Part 24 : Rumah Hantu

31.2K 1.8K 150
                                    

"Agni, nanti sore kita pergi ke yuk !" ajak anna

"Kemana?"

"Mall season" jawab anna

"Ada acara apa di sana?"

"Kamu kan suka tuh sama yang berbau Horror. Nah, di season ada rumah hantu"

"Rumah hantu?" aku mengernyit

"Iya"

"Memangnya kamu berani masuk ke rumah hantu. Kalau aku sih tak masalah, aku suka dengan sesuatu yang berbau horor seperti itu" aku nyengir

"Antara berani dan tidak berani sih, tapi kalau kamu ikut aku jadi tidak terlalu takut"

"Terserah kamu deh an, aku ngikut aja"

Teman ku anna, dia berniat akan mengajak ku ke sebuah mall. Dia berniat untuk mengunjungi rumah hantu di salah satu mall di bilangan jakarta barat. Anna tampak antusias mengajak ku ke tempat tersebut, mungkin ini adalah kesempatan baginya bisa masuk ke dalam rumah hantu.

Anna, gadis itu sangatlah penakut. Jangankan melihat sosok tak kasat mata, menonton film horor pun ia bisa berteriak dengan suara keras.

Anna tahu, kalau aku adalah gadis yang tak takut dengan sesuatu yang berbau supranatural semacam ini. Maka dari itu, bila ia bersama denganku masuk ke dalam rumah hantu. Perasaan takutnya agak sedikit menghilang.

°°°

Jam setengah lima sore, kami sudah berada di lantai atas pusat perbelanjaan tersebut. Anna saat itu mengajak satu teman lagi. Bella namanya, aku mengenal nya juga tapi kami kurang begitu akrab.

Bella adalah gadis yang angkuh menurut ku. Berbeda dengan anna yang percaya kalau aku ini bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata. Bella malah mencibir ku aneh, dia selalu berkata bahwa yang aku lihat hanyalah sebuah halusinasi dan bukan sesuatu yang nyata.

Jujur, aku selalu tak suka dengan perilaku bella. Tapi karena kami semua adalah tetangga di area rumah. Mau tidak mau, setiap hari kami selalu bertemu.

Aku jarang sekali menyapa nya, jika ia yang menyapa duluan aku hanya membalas nya dengan ucapan basa-basi saja. Tapi kalau ia tak menyapa, aku tak mau berbicara dengan nya. Menghindar adalah salah satu cara jitu, agar terhindar dari cibiran pedas yang biasa di ucapkan bella.

"Kamu kenapa ajak dia kesini juga?" tanya ku kesal

"Dia yang mau ikut. Masa iya aku nolak" ujar anna

Aku berdecak kesal, melihat bella ikut bersama kami. Anak skeptis seperti dia tumben sekali mau ikut masuk kedalam rumah hantu. Dia kan sering berkata padaku, kalau ia tak percaya dengan sesuatu yang berbau astral seperti ini.

Ku tatap bella lekat-lekat. Ia memakai baju dengan potongan sampai atas perut, memamerkan bentuk perut yang menurut nya ideal. Dengan celana skinny jeans berwarna hitam. Bella lebih tampak seperti seorang model di banding kami berdua yang terlihat seperti pelajar pada umumnya.

Dengan baju T-shirt dan dengan celana jeans belel biasa.
Di areal rumah hantu, terdapat beberapa diorama di depannya. Ada tiga patung mannequin terpasang dengan berbagai gaya.

Indigo Stories - Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang