CH6/Part 5 - For a While

Start from the beginning
                                        

Namun apa yang terjadi tidak seperti yang Profesor Kim bayangkan, begitu bertatap muka dengan Minseok, sebuah kepalan tangan menghantam pipi kirinya dengan keras hingga ia terdorong ke belakang, yang membuat Kyungsoo terpaku karena efek kejut.

Pria bermata sipit itu menatap penuh kemarahan pada Profesor Kim yang tengah meringis memegangi pipinya. "Akan kupotong penismu jika kau berani melakukan hal seperti ini lagi." Geramnya.

Profesor Kim memandang bingung padanya, ia tak marah, namun ia tak mengerti mengapa pria yang lebih kecil darinya itu harus semarah itu.

Mengabaikan Profesor Kim, raut wajah Minseok berubah lembut dalam satu detik saat kemudian menoleh pada Kyungsoo. "Aku pulang dulu, sir. Pastikan kau menghubungiku jika terjadi sesuatu." Ujarnya, dan tanpa menunggu respon Kyungsoo, ia mendegus pada Profesor Kim sebelum berlalu meninggalkan ruangan.

Profesor Kim tertegun memandang ke arah pintu, kemudian menyentuh bibirnya, tak ada luka, mungkin hanya akan lebam nantinya.

"Pffft. Hhahahaa...hahahahaa!"

Profesor Kim terlonjak, mendengar gelak tawa yang tiba-tiba memecah keheningan ruangan, mengagetkannya yang kemudian memandang dengan heran, pada Kyungsoo yang tertawa.

"Kau tertawa?" Tuntut Profesor Kim berpura-pura kesal.

Mata bulat Kyungsoo menyipit hingga hampir terpejam selagi memegangi perutnya yang sakit hingga ia berjongkok karena berusaha menahan tawa, yang kemudian tawanya berubah menjadi kekehan geli. Itu lucu baginya melihat Profesor Kim yang hanya terpaku menghadapi kemarahan Minseok.

Kekehan Kyungsoo terhenti saat kemudian menyadari suasana di dalam ruangan menjadi sunyi. Ia mendongak untuk memastikan Profesor Kim masih berada di sana, namun ia bertemu dengan tatapan intens Profesor Kim yang memandang lekat pada dirinya.

"Apa?" Tuntut Kyungsoo bingung.

"Ini pertama kalinya kau tertawa, bukan?" Profesor Kim menjawab Kyungsoo dengan pertanyaan..

Kyungsoo berdeham gugup lalu ia berdiri. Itu benar, ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali ia tertawa. "Lalu?"

Senyum lebar terukir di bibir Profesor Kim. "Tidak ada, aku hanya ingin berkata bahwa aku sangat menyukai suara tawamu."

Kyungsoo terdiam...

...sejenak, sebelum menjawab. "Apa kau sedang merayuku?"

"Apa aku akan mendapat ciuman untuk itu?"

Dan kekehan kembali terdengar dari suara lembut Kyungsoo, sebelum terbungkam oleh bibir Profesor Kim yang menyerang dengan kasar, meraup udara yang keluar dari sela bibir ranum Kyungsoo dan memaksanya untuk terbuka, sementara kedua tangan bergerak lamat di pinggang Kyungsoo lalu meluncur ke pantat, memegangnya di sana kemudian mengangkat tubuhnya, kedua kaki Kyungsoo segera melingkari pinggang Profesor Kim selagi tautan bibir semakin dalam, dan tangan Kyungsoo berpegang di lehernya untuk menahan tubuh.

"Jangan perlakukan aku seperti seorang perempuan." Kyungsoo berbisik di bibir Profesor Kim.

"Aku tidak memperlakukanmu seperti seorang perempuan," Balasnya. "Aku memperlakukanmu sebagai kekasih yang ingin kucumbu." Profesor Kim tersenyum sembari membawa Kyungsoo ke atas ranjang lantas membaringkannya di sana.

Derit ranjang berbunyi hanya dengan gerakan kecil. Ia terkurung di antara kungkungan tubuh besar Profesor Kim, mengintimidasi dari atas dirinya dengan aura mendominasi yang membuatnya tunduk tak berdaya. Ciuman dalam membuatnya lemas, Kyungsoo mengambil napas dari hidung saat Profesor Kim menarik lidahnya, membawanya ke dalam mulut lalu disesapnya seperti lidah Kyungsoo adalah permen kapas, dan Kyungsoo berjengit ketika Profesor Kim beralih menjilat bagian bawah lidahnya, merangsang dengan tekanan sensual, kemudian kembali menghisap ujung lidah Kyungsoo sebelum membawa setengahnya ke dalam mulut, erangan frustrasi terlepas, hanya dengan lidahnya Kyungsoo sudah merasa disetubuhi Profesor Kim, ia merasa suhu kulitnya menjadi panas dan ia tersiksa karena sesuatu dari tubuhnya terasa mendesak ingin keluar. Air liur mengalir dari sudut bibirnya, demikian air mata mengalir ke telinganya, selagi Profesor Kim terus mencumbu lidahnya di dalam mulutnya, lantas Kyungsoo mencengkeram kedua bahu Profesor Kim, mengisyaratkan putus asa atas buncahan rasa yang ingin meledak, berharap Profesor Kim menolongnya untuk melepaskannya dari rasa tersiksa namun nikmat dalam bersamaan yang tak bisa ia tahan lebih lama. Kemudian Kyungsoo mengerti apa yang sudah membuatnya frustrasi kala Profesor Kim mulai menggesekkan tonjolan keras yang membengkak di antara selangkangannya dengan milik Profesor Kim yang juga tak kalah mengeras. Mata terpejam, lidah terlepas dari cumbuan bibir Profesor Kim saat desahan puas mengalun dari tenggorokan Kyungsoo, selagi merasakan gesekkan ke atas dan ke bawah dengan intens meskipun kulit terhalang celana yang mereka pakai. Profesor Kim menjilat sepanjang pipi Kyungsoo hingga ke lehernya, mencari titik sensitif untuk memberikan pelepasan yang Kyungsoo inginkan, sementara gerak pinggangnya terus menginvasi, menekan, menggesek, cepat namun konstan, hingga ia merasakan tubuh kecil di bawahnya menegang dengan suara geraman tertahan di dada sebelum bergetar dalam pelepasannya. Kyungsoo ejakulasi.

Profesor Kim menahan tubuhnya dengan siku selagi menunduk menatap Kyungsoo yang tengah mengatur napas di bawahnya, jari terulur menyeka keringat di keningnya, menjelajah turun ke pipi yang bersemu merah, lalu ke bibirnya yang membengkak basah. Ekspresi melukiskan kekaguman, padanya yang memperlihatkan sebuah keindahan yang eksotis. Mata Profesor Kim beralih ke selangkangan Kyungsoo, lalu ia menarik celana piamanya ke bawah bersamaan dengan celana dalamnya. Basah, dan lengket, namun erotis. Pemandangan itu semakin membangkitkan gairahnya, menjadikannya semakin antusias untuk menyentuh Kyungsoo lagi dan menenggelamkannya dalam kenikmatan bersama dengan dirinya. Perasaan itu membuat Profesor Kim tersenyum heran, seorang pria melihat tubuh pria lain telanjang itu hal lazim, tetapi dari sekian tubuh pria yang pernah ia lihat kenapa hanya tubuh Kyungsoo yang memiliki efek rangsang terhadap dirinya? Inikah stimulasi dari perasaan yang disebut cinta meskipun dia adalah seorang pria? Kyungsoo adalah pria pertamanya, semua yang terjadi dan apa yang dirasakannya adalah hal baru baginya, tentu saja demikian pula dengan Kyungsoo.

Profesor Kim memeluk tubuh Kyungsoo sembari menenggelamkan wajah di ceruk lehernya, menciuminya, menjilati telinganya, namun ia terpaku begitu menyadari tak ada respon dari Kyungsoo, hingga detik kemudian justru terdengar dengkuran halus, lantas ia menarik diri dan kembali tertegun melihat Kyungsoo yang memejamkan mata dengan wajah menunjukkan ekspresi tenang. Dia tertidur. Dengan sangat pulas.

Profesor Kim terkekeh kecil sembari menggeleng tak habis pikir bagaimana Kyungsoo tertidur dalam situasi seperti itu. Lalu ia mencium keningnya sebelum berguling ke samping dan berbaring di sisi Kyungsoo. Ia melihat jarum jam di dinding kayu telah menunjuk angka sebelas, helaan napas bernada lelah terlepas, malam sunyi membuatnya berpikir dalam, tentang bagaimana ia harus mengatasi ereksinya.

.
—————————

To be continue...

090917 | 2304
—————————
.

NOTE :

1. Mmmm. .. Saya gak suka ff sad ending *ngode sambil nyengir bebek*

2. Semua pertanyaan tentang takdir kyungsoo, jongin, dan bahkan chanyeol akan terjawab seiring berjalannya chapter xixixiiii

3. Hierarchy aku nunggu ff ini selesai ╥_╥

4. Untuk Fafaso : untuk ide aku dapet dari mana aja dek, dari baca buku, nonton film, baca² lirik lagu, kadang baca status orang dapet inspirasi kkkkkk. Tapi biasanya kalo dapet ide itu aku campur², contoh ff Red Void ini, ide awalnya aku dapet waktu nonton series bl History : Obsessed, di situ ceritanya si uke sempet liat masa depan dia sama cowok yg dia sukai, si cowok ninggalin dia dgn tunangan sama cewek, sedang dia sendiri mati. Nah krn tergugah aku pengen buat cerita ttg penglihatan takdir begitu, tp cerita spt itu udah banyak, jadi aku mikir gimana caranya ceritaku beda dgn yg sudah ada, tp krn gak nemu ide jadi aku simpen dulu keinginan nulis ff ttg penglihatan takdir ini. Beberapa bulan kemudian aku baca quote China tentang benang merah, terus muncul ide utk menggabungkan dgn ide sebelumnya, jadi aku satuin, penglihatan takdir+benang merah, biar beda lagi, aku jadikan Kyungsoo di sini hanya bisa melihat takdir buruk yg akan menentukan hidup seseorang. Setelah dapet ide, aku tentukan judul, habis itu buat konsep cerita, dari awal sampe ending. Selesai konsep, aku research tentang hal² yg gak aku ketahui, misal dalam ff ini aku research tentang tumbuhan, aku belajar tentang penelitian pertanian itu gimana (kalo ada kesalahan, maklumin saya sarjana sosiologi kekekee), habis itu aku catat. Kalo bahan udah lengkap, baru nulis.

.

Terimakasih sudah membaca...

See you,

Regard : Lien.

.

Red VOID [ Kaisoo ]Where stories live. Discover now