0.4. LunatiC : Gadis yang Manis

Start from the beginning
                                    

"Siapa maksudmu?"

"Rika"

"Kami tidak dekat," jawabku singkat.

"Tapi kau berbicara dengannya tadi"

"Aku hanya penasaran dengannya. Dia aneh, dia bahkan tidak pernah berbicara sedikit pun..."

Bis yang kami tunggu akhirnya datang. Aku dan Rudi segera naik lalu menunjukkan kartu kami.

"...apa dia bisu?" tanyaku.

Kami memilih berdiri karena bangku dalam bis telah terisi penuh.

"Dan kau tertarik dengan si bisu!"

"Aku tidak tertarik, aku hanya penasaran!" protesku.

"Tidak tertarik katamu? Apa kau tidak ingat dengan kata-kata mu kemarin? Bukankah kemarin kau bilang sedang memikirkannya?" Aku diam seribu bahasa mendengar perkataan Rudi. Itu adalah pernyataan yang ku katakan padanya kemarin, saat aku melihat Rika melarikan diri dariku.

"Tapi, kusarankan agar kau mencari gadis lain.. Kau tahu Rika, 'kan? Sebanyak apapun kau mendekatinya, dia akan tetap mengabaikanmu"

Dan aku ingin membuat argumentasi itu salah.

Rudi memberhentikan Bis di halte yang berbeda. Aku membelalakkan mataku saat Rudi tiba-tiba turun, keluar dari Bis. Lalu aku dengan cepat menyusulnya.

"Kenapa kesini?" tanyaku.

"Lala akan berulang tahun besok, jadi aku ingin membelikannya sesuatu" Jawab Rudi. Kami berjalan sebentar di trotoar lalu memasuki toko aksesoris kecil.

Tokonya lumayan menarik dengan boneka beruang besar yang dipajang dibalik kaca dekat pintu masuk. Dinding toko ini dominan dengan warna merah muda pucat, dan tentu saja banyak aksesoris wanita yang bermacam-macam.

Rudi pergi ke sudut dimana Ia bisa menemukan boneka panda, hadiah untuk Lala-adik perempuannya. Aku rasa aku juga akan memberinya hadiah, jadi aku mencari beberapa aksesoris rambut seperti jepit, atau bando. Ya, itu adalah hadiah yang cocok untuk bocah berusia lima tahun.

Aku menyelusuri tempat dimana aku bisa mendapatkan bando dan jepit. Mengambil barang yang menurutku bagus. Setelah itu, aku akan membungkusnya di kasir.

"Kau sudah selesai berkeliling? Oh, apa yang ada ditanganmu itu?" tanya Rudi dengan boneka panda dipelukannya.

"Ini hadiah untuk Lala" jawabku.

"Whoa... kau perhatian sekali!" Ucapnya dengan senyum menggoda.

"Sudahlah, ayo pulang!" Ajaknya.

Aku mengangguk. Tapi sebelum aku pergi, sesuatu telah menarik perhatianku. Membuatku mengambilnya tanpa berfikir panjang.

***

Aku memandangi benda itu lama. Sepasang Jepit berwarna hijau muda dengan bunga merah jambu sebagai hiasannya. Menerawang benda itu ke langit-langit kamarku.

Ada perasaan tidak enak yang mengganjal di hatiku.

"Erick? Waktunya makan malam! Kau tidak turun?" Aku bangkit dari tidurku saat mendengar suara teriakan Ibu.

'Kenapa ya?' tanyaku pada diriku sendiri sambil masih memandangi jepit bunga yang kubeli tadi sore.

Sesaat kemudian, aku menghela nafas panjang. Membuang perasaan tidak nyaman yang bersarang dihatiku lalu pergi menuju meja makan. Membiarkan jepit bunga merah jambu itu tergeletak tak berdaya diatas ranjang.

***

"Hei, Rudi! Bangunlah! Ini sudah jam pulang!" Aku menggoyang-goyangkan tubuh Rudi yang saat ini berbaring nyaman diranjang UKS. Tapi, dia tidak bergeming sedikit pun.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now