48. All I Ask

18.9K 684 0
                                    

Adam POV

"Siapa dia?"

"Siapa pria itu?"

"Mengapa dia bisa dekat dengan Aren?"

"Ada hubungan apa Aren dengannya?"

Pertanyaan itu terus saja berputar di kepalaku. Jam sudah menunjukan pukul 4 pagi tapi aku masih terjaga. Aku ingin sekali pergi ke apartemen Aren tapi tak lucu jika bertamu di jam seperti ini kan? Pertemuanku kemarin siang dengannya di cafe itu tak dapat kulupakan. Wajahnya, caranya tersenyum, gerakan bola matanya semua terasa sempurna. Hari ini hari Selasa dan pastinya masih banyak pekerjaan di kantor. Aku terus mencoba untuk tidur tapi tak bisa. Tepat pukul 5, aku memutuskan untuk mandi lalu sarapan. Setelah sarapan, aku hanya duduk sambil melihat tayangan televisi. Berita hari ini membosankan sekali. Lagi-lagi tentang wakil rakyat yang ingin memperkaya diri mereka sendiri. Kuraih remote dan mematikan benda elektronik itu. Setengah tujuh, apakah Aren sudah bangun? Entahlah tapi yang pasti aku akan ke apartemennya sekarang juga. Sesampai di sana aku menekan bel beberapa kali hingga...

CEKLEK

"Hooaam." Dapat aku lihat seorang gadis muncul di belakang pintu sambil menguap. Dengan muka bantalnya, ia menyuruhku untuk masuk. Ya, gadis itu adalah Aren. Ia terlihat begitu lucu dan menggemaskan saat ini. Aku duduk di sofa sedangkan Aren berjalan menuju kamarnya. Sudah 15 menit tapi gadis itu tak kunjung keluar. Aku bermain ponsel sambil menunggunya tapi tak ada perubahan. Aku sudah duduk selama 30 menit di sini dan rasanya membosankan. Dengan percaya diri kulangkahkan kakiku ke kamar Aren. Karena pintunya tak dikunci, aku masuk saja. Oh Tuhan, gadis ini! Dia membiarkanku duduk termenung begitu saja sedangkan dia dengan tenangnya melanjutkan tidur? Ingin sekali aku berteriak, "bangunlah tuan rumah, lihat ada tamu di sini!" tapi aku urungkan saat melihatnya tidur dengan sangat nyenyak. Aren bahkan tak menyadari keberadaanku sekarang ini. Pakaian minim yang dipakainya membuatku gagal fokus dalam beberapa detik. Aku tak mempedulikannya dan beralih menatap wajah indah titisan dewi itu. Perlahan tanganku membelai rambut lembutnya membuat aroma bunga mawar memenuhi indera penciumanku, "kau sangat cantik, nona Kusuma." Entah mengapa rasa kantuk akhirnya melanda diriku. Sofa panjang yang berada dalam kamar ini, disitulah aku membaringkan tubuh.

---------------------------------

Mataku mengejap-ejap, mencoba terbiasa dengan sinar yang terang. Mataku langsung mengarah pada ranjang tempat Aren tidur tadi. Tapi sayang, pemiliknya sudah tak di sana. Kududukan tubuh, melihat jam tanganku yang ternyata sudah menunjukan pukul satu siang. Aku baru sadar jika jas, dasi dan sepatu sudah tak melekat lagi pada tubuhku. Rupanya jas dan dasiku digantung pada gantungan pakaian bersama dengan pakaian wanita. Ya aku tahu itu adalah pakaian Aren. Di mana gadis itu sekarang? Aku segera memasang dasi dan memakai sepatu lalu keluar dari kamar ini.

"Kau sudah bangun, Sir?" Astaga! Suara sialan itu mengagetkanku.

"Dion, kau di sini? Kapan? Bagaimana mungkin?" tanyaku pada pria di dekat sofa.

"Tadi nona Kusuma yang meneleponku. Katanya ia ingin bepergian dan melihatmu tertidur di kamarnya. Jadilah ia menyuruhku untuk menunggumu di sini."

"Lalu di mana dia?"

"Dia sedang keluar, Adam. Kau tak mengerti apa yang aku katakan tadi?"

"Ke mana dia?"

"Entahlah. Tadi ada pria yang menjemputnya."

"Pria? Siapa?"

"Aku tak tahu siapa dia. Tapi tampaknya pria itu dekat dengan nona Kusuma."

"Ayo Dion, kita ke kantor." kataku lalu bergegas keluar dari apartemen Aren.

"Hm, selalu saja seenaknya." ujar Dion tapi aku tak mempedulikannya.

Adam POV end.


Setibanya di gedung MLos Corp, Adam langsung menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Hari ini ia hanya mempelajari dan menandatangani dokumen, selebihnya dihandle oleh Dion. Hari yang sibuk di kantor. Adam bahkan makan siang dengan dokumen-dokumen itu. Pukul 4 sore, pekerjaannya telah selesai. Sebuah rekor untuk Adam Falerion Anderson karena bisa menangani pekerjaannya dalam 3 jam. Ia bangga, tentu saja. Ia datang lebih lambat dari seluruh penghuni kantor dan pulang lebih awal. Adam mengendarai mobilnya untuk pulang ke apartemen. Saat akan melewati tower apartemen Aren, matanya menemukan sebuah mobil yang pernah ia lihat. Ah ya, mobil yang menjemput Aren di kantornya waktu itu. Mobil kepunyaan pria pemilik cafe. Benar saja, seorang gadis yang dikenal Adam turun dari sana. Siapa lagi jika bukan Aren? Setelah Aren turun, mobil itu melaju pergi. Entah karena penasaran ataupun hal lainnya, Adam mengikuti ke mana mobil itu pergi. Cukup lama pria itu mengikutinya hingga si mobil berhenti di salah satu rumah minimalis. Tampaklah seorang wanita yang bisa dipastikan berkebangsaan sama dengan pria pemilik cafe keluar dari dalam rumah itu dan masuk ke dalam mobil. Adam terus mengintainya hingga mobil itu kembali berhenti di restoran pasta terkenal. Bisa dilihat, kedua orang yang sedang diintai Adam itu masuk sambil bergandengan tangan. Tak menyia-nyiakan waktu, pria itu segera mengambil foto kebersamaan pria pemilik cafe dengan wanita yang tak dikenal itu.

"Got you!" senyum miring tercetak di wajahnya. Sepanjang perjalanan pulang, Adam sudah yakin kalau Aren memiliki hubungan spesial dengan pria pemilik cafe. Tapi pria itu memiliki kekasih lain. Sungguh malang nasib Aren, pikir Adam. Ia tidak akan membiarkan Aren sakit hati. Adam akan menebus kesalahannya waktu itu dengan menyelamatkan Aren kali ini. Ya, ia akan melakukannya.

Tbc...

My Sexy Little GirlDove le storie prendono vita. Scoprilo ora