0.4. LunatiC : Gadis yang Manis

Start from the beginning
                                    

"Rudi!" Dia tetap tak bergerak dari posisinya. Aku mengambil minyak kayu putih dan membuka tutup botolnya, kemudian mendekatkannya pada hidung Rudi. Tapi, itu sia-sia saja.

Cih, melihat wajah damai nya saat ini benar-benar membuatku kesal. Aku ingin menyiram wajahnya dengan air. Seakan pasrah dengan keadaan, aku duduk ditepi ranjang. Ketika aku melihat sepasang sepatu yang tergeletak di depan kakiku, aku mendapatkan ide yang bagus.

"Baiklah, kau yang memaksaku melakukan ini"

Aku mengambil sepatu itu dengan tanganku lalu mendekatkannya ke hidung Rudi. Tapi percuma! Dia bahkan tidak bergerak sedikit pun meski sepatu itu telah berada didepan hidungnya sejak lima menit lalu.

Buset! Nih orang tidur apa mati?!

"Terserah, aku akan menunggumu dikelas!" Dengan kesal aku melemparkan sepatu itu. Berjalan melewati lorong-lorong sepi menuju kelas.

Aku pikir kesialanku ini akan membuat hariku menjadi buruk, atau membuat kekesalan ku bertambah. Tapi sosok gadis yang sedang menghapus papan tulis kotor dikelasku membuat kekesalanku hilang dalam satu detik.

"Rika? Kau tidak pulang?" Tanyaku.

Rika menoleh pelan, dia melihatku dengan tatapan kaget.

"Kenapa kau membersihkan papan itu? Apa hari ini piketmu?" tanyaku yang hanya dia balas dengan gelengan kepala.

Aku meletakkan tasku di meja. Menghampiri tempat Rika berdiri lalu merebut penghapus papan ditangannya.

"Biar kubantu" kataku. Rika hanya diam saja. Memang sih, selama ini dia tidak pernah berbicara. Tapi aku ingin mendengar suaranya.

Setelah menghapus papan, aku menghadapkan badanku kearah Rika yang sejak tadi berdiri sejauh 30 cm disampingku. Menatapnya dengan canggung, hal yang tidak biasa kutunjukkan pada orang lain.

"Apa kau keberatan jika aku membawamu kesuatu tempat?" tanyaku yang terkesan aneh.

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Dengan gugup melihat reaksi apa yang akan dia tunjukkan setelah mendengar perkataanku. Aku takut dia akan menghindariku lagi. Tapi, anggukan kepala darinya membuat perasaanku menjadi tenang.

***

Dan disinilah aku. Berdiri diatap dengan Rika disampingku sambil menikmati angin segar yang berhembus kencang. Kami berdua menghadap ke Barat, dimana matahari akan tenggelam. Tapi, itu juga membuat kami terkena teriknya.

"Bagaimana menurutmu?" tanyaku. Rika hanya menatapku tanpa berkata apa-apa.

"Apa kau tidak menyukai tempat ini?"

Rika menggeleng.

"Apa? Aku tidak mengerti maksud dari gelengan kepalamu" kataku.

"Bagaimana jika begini," Aku dan Rika berdiri saling berhadapan.

"Anggukan kepala untuk suka dan gelengan untuk tidak, siap?"

Rika mengangguk mantap.

"Apa kau menyukai tempat ini atau tidak?"

Rika mengangguk. Itu membuatku tersenyum senang. Aku teringat sepasang jepit bunga yang kusimpan dalam kantong saat melihat rambut Rika yang berkibar menerpa wajahnya. Aku mengeluarkan sepasang jepit itu lalu memberikannya pada Rika.

"Ini untukmu"

Dia hanya melihatku dengan wajah bingung.

Aku mengambil sepasang jepit itu dan merapikan rambutnya dengan menyelipkan jepit itu pada rambut sebelah kiri dan kanan kepalanya.

"Kau terlihat berantakan, pakailah itu" Ucapku. Rika masih menatapku. Membuatku bingung harus bertingkah seperti apa dihadapannya.

"Tadi aku menemukan jepit itu dijalan, jadi aku memungutnya. Aku baru ingat memiliki jepit itu dikantongku jadi aku memberikannya padamu" aku menjelaskan semuanya seolah bisa membaca pikiran gadis itu.

"Jadi, terima saja pemberianku ini... kau mau?" Tanyaku ragu. Memastikan bahwa aku tidak salah bertindak lagi.

Rika tersenyum lalu mengangguk. Untuk beberapa saat, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Dan tidak bisa berhenti memikirkan banyak pertanyaan tentangnya dalam pikiranku. Tentang siapa Rika? Kenapa dia diam saja? Kenapa dia sendiri? Kenapa dia menghindar dari orang-orang? Dan kenapa semua orang mengatakan dia menyeramkan?

Padahal dia adalah gadis yang manis.

.

.

.

TBC

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now