[23] Azka dan Jeha

1.1K 58 0
                                    

Dengan terburu-buru, Aisyah melangkahkan kaki untuk masuk ke kelasnya. Aisyah disambut dengan sorakan aneh, karena dia terlambat.

"Selamat sore bu," goda Dimas.

"Malam Syah," goda Mauren.

"Heh! Diam!" tegur Bu Siti, membuat seisi kelas terdiam, setelah mendengar perintahnya. "Aisyah, jam berapa ini?" tanya Bu Siti pada Aisyah yang masih berdiri di ambang pintu.

"Maaf bu. Tadi saya kesiangan," jawab Aisyah.

"Yaudah! Kamu duduk dan menyesuaikan!" titah Bu Siti.

Aisyah dengan cepat menuju tempat duduknya. Ia langsung duduk, dan mengeluarkan buku yang akan digunakannya.

"Kenapa lo lambat sih?" tanya Mauren.

"Kesiangan, ngerjain PR semalam," jawab Aisyah memelas.

🐼🐼🐼

"Jeha," panggilan Nichole, membuat Jeha menoleh.

"Kenapa?" tanya Jeha.

"Lo mau ke kantin?" tanya Nichole.

"Enggak, lo aja." Jeha menolak ajakan Nichole.

Dengan terpaksa, Nichole pergi bersama Mauren, Cipa, dan juga Aisyah. Mereka berempat pergi ke kantin. Anehnya, Azka, Ari, dan Dimas tidak pergi ke kantin.

"Dimas mana?" tanya Mauren.

Cipa tersenyum samar, "Cari Dimas bu? Nggak takut Kefan?" goda Cipa.

"Enggak! Aneh aja," elak Mauren, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti akibat godaan Cipa.

Mereka duduk disebuah bangku kantin. Memesan batagor dan es teh. Memakan makanan dengan diselimuti keheningan. Hingga akhirnya, Mauren membuka bicara dan memecahkan keheningan yang ada.

"Ngerasa aneh?" tanya Mauren.

"Aneh kenapa?" tanya balik Aisyah.

"Kok Jeh—" ucapan Mauren tiba-tiba terpotong. Membuat ketiga cewek didepannya merasa ada yang aneh.

"Apa?" tanya Nichole, Mauren hanya menggeleng.

Setelah makan, mereka berempat kembali ke kelas. Namun, bell masuk belum saja berbunyi.

Sesampainya di kelas, mereka duduk di tempat masing-masing.

"Syah," panggil Mauren pelan.

"Kenapa?"

"Lo tau nggak? Kok Ari, Azka, sama Dimas nggak ke kantin sama Jeha?" tanya Mauren. Sejak tadi, itulah yang ingin dia tanyakan.

"Nggak. Kebetulan aja mungkin," elak Aisyah, lalu kembali membaca novelnya.

"Ish! Nggak, Jeha aja dekat banget sama Azka!" ucap Mauren.

"Beneran? Tau dari mana lo?" tanya Aisyah, tidak percaya.

"Lo nggak lihat? Azka aja suka banget dekat Jeha, waktu di supermarket? Lo nggak ingat?" Mauren berdecak pelan.

"Iya sih, gue juga nggak ngerti."

"Kita bantu Cipa ajalah!" ajak Mauren.

"Ngapain?" tanya Aisyah. Otaknya mungkin sedang tidak bekerja.

"Ogeb! Kita bantu Cipa deket lagi sama Azka!"

"Oh iya. Tapi gimana?" tanya Aisyah lagi.

"Gue tau ... " Mauren membisikkan semua rencanannya ke Aisyah, Aisyah hanya mengganguk samar.

IGNORANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang