My Sexy Lecturer - 1

318K 6.3K 164
                                    

Gedung besar bertingkat delapan itu tampak gagah. Dinding-dinding kokohnya berwarna abu-abu tua, menambah kegarangan dan keperkasaan bangunan itu.

Samantha berlari kecil menaiki tangga. Tidak ada waktu jika ia harus mengantri di lift. Jika mata kuliah yang lain, saat ini ia pasti akan dengan seenaknya masih nyaman di tempat tidurnya.
Tapi mata kuliah yang satu ini tidak akan ia lewatkan sedikitpun. Bukan mata kuliahnya, tapi siapa yang memberikan mata kuliah itu yang membuatnya harus masuk.
Ruang kelasnya berada di lantai tiga. Sam masih harus naik satu tingkat lagi untuk mencapainya.

Dengan mempercepat langkah, ia nyaris berlari menuju ruang kelas yang sialnya berada di ujung koridor.
Beberapa mahasiswa tampak mengernyit heran menatapnya, sebagian lagi mencibir sinis melihat keterlambatannya.

Nafas Samantha terengah-engah ketika membuka pintu ruang kelasnya.

"Nona Samantha. Anda terlambat tiga menit dua puluh lima detik! Silakan duduk. Dan jangan lupa, selesai kelas, anda wajib ke ruangan saya untuk hukuman anda, atau anda harus mengulang tahun depan," suara bass menggema menyambut Samantha.

Ruang kelas hening. Tidak ada satupun yang berani bersuara.
Dengan lesu Samantha mengangguk kecil dan mengambil tempat duduk di dekat Dean yang meringis ke arahnya.

"Maaf, aku tidak menjemputmu. Aku hampir terlambat," bisik Dean sangat pelan.

"Huh!" dengus Samantha sambil mengeluarkan bukunya. Ia kesal. Dean terlambat memberitahu bahwa ia tidak menjemput karena bangun kesiangan.

"Kita lanjutkan!" suara bass itu terdengar lagi, membuat semua perhatian tertuju ke depan.

Samantha menggigit bibir bawahnya dan mengerutkan dahi ketika dosen itu memberikan dua soal yang cukup sulit.
Ia mulai mencoret-coret bukunya, mengerjakan soal itu sambil sesekali mengerutkan kening, berpikir keras.

"Nona Samantha, silakan kerjakan nomor satu!"

Samantha mendongak. Ia melirik ke samping kirinya. Tiga bangku dari tempatnya duduk, tampak Airin masih menarikan pensilnya di buku dengan cepat.

Tidak ada waktu meminta bantuan Airin. Dengan gugup Samantha berdiri. Sekali lagi ia menoleh pada Airin, tepat ketika gadis itu mengangkat wajah dan menatapnya.

"Cepat Nona!" teguran keras itu semakin membuat gugup Samantha.

Dengan gemetar ia mulai berjalan ke papan tulis dan mulai mengerjakan soal pertama.

"Siapa yang bisa soal ke dua?" suara berat itu kembali menggema.
Terdengar langkah kaki mendekat ke papan.

Lalu Samantha menoleh. Di sampingnya Airin mengedipkan sebelah matanya lalu mulai mengerjakan soal kedua.

Ketukan di pintu membuat sang dosen berjalan keluar.
Airin mengulurkan bukunya, menukarnya dengan buku Sam, lalu kembali mengerjakan soal di papan.

"Thanks," senyum Sam lalu dengan cepat menyelesaikan soal yang dikerjakannya. Airin mengangguk membalas senyum Sam dan berbalik ke tempat duduknya setelah selesai mengerjakan soal miliknya sendiri.

Samantha mendesah lega ketika mata kuliah itu selesai. Tidak apa ia menerima hukuman karen keterlambatan tiga menit dua puluh lima detiknya. Setidaknya hukumannya tidak akan bertambah karena ia tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan dosennya itu.

.

..

...

💖💖💖

...

..

.

Dengan dada berdebar, Sam mengetuk pintu coklat gelap itu.
Ia membukanya perlahan ketika terdengar sahutan samar dari dalam.
Tampak dosennya sedang mengoreksi tumpukan jawaban di mejanya.

My Sexy Lecturer (Unpublish sebagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang