangan ini khusus untukmu, aku gak ngundang temen temen lain kok apalagi Arka," desis Kiran.

"Kamu dijodohin?" tanya Lucky penasaran.

"Antara iya dan tidak," jawab Kiran sembari memotong steaknya dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Maksudmu apa?" tanya Lucky sebal.

"Ehm, dia datang melamarku trus karena dia ganteng, seksi, keren, royal dan ehm..." Mata Kiran menerawang.

"Dia jago mu mu," ucap Kiran dengan bibir mengerucut seolah sedang berciuman.

Kepala Kiran bergerak gerak dengan senyum mengembang membayangkan rutinitas ciuman yang selalu menghiasi pertemuannya dengan Bima. Lucky heran melihat sahabatnya yang entah lugu, polos atau bodoh dengan mudahnya mengikuti kata hatinya.

"Jangan bilang itu ciuman?" Tanya Lucky memastikan.

Kiran memandang Lucky dengan senyum mengembang dan mengangguk pelan. Lucky tepok jidat dengan Kiran yang selalu melakukan hal tanpa pikir panjang.

"Dia kerjanya apa Key. Ketemunya dimana?" tanya Lucky semakin penasaran.

"Dia sahabat mas Bram. Punya bengkel mobil, sayangnya dia tipe pekerja keras jadi sering ninggalin aku demi pekerjaannya." Bibir Kiran mengerucut namun sesaat kemudian senyumnya kembali mengembang

"Tapi gak papa abis itu aku langsung mu mu mu mu," kata Kiran sambil menautkan dua tangannya menjadi satu, kedua mata terpejam dan bibirnya mencium udara.

Lucky memukul kepala Kiran dengan sendok membuat Kiran mendesis sambil komat kamit tak jelas.

"Nikah gak gampang Key. Lagian itu moment sekali seumur hidup, segampang itukah kamu menerima Abimanyu jadi suami. Ntar kalo ada masalah karena gak cocok gimana?" tanya Lucky tidak percaya.

"Itu urusan nantilah. Lagian nih Luck, bukankah enak dicintai daripada mencintai, kayak aku inilah," kata Kiran.

Luckypun hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Kiran yang penuh percaya diri.

Kiran menatap jalanan dari dinding kaca lalu sekelebat Kiran melihat Bima berlari mengejar seseorang. Kiran menggerakkan kepalanya lalu menggeleng pelan, Kiran berpikir tak mungkin Bima berlari tak jelas di siang bolong pula.

***

Bima mendapat info dari anak buahnya yang memeriksa CCTV bahwa mereka melihat sosok Santiago Prado di sekitar jalan Darmo. Bima dan Bramsegera ke posisi mencari sosok penjahat yang dijuluki 'belut' karena terlalu licin untuk di pegang tubuhnya. Alias sulit ditangkap plus jago bersembunyi.

Bima berdiri di belakang pohon di dekat sebuah restoran cepat saji sambil menyiapkan pistolnya jika diperlukan. Saat Santiago Prado keluar dari restoran cepat saji Bima segera menangkap Santiago Prado namun melakukan penangkapan tak semudah itu dilakukan, apalagi keadaan jalan terlalu ramai untuk melakukan penembakan.

Santiago Prado melawan, keduanya terlibat duel yang membuat para pejalan kaki panik dan memilih berlari tunggang langgang. Santiago memukul-Bima menangkis, Bima menendang-Santiago menangkis, gerakan keduanya sangat cepat, Santiago memutar tubuh lalu menendang dengan kaki kanan, Bima menangkap kaki Santiago namun Santiago melawan dengan melompat dan menendang dengan satu kaki lainnya. Santiago menonjok rahang Bima begitu pula sebaliknya, Bima menendang perut Santiago, Santiago memukul dada Bima. Duel terus terjadi hingga keduanya mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh termasuk wajah mereka. Santiago kewalahan lalu memilih berlari beberapa langkah sambil meraih pistol yang terselip di balik pakaiannya lalu berbalik sambil mengacungkan pistolnya di depan Bima yang berjarak beberapa langkah darinya, suasana jalanan semakin panik.

Bima tak berkutik, ia takut tembakan mengenai pejalan kaki hingga menimbulkan korban. Santiago menyeringai seolah mengatakan'dasar agen bodoh.'

'Dor...'

Santiago menembak kaki salah satu pejalan kaki. Ia melakukannya untuk mengalihkan perhatian Bima agar bisa melarikan diri.

Bima terhenyak sesaat setelah tahu Santiago Prado menembak kaki pejalan kaki yang bersembunyi tak jauh darinya. Suasana semakin panik, Santiago menghilang sementara Bima segera memanggil bantuan dan langsung berlari ke arah lari Santiago melewati sebuah restoran steak dimana Kiran sedang menikmati makan siangnya.

Bima terus berlari, mengejar Santiago dengan intruksi dari kantor yang didengarnya dari earphone yang terpasang di telinga kanannya. Bima terus berlari mengejar Santiago hingga tubuh Santiago terlihat memasuki sebuah pasar tradisional. Keduanya kembali beradu otot, memukul, menendang, menangkis gerakan mereka sangat cepat. Santiago kewalahan kembali, iapun kembali berlari sambil melempar semua benda yang berada di depannya. Meja meja berisi sayur, buah buahan bahkan daging dagingan berhamburan. Santiago terus berlari keluar masuk gang kelinci bersama Bima di belakangnya. Santiago berlari ke arah jalan raya yang cukup lengang namun dilewati kendaraan dengan kecepatan tinggi, ia menyeberang jalan lalu masuk ke dalam bis yang sedang melaju disanalah Bima tak mampu mengejar karena bis sudah melaju cukup jauh.

Bima menarik nafas dalam dalam, ia terengah-engah setelah berlari cukup lama juga melakukan pertarungan sengit dan lagi lagi pengejaran gagal.

"Shit. Gue gagal," ucap Bima yang terdengar pula di kantornya.

Bram yang berada di kantor berdiri berkacak pinggang, menengadah dan menghela nafas berat.

***

Kiran yang masih asyik di dalam restoran menghubungi Bima melalui hp yang berhias gantungan bintang bintang.

"Halo Mas Bima," sapa Kiran.

"Ya, Honey,"jawab Bima.

"Aku lagi makan di Boneeto nih. Kesini bentar dong, aku mau ngenalin sahabatku." Pinta Kiran bersemangat.

"Ok, Honey 10 menit aku kesana. Tunggu ya!" kata Bima.

Kiran mematikan sambungan telponnya dengan hati senang. Ia memandang Lucky dengan menggigit bibir bawahnya menahan senyumnya yang mengembang sempurna.

10 menit kemudian Bima datang memakai kaos ketat berwarna abu abu dan celana jins biru. Wajah dan lengannya dihiasi memar. Bima mengecup pipi Kiran dengan senyum mengembang dan segera duduk di sebelah Kiran. Kiran mengamati wajah Bima yang dihiasi lebam yang sangat kentara. Kiran menyentuh lebam di wajah Bima dengan lembut, Bima tersenyum berusaha mengatakan aku tidak apa apa dalam hati.

"Kamu kenapa, Mas?" tanya Kiran penasaran

"Tidak apa apa hun. Aku tadi jatuh, tapi gak papa," jawab Bima sekenanya.

"Hati hati dong Mas," kata Kiran manja.

Lucky yang melihat kejadian romantis berdehem. Kiran terkekeh dan segera kembali ke posisinya.

"Kenalin dia mas Bima. Mas Bima, dia Lucky sahabatku," kata Kiran mengenalkan.

Lucky tersenyum, kini ia tahu kenapa Kiran tidak menolak saat dilamar Bima. Di mata Lucky, Bima sosok pria sempurna di luar luka yang menghiasi wajahnya namun sudah sangat jelas Bima sangat tampan meski wajahnya dihiasi cambang tipis, seksi dan dari cara menatapnya Lucky tahu Bima memang benar benar jatuh cinta sama Kiran.

HE IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang