Part 1

341 25 74
                                    

Mimpiku yaitu bahagia denganmu. Jika kamu tidak menginginkanku maka aku akan melupakanmu.

😿😿

Ruangan belajar yang gelap dan sepi itu telah menjadi makanan sehari hari baginya. Untuknya semua orang tidak peka. Dia lebih menyukai menyendiri lalu menghilang dari keramaian. Dia kerap disapa Permata. Namanya itu Permata Fredella Ulani. Ayahnya memberi nama itu supaya permata dapat masuk ke dalam sekolah yang diinginkan ayahnya. Namun Permata gagal dalam tes ujian karena terlalu banyak les yang dia ikuti. Sedangkan Fredella artinya selalu riang , memang benar Permata dulu sangat periang namun berubah setelah dia masuk ke SMA.
Ervin mungkin satu satunya orang yang paling dekat dengan Permata saat ini.

                      🐰🐰🐰

Satu pesan baru
Ervin : Pay, lo mau enggak jadi pacar gue?

Hah?! Ervin? Permata tidak dapat berkata apapun, Permata yang sedang mager di kamarnya yang gelap tiba tiba menjerit.

"Ada apa non?" Teriak bibi cemas mengetuk pintu kamar.

"Engga bi, itu tadi cuman .. serangga."

Wajah Permata berubah menjadi pink.

Aduh gue jawab apa ini? Kok tiba tiba gini ya?

Permata : Iya , gue mau banget.

"Eh kayaknya engga deh, nanti gue dikira murahan lagi." Permata mengapus kata kata itu.

Permata : gue pikir pikir dulu ya!!

"Tapikan gue enggak bisa mikir mikir lagi lha, orang yang gue suka itu lo!" Permata mondar mandir dan kembali menghapus.

Aduh gue harus jawab apa dong? Masa iya gue jawab i love you?

Satu pesan baru
Ervin : Sorry , tadi hp gue dibajak sama temen gue 😂

"What?!! Dibajak??? Gue udah seneng banget, gue kira penantian gue selama ini bakalan cukup sampe disini ternyata gue harus nunggu lebih lama lagi, kenapa gue harus suka sama cowo yang enggak peka kaya lo sih!" Air mata nakal ini mulai berjatuhan.

Putus cinta memang biasa sakitnya jangan lama lama🎵
Dering telphon itu membuat Permata menangis menjadi jadi.

"Ervin?" Nama itu menyesekan dadanya.

Dengan setengah hati Permata mencoba mengangkat telphone dari Ervin.

"Pay? Lo kenapa enggak bales chat gue? Lo sakit ya?" Suara Ervin cemas.

"Enggak"

"Suara lo kaya udah nangis gitu deh, lo kenapa? Maaf gue hari ini enggak ke rumah lo, ak- gue hari ini harus latihan basket. Sebenernya sih gue ogah cuman gue dipaksa. Gue lebih milih ketemu lo daripada main di sini deh!."

"Jangan dateng"

"Kenapa sih lo? Lo baper ya? Itukan cuman TOD doang. Coba vidcall."

"Jangan!!" Tegas Permata.

"Jangan ngambek dong say- Pay, sekarang gue cepet cepet beresin latihannya deh udah gitu gue ke rumah lo! Tunggu ya say-Pay." Ervin tidak memutuskan telphonenya.

1 menit kemudian.

"Jay? Kok masih nyambung sih?"

"Gue nunggu sampe lo putusin telphone gue. Sampe kuota gue abis juga gue tungguin." Rayu Ervin.

"Yaudah gue juga enggak mau mutusin telphonenya. Lagian bukan kuota gue."

"Pay , kejam ih kejam." Rengek Ervin.

"Hahaha see you, bye jay!" Permata memutuskan telphonenya.

FRIEND  ZONEWhere stories live. Discover now