11. Istirahat

7.2K 1.2K 173
                                    


Bayu menyipitkan mata saat melihat kakak kelas pujaan hatinya sedang makan bakso di kantin bersama Jaguar.

Eh, Januar. Apa Junaedi? Ah, Bayu tidak ingat. Dan, tidak peduli juga!

"Syim, ayo kita makan di sana." Bayu menunjuk meja Raya dengan dagunya.

"Lo serius? Tapi, Kak Raya lagi sama Kak Januar. Dia galak, Bego!"

"Nggak peduli. Yang penting, gue nggak akan ngebiarin mereka berduaan aja. Karena yang ketiga tuh setan!"

Hasyim berdecih. "Kalo lo dateng ke sana, lo akan jadi setannya."

"Iya juga, ya."

Ah, bodo amat!

Bayu tetap melangkah mantap ke meja Raya dan Januar. Hasyim mengikuti perlahan di belakang Bayu sambil beristigfar sebanyak mungkin. Hasyim memang tidak kalah religius dari Bayu.

Bayu berdeham, menaruh mangkuk baksonya di meja, lalu duduk di sebelah Raya. "Semalem gimana? Mimpi indah nggak, Kak?"

Raya terlihat kaget, ia hampir saja tersedak bakso. "Eh, Bayu. Kok lo makan di sini?"

"Nggak boleh?"

"Bo-boleh."

"Ya udah." Bayu tersenyum. Ia beralih melihat Hasyim yang masih berdiri. "Duduk, Bro! Tuh di samping Kak Jaguar kosong. Sayang kalo nggak diisi."

"Oke, Bro." Hasyim duduk dengan perasaan was-was.

"Jaguar? Woy, nama gue Januar!"

"Ah, sori. Tadi gue typo nyebut nama lo, Kak." Bayu meringis. Tapi, ia tidak terlihat menyesal.

"Typo nyebut? Ada gitu, Bay?" Raya terkekeh geli.

"Ada, dong." Bayu ikut terkekeh. "Kak Raya, nanti pulang sekolah mau bareng gue?"

"Hah?"

"Nggak naik angkot, kok."

Raya tersenyum lebar. "Oh, oke!"

"Gue bawa sepeda. Sehat, 'kan?"

Seketika, senyum Raya pudar.

[]

Huaaa baru sadar cerita ini gemesin banget wkwk #pede

Younger Than Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang