CH6/Part 5 - For a While

Start from the beginning
                                        

Kening Kyungsoo bertaut bingung dengan perubahan raut wajah Chanyeol yang tiba-tiba. Dan, tiga hari yang lalu? Apa yang dia katakan tiga hari yang lalu? Kyungsoo berjengit terkejut saat ujung jari-jari tangan Chanyeol yang sedingin es menyentuh pipinya, menepis segala kemelut pikiran yang tak henti merajut benang kusut dalam benak. Kening Kyungsoo semakin berkerut menyadari tubuhnya yang membeku bak patung, ia tak bisa bergerak, lantas ia menatap Chanyeol menuntut penjelasan atas apa yang telah pria itu lakukan pada dirinya, namun Chanyeol hanya membalasnya dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya. Tetap saja, Kyungsoo melihat rasa sakit yang terlukis dalam senyumnya.

"Pergilah ke dalam kehampaan sang benang merah, bawalah semua kesedihan ke dalam tidurmu sekali lagi, kelak matahari pagi akan membangunkanmu. Selamat tinggal, sayang." Ucap Chanyeol,

—dan mata Kyungsoo terpejam sebelum terjatuh ke dalam kegelapan yang terasa menariknya, lalu detik kemudian ia membuka mata sembari terengah mencoba menghirup napas, tenggorokan terasa kering, kelopak meneteskan air mata meski ia tak sedang menangis, dan lagi-lagi ia tiba-tiba sudah berada di posisi semula, duduk di kursi dengan kepala bertelungkup di atas meja, seolah pertemuannya dengan Chanyeol yang baru saja terjadi hanyalah sebuah mimpi. Kyungsoo terbatuk lalu sembari memegangi lehernya yang terasa panas ia berlari ke arah meja kecil samping ranjang, mengambil gelas berisi air putih di sana lalu segera meminumnya.

Butuh waktu beberapa saat untuk tenang sebelum Kyungsoo bisa mengatur napasnya. Mata merah mengedar ke seluruh ruangan, mencari sosok Chanyeol yang menghilang tanpa jejak. Kyungsoo menghela napas, ia benar-benar lelah, semua yang terjadi membuat jiwa dan raganya lelah.

.
—————————
.

Lonceng di pintu toko berbunyi, kemudian berbunyi lagi, dan berbunyi lagi, pelanggan datang hampir dalam setiap satu menit sekali. Minseok bersyukur Profesor Suho mempekerjakan tiga orang untuk mengisi kekosongan Kyungsoo, jika tidak ia sudah pasti kewalahan melayani pelanggan yang semakin hari semakin bertambah. Tiba pada jam makan siang, Minseok berjalan ke arah pintu untuk menutup toko selama karyawan lainnya sedang istirahat, namun seorang pria masuk ke dalam sebelum ia mencapai pintu.

Minseok tertegun memperhatikan sejenak sebelum menghampirinya. "Ada yang bisa saya bantu, tuan?"

Pria itu menoleh pada Minseok yang kemudian menatap dengan menilai dan menebak siapakah pria yang menyapanya.

"Namaku Kim Jongin. Bisakah kau memberitahu pemilik toko ini bahwa aku ingin bertemu dengannya?" Ujarnya sembari mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan toko dengan mencari.

Minseok diam tak menjawab. Kini dirinyalah yang memandang Kim Jongin dengan menilai, memperhatikan dengan lekat penampilan pria itu— rambut klimis, jaket panjang berwana hitam, kemeja hitam, celana abu-abu, sepatu mengkilat, jam tangan bermerk... dan, ia curiga.

"Aku adalah Profesor di Universitas tempat Kyungsoo bekerja dalam penelitian sebagai pengganti Profesor Suho." Jelas Kim Jongin seolah menditeksi kecurigaan Minseok.

Oh. Minseok terkejut dalam diam.

"Oh!" Lalu ia benar-benar terkejut setelah kemudian mengingat cerita Kyungsoo beberapa hari lalu. Mungkinkah dia yang dimaksud Kyungsoo seseorang yang memiliki perempuan? Jika begitu maka dia adalah penyebab Kyungsoo mengurung diri di kamarnya selama berhari-hari? Kini cara pandang Minseok pada Kim Jongin berubah, ia pun menatap masam padanya.

"Dia sedang berada di rumahnya." Tukasnya.

"Bukankah di atas?"

Dan kening Minseok bertaut saat Kim Jongin memberi isyarat ke atas dengan matanya. Dari mana dia tahu?

Red VOID [ Kaisoo ]Where stories live. Discover now