[28] Kembali?

768 67 1
                                    

Dia siapa? Batin Aisyah bertanya.

Setelah meneguk habis minuman yang diberikan oleh cewek itu. Ari tersenyum padanya dan mengusap lembut kepala cewek itu. Di lain tempat, Aisyah semakin tidak bisa menahan emosinya.

Dia menghentak-hentakkan kakinya ke lapangan bulutangkis. Membuang jauh-jauh air mineral yang dipegangnya. Hingga, kegiatannya itu membuat Ari sadar. Bahwa, ada Aisyah di sana.

Ari segera berjalan menuju ke arah Aisyah. Dengan santai, Ari tersenyum pada Aisyah. Membuat setengah hati Aisyah luluh. Namun, setengahnya lagi masih emosi dengan perlakuan Ari tadi.

"Hei, kamu capek nggak? Makan dulu yuk!" ajak Ari. Aisyah hanya mengangguk pasrah.

Mereka berdua berjalan ke suatu lesehan di dekat lapangan bulutangkis yang ditempati Ari tadi. Aisyah duduk berhadapan dengan Ari. Aisyah hanya diam temenung.

"Kamu kenapa sih? Ada masalah? Ceritain aja sama aku." percobaan Ari untuk Menghiburnya sia-sia.

Gimana mau ceritain? Kalau kamu masalahnya. Batin Aisyah.

"Kita jalan yuk! Ini kan pertama kali kita jalan setelah pacaran. Ya gak?" ajak Ari lagi.

Aisyah sudah tidak bisa menahan tangisnya. Aisyah berlari dengan linangan air mata. Ari berdiri dan mengejar Aisyah. Namun, Aisyah sudah lebih dulu memanggil taksi. Ari tersenyum puas dengan semua itu.

🐼🐼🐼

"Yaelah, baru juga jadian!" gerutu Mauren kesal.

Mauren kesal, kenapa? Aisyah datang dengan mata sembab dan saat duduk langsung menundukkan kepalanya. Saat ditegur pun, tidak ada jawaban.

"Woy! Gitu aja nangis! Lo gimana sih?" tetap saja tidak ada jawaban dari Aisyah.

Ari datang dengan berlari. Seketika, Aisyah mengangkat kepalanya. Seolah tau dengan kehadiran Ari. Ari langsung menghampiri Aisyah. Dan hal itu, lagi-lagi membuat jantung Aisyah berdegup kencang.

"Syah, kenapa aku ditinggalin sih kemarin? Kamu kenapa? Aku salah?" tanya Ari. Membuat beberapa pasang mata menatap mereka berdua.

"Nggak pa-pa kok," jawab Aisyah berusaha tersenyum.

"Lah, kalau nggak, kenapa kamu lari?" tanya Ari.

"Enggak!" tegas Aisyah.

"Baru juga jadian, udah ribut aja sih!" geram Mauren, yang sudah tidak tahan melihat kedua sahabatnya yang bertengkar.

Kata orang, manis itu dipertama. Namun, Aisyah tidak membenarkan ucapan itu. Baru saja dua puluh empat jam, sudah ada masalah yang timbul di dalam hubungan mereka.

Ari tersenyum miris, "Yaudah, aku mau duduk. Jangan ngambek ya," Ari mengusap lembut rambut Aisyah, lalu kembali ke tempat duduknya.

🐼🐼🐼

"Aisyah," panggilan itu membuat Aisyah menolehkan kepalanya. Begitu juga dengan Mauren yang berada di sisinya.

Mereka berdua kompak mengerutkan dahi.

"Maaf," lirih cewek itu, Aisyah berjalan mendekatinya.

"Lo kenapa?" tanya Aisyah, sambil mengangkat dagu cewek itu.

"Gue sadar, kalian terbaik! Gue nggak bisa dapat sahabat yang lain selain kalian!" tangis cewek itu pecah di bahu Aisyah.

Mauren mendekat, lalu mendorong bahu cewek itu. Membuat cewek itu mengadahkan kepalanya menghadap Mauren. Dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

IGNORANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang