[22] Pura-Pura

1.2K 68 5
                                    

Aisyah, Nichole, Azka, dan Felysia kini berada di toilet. Dimana, mereka disuruh melaksanakan hukuman, akibat tidak membawa flashdisk. Sebenarnya, hukuman mereka tidak berat. Jika saja, Azka tidak berkata "Hah? Emang ada PR?"

"Tunduh euy!" ucap Felysia, dia adalah anak Sunda bercampur keturunan Jepang. Putih, cantik, dan juga agak pintar.

"Buruan atuh Zka," ucap Aisyah, yang kini mulai ikut-ikutan Sunda.

"Lieur ah," keluh Azka. Kini, semua seperti menjadi orang Sunda. Kecuali, Nichole. Wajahnya bingung dengan apa yang mereka bicarakan.

"Heh, kalian itu bicara apa sih?" tanya Nichole.

"Saya teh bicara bahasa saya atuh," jawab Felysia.

"Gue mah ikutin aja," ucap Aisyah.

Sedangkan, Azka hanya terdiam. Dia kini sedang melamun. Entah apa yang dipikirkannya.

"Eh Azka, gue bicara nih," ucap Nichole membuyarkan lamunan Azka.

"Hah?"

"Apa?"

"Enggak, udah ah. Gue mau ke kelas," ucap Azka, lalu berlalu meninggalkan mereka.

Mereka hanya mengumpat dalam hati. Karena, hukuman mereka masih banyak dan Azka meninggalkan mereka begitu saja.

"Azka mah!" kesal Felysia lalu melanjutkan hukumannya.

"Tolol emang!" umpat Nichole, sedangkan Aisyah hanya menggelengkan kepalanya.

🐼🐼🐼

Sarah tertawa, karena Aisyah yang menceritakan kisah empat orang yang tidak membawa flashdisk.

"Apaan sih? Lo nggak malu? Semua lihatin tau!" ucap Aisyah, yang kini menundukkan kepalanya karena malu.

"Ish, Azka polos amat sih," ucap Kefan lalu menyeruput jus alpukatnya.

"Yee... gue kan lupa," ucap Azka membela.

"Azka..Azka..." Ari menghela nafas. Azka hanya menyengir tidak jelas.

"Tuh kan, gue udah bilang! Kalian sih, enggak mau dengar kan? Salah sendiri!" ketus Cipa.

"Yaa, gue kira enggak bakal kayak gini. Makanya, sans ae," ucap Aisyah sambil terkekeh.

"Udah sih! Kan, udah selesai," ucap Jeha, memisahkan perdebatan mereka.

"Woy!" teriak Azka, secara mendadak. Membuat mereka semua menoleh padanya.

"Apaan coba?" tanya Sarah jengkel.

"Jantungan gua," ucap Ajil sambil mengelus dadanya.

"Duh! Ini penting tau!" ucap Azka histeris.

"Apaan?" tanya Aisyah kepo.

"Habis ini pelajaran biologi kan?" tanya Azka.

"Iya, emang kenapa?" Cipa menjadi ambigu sekarang.

"Kalian bawa jas lab?" tanya Azka, seketika wajah anak XII-1 berubah. Kini mereka menjadi kaget. Aisyah menggiggit kukunya. Cipa yang terdiam dengan mulut terbuka.

"Heh! Pada melamun lagi!" Seketika, mereka semua kembali pada alam nyata.

"Mampus gua!" ucap Aisyah, menepuk keningnya.

"Yee... ini mah, dua kali dihukum" ucap Nichole, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aduh! Mau pulang deh," ucap Cipa.

"Gue juga deh! Pen pulang," ucap Dimas, menyetujui alasan Cipa.

"Bolos yuk!" ajak Jeha, yang membuat semua pandangan terarahkan padanya. "Gimana?" tanyanya lagi.

IGNORANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang