Part 4

59.9K 3.3K 60
                                    

Happy Reading 💞💞💞

Jeslyn memandangi pantulan wajahnya di depan cermin. Dengan menggunakan rok pensil hitam selutut, kemeja biru donker polos dipadukan blazer yang senada dengan warna roknya, ia merasa penampilannya sudah sempurna untuk bekerja hari ini. Bagaimanapun, Jeslyn tidak boleh memberikan kesan buruk di hari pertamanya bekerja.

Perlu waktu satu setengah jam bagi Jeslyn bisa sampai di depan gedung pencakar langit yang berlogokan R di atasnya. Dengan langkah anggun, Jeslyn memasuki kantor itu. Tangannya saling meremas gugup, namun ia masih berusaha menyunggingkan senyum terbaik di hadapan setiap orang yang dijumpainya.

"Permisi! Bisakah saya bertemu Mr.Rutter?" tanya Jeslyn pada seorang wanita seksi yang menurutnya adalah sekretaris CEO perusahaan ini.

"Anda Ms. Hill?"

Jeslyn mengangguk kecil menjawab pertanyaan wanita itu.

"Silahkan masuk! Mr.Rutter telah menunggu anda di dalam." Wanita itu menunjukkan senyum ramah yang juga dibalas serupa oleh Jeslyn. Ia langsung beranjak setelah lebih dulu mengucapkan terimakasih pada wanita itu.

Ketika Jeslyn memasuki ruangan yang ditujunya, ia tidak menemukan siapapun di dalam. Kosong, hanya keheningan yang menyambutnya. Jelas saja hal itu membuat Jeslyn kebingungan, hingga suara bariton dari arah belakang mengagetkannya, "Kau terlambat lima menit, Ms.Hill."

Sontak Jeslyn menoleh ke belakang mencari sumber suara. Matanya terbelalak kaget begitu menyadari sosok pria yang sedang berdiri tegap di hadapannya.

"Kkkaauu!" ucap Jeslyn terbata.

"Senang bertemu lagi dengan mu, Miss Jeslyn Hill." Jeslyn bisa melihat jelas senyum miring tersungging di bibir pria itu. Sukses saja hal itu menerbitkan kembali amarah Jeslyn. Jeslyn menarik napas panjang dengan tangan terkepal kuat berusaha menahan diri untuk tidak mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Aku tidak ada urusan denganmu. Aku hanya ingin bertemu dengan Mr.Rutter." ucap Jeslyn sinis.

"Ternyata kau cukup kolot dalam dunia perbisnisan karena tidak mengenalku," ejek pria itu. Tangannya bersidekap memandang Jeslyn dengan senyum meremehkan. "kalau begitu biar aku memperkenalkan diri. Aku Willy Rutter, CEO sekaligus pemilik perusahaan ini."

Jeslyn hampir menyemburkan tawanya jika saja ia tidak mengingat sedang berada dimana. Gezz, mana mungkin pengusaha tekenal itu adalah iblis di hadapannya ini. Bisa-bisa pegawainya mati muda memiliki atasan sepeti bastard ini. "Jangan bermimpi! Katakan, dimana Mr.Rutter?"

Seolah mengerti dengan ketidakpercayaan Jeslyn, Willy melemparkan sebuah majalah bisnis yang menampilkan wajahnya.

Willy Rutter, pengusaha tampan yang telah mencapai kesuksesan di usia mudanya. Pewaris tunggal perusahaan Rutter International Group itu mampu menciptakan warna baru dalam dunia bisnis saat ini, dan bla.bla.bla-...

Bagaikan disambar petir di siang bolong, Jeslyn mematung memandangi majalah yang baru selesai dibacanya. Bagaimana mungkin kebetulan seperti ini bisa terjadi? Apa yang harus dilakukannya? Tidak mungkin ia bekerja dengan pria iblis seperti Willy. Berkali-kali Jeslyn menelan salivanya dengan kasar seraya memikirkan kelanjutan nasibnya.

"Apa sudah jelas, Ms. Hill?" ucap Willy sarkas, "apa kau masih ingin bekerja di perusahaanku?" lanjutnya lagi menyeringai.

Untuk sesaat Jeslyn tampak berpikir. Perlu waktu lama baginya untuk memproses semua yang baru terjadi di depannya. Pikiran-pikiran buruk mulai menyelinap dalam otak cantiknya. "Katakan, apa yang kau rencanakan sebenarnya?"

Willy semakin melebarkan senyumnya. Jenis senyum yang berhasil membuat perut Jeslyn mulas seketika. Terlebih ketika melihat pria itu sengaja menabrakkan bahu mereka saat berjalan menuju kursi kebesarannya. "Kau terlalu berpikiran buruk padaku. Padahal aku hanya ingin membantumu untuk mendapatkan biaya pengobatan kakakmu."

Eyes On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang