10. Sensitif

12K 513 15
                                    

=> 10. Sensitif. <=






***

Ken itu nggak terbiasa jelalatan lihat body seksi sekalipun nggak ada Dara bersamanya. Ken juga nggak pernah menanggapi segala bentuk pendekatan dari para cewek-cewek yang ada di kampusnya. Ken itu lempeng kalau di luar rumah. Hanya di rumah saja di bisa berubah jadi kekanakan dan manja dengan Dara.

Yang Ken herankan, Dara kok tiba-tiba saja cemburu. Ken nggak tau apa penyebabnya. Mereka kini tengah berada di sebuah supermarket untuk belanja bulanan, dengan Hana berada di gendongan Ken, tampak nyaman dalam gandongan papanya.

Dara cemberut, matanya sudah berkaca-kaca siap menangis. Ken hanya bisa meringis, sedikit heran dengan tingkah Dara yang nggak biasa itu. Dara itu dewasa, yang jelas selama mereka menikah Dara bersikap manja bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan Ken yang manja.

“Kamu kenapa sih Ra? Kita diliatin orang-orang lho.” Ken berkata lirih. Berharap dengan begitu Dara bisa mengerti.

“Katanya nggak pernah ngelirik cewek lain,” sinis Dara. “Itu tadi yang tiba-tiba megang-megang tangan kamu itu siapa?”

Ken menghela napas. “Sayang,” panggilnya lembut. “Aku kan udah bilang itu tadi temen di kampus, dia juga bilang begitu kan? Orang dia pegang tangan aku karena kita salaman, aku nggak boleh salaman gitu? Nggak sopan lah sayang, kita di Jogja bukannya di Kanada.”

Dara menghela napas. “ Maaf, aku nggak tau kenapa sekarang jadi super sensitif bawaannya pengen marah terus padahal aku udah nggak mens.”

“Udah nggak papa.” Ken merangkul Dara dengan sebelah tangannya.

“Biar aku yang gendong Hana,” ucap Dara dan Ken memberikan Hana pada Dara.

Mereka lalu membeli beberapa perlengkapan untuk persedian sebulan ke depan mulai dari perlengkapan mandi sampai dapur. Nggak terlalu banyak karena harus dikondisikan juga dengan kantong mereka yang sudah pas-pasan.

Dara memberi instruksi dan Ken yang mengambil barangnya. Dara tersenyum tanpa sadar. Ken nggak pernah sekalipun menemaninya belanja sebelum ini. Dara bahkan masih ingat waktu terakhir kali dia belanja pada akhirnya dia malah bertengkar dengan Ken.

Selesai berbelanja di supermarket, mereka langsung kembali ke apartment. Sebenarnya Ken ingin mengajak Dara makan di luar sesekali, kencan maksudnya. Tapi, karena uang mereka yang memang menipis dan setelah berdebat panjang dengan Dara akhirnya Ken mengalah dan memilih pulang bersama Dara.

“Eh sayang lupa beli apel ya?” tanya Ken diperjalanan menuju apartmentnya sambil memeriksa belanjaan yang dibawanya. Dara yang berjalan di depan menoleh.

“Di rumah bukannya masih ada?”

“Abis, kan tadi malam dipake buat suap-suapan itu. Lupa?”

“Nggak tau, kan kamu yang tiba-tiba nyuapin apel. Abis itu kan aku belum liat kulkas, orang tadi pagi kamu yang masak.”

Ken mengangguk. “ Iya, ya. Trus gimana?”

“Udah ntar sore aja kita beli, sambil jalan ke taman. Belum pernah kan kita bertiga jalan ke taman padahal tamannya deket.”

“Yaudah.” Ken menurut lantas mereka melanjutkan langkah.

Saat mereka hampir sampai di apartment, tiba-tiba muncul seorang wanita dari balik pintu apartment di sebelah apartment mereka, terlihat tergesa dan entah sengaja atau nggak malah menabrak Ken. Ken misuh-misuh dong tentu saja.

“Kalo jalan liat-liat dong!” bentak Ken pada orang itu.

“Eh maaf,” ucap wanita itu santai. “Jadi berantakan ya,” ucap wanita itu lalu membantu Ken membereskan kantung kresek yang tercecer.

Freak AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang