4. Parkiran

9.6K 1.6K 130
                                    


Raya duduk di atas motor temannya sambil bermain ponsel. Orang yang dari tadi ia tunggu, belum juga datang.

"Lo serius, Ray?"

Raya menoleh. "Hah? Apa?"

"Bayu suka sama lo?"

Raya mengangguk. "Manis, ya?"

"Tuh bocah butuh gue kasih pencerahan. Apa dia nggak sadar, kalo lo lebih TUA dari dia?"

Raya kini memandang teman lelakinya itu dengan kesal. "Tua, ya?"

"Iya, lah. Lo kakak kelas dan beda dua tahun sama dia."

"Januar yang lahirnya bulan Oktober, beda dua tahun itu masih wajar. Lagipula, gue butuh hiburan di tahun terakhir ini." Raya tersenyum manis, sambi melepas ikat rambutnya.

"Wow, wait. Lo mau main-main sama bocah itu? Ngapain? 'Kan ada gue!"

"Lo? Jangan mimpi." Raya terkekeh, meninju Januar cukup kencang.

"Lo gantungin gue hampir tiga tahun, dan sekarang malah mau main-main sama bocah ingusan. Astaga, untungnya gue orang yang sabar." Januar mengusap dadanya dengan wajah nelangsa.

"Jan, gue udah nolak lo hampir sepuluh kali. Move on, dong!" Raya terkekeh.

"Gue bukan tipe cowok gampang nyerah, Ray. Lo harusnya ngerti."

Raya menggeleng, menepuk bahu Januar. "Apa perlu gue comblangin ke pembantu gue yang lagi jomblo?"

"Ray..." Januar menahan emosinya sekuat mungkin.

"Kak Raya!"

Raya tersenyum pada lelaki yang memanggilnya dengan keras. Sambil menahan tawa, Raya berbisik pada Januar, "Kalo Bayu ngebosenin, lo mungkin akan gue pertimbangkan."

"Dasar ratu tega." Januar menghela napas, menatap Raya yang menghampiri bocah kelas sepuluh itu.

[]

Younger Than Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang