Dokter dan beberapa suster yang memeriksa Mingyu keluar ruangan.

Aku kemudian membersihkan ruangan Mingyu. Aku menemukan tas Mingyu yang dibawa saat itu. Ada buku didalamnya.

Aku membuka buku itu perlahan duduk di samping ranjang Mingyu.

Ternyata itu buku Diary Mingyu. Aku membaca pada halaman terakhir.

Dear Diary
Tzuyu..
Sampai detik ini aku masih mencintaimu.
Aku ingin kau tidak melupakanku, asal kan kau tahu? Kau pasti berpikiran aku dan Pinky akan jadian.
Tidak, aku tak mencintainya.
Aku menganggapnya sebagai adikku, hanya itu saja.

Dan pasti kau tak percaya jika tadi, ia mengungkapkan perasaannya padaku.
Jujur aku tak mencintainya, jadi aku menolaknya.

Dia menangis kemudian meninggalkanku, apa aku salah?
Percuma saja jika aku menerimanya tapi tanpa ada rasa cinta.

Seperti saat itu, kau menerimaku tanpa rasa cinta.

Tzuyu..
Aku ingin kau memperhatikanku, kau bahkan akhir akhir ini sering lupa denganku.
Aku sudah berusaha perlahan melepaskanmu dan menganggapmu sebagai adikku.

Saranghae Chou Tzuyu.

Aku menangis membaca diary Mingyu, semua isinya tentangku.
Ada beberapa foto yang terselip di Diary itu,

 Ada beberapa foto yang terselip di Diary itu,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menggenggam tangan Mingyu erat, beberapa tetes air mataku mengenai tangan Mingyu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menggenggam tangan Mingyu erat, beberapa tetes air mataku mengenai tangan Mingyu.

Aku benar benar terharu membaca diary Mingyu.

"Bangunlah, aku akan memperhatikanmu. Aku tak akan melupakanmu. Kita kembali seperti dulu."

"Kumohon bangunlah Kim Mingyu hiks.."

Hingga ada yang mengetuk pintu.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuklah." ucapku.

"Tzuyu?." panggil seorang yeoja.

Aku membalikan badan.

"Eunha..hikss." aku memeluk Eunha erat.

"Tenanglah, aku yakin dia kuat." ucap Eunha menenangkanku.

Aku menyuruh Eunha duduk di sofa.
Aku menceritakan semua yang terjadi.

"Kau sendirian?"

"Iya, Kyung oppa tidak ikut dia ada urusan mendadak."

"Ahh, apa kau dapat undangan?."

"Tentu, aku pasti datang ke pernikahan Yuju."

Saat kami sedang asik bercerita, aku sempat melirik Mingyu. Dan benar ia menggerakan jarinya.

Aku segera menghampirinya.

"Mingyu kau sadar? Ini mustahil, dokter bilang kau akan sadar beberapa hari kemudian tapi ini baru sehari."

Aku dan Eunha hanya saling memandang dan juga memandang Mingyu.

Mingyu mulai membuka matanya perlahan.

"Eunha tolong jaga dia, aku akan memanggil dokter."

Eunha hanya mengangguk mantap, aku pun berlari mencari dokter yang menangani Mingyu.

Hingga aku bertemu dengan dokter, aku menceritakan semuanya kemudian dokter itu ikut berlari menuju ruangan Mingyu.

Dokter itu kemudian memeriksa keadaan Mingyu. Aku dan Eunha hanya dapat menatap Mingyu.

Aku dan Eunha kemudian menghubungi sahabat sahabat kami bahwa Mingyu sudah sadar.

"Ini mustahil, tapi ini benar benar keajaiban. Jadi besok dia boleh dibawa ke Korea."

"Benarkah?." ucapku dan Eunha.

Aku sudah memutuskan tidak mau melanjutkan kuliah disini, dan eomma dan appaku menyetujuinya.

Mereka menyetujuinya karena takut apa yang terjadi dengan Mingyu, terjadi juga padaku.

Mina datang dengan membawa makanan. Kami semua senang Mingyu sudah sadar hanya saja Mingyu belum dapat bicara, ia hanya bisa mengangguk dan menggeleng.

"Mina eonni, aku pergi sebentar untuk menemui teman appa. Kuliahku dan Mingyu akan dicabut dan dipindah ke Seoul. Maaf karena badu meberitahumu."

"Benarkah? Lalu aku? Kalau begitu kau bilang saja sekalian milikku."

"Tapi eonni, bagaimana jika appamu tak setuju. Ia pasti setuju, karena beberapa hari ini aku mengeluh karena jauh darinya."

"Baiklah aku pergi dulu, Euhna aku pergi dulu yha."

"Ah ne, hati hati." ucap Eunha yang masih berusaha membujuk Mingyu untuk makan bubur.

Aku pun segera pergi.

◇◇◇◇◇◇

Hingga aku sampai di apartement, aku merapikan semua barang milikku dan Mina eonni.

Tak lupa aku beralih ke apartement Mingyu untuk membereskan barang barangnya.

"Lelahnya..."

Aku menyuruh petugas apartement membawakan semua barang menuju lobi.

Aku pun naik taksi bahkan aku membutuhkan 2 taksi, tak lupa aku juga sudah membeli tiket kepulangan kami.

Aku juga memberi tahu semua sahabatku mereka tampak senang karena kepulanganku.
.
.
.
.
.
.
TBC

OK alurnya kecepetan yha,maapin. Gaje yha ceritanya. Maklumin aelah.

Jangan lupa VOMMENT!!

BYEE..♥♡👋👋

⇜ SIGNAL ⇜Where stories live. Discover now