Part 7 : Tuyul. bag 1

61K 3.3K 372
                                    

Rumahku terletak di pemukiman padat di Kota Jakarta Utara.

Rumahku lumayan luas, ada tiga kamar tidur yang berada ditengah, satu kamar tidur dipaling ujung rumah, di depannya ada sebuah ruang tamu , ruang keluarga, ruang makan, dapur dan kamar mandi.

Aku tidur sendiri, satu kamar yang lain ditempati oleh adik laki-laki ku, satu lagi untuk adik perempuan dan kamar lainnya ditempati oleh orangtuaku.

Kerjaanku dirumah hanya menonton tv dan membantu ibu membereskan dagangan sayur nya.

Aku jarang bermain keluar rumah, karena aku tidak punya teman disekitar sini. Disekolah saja aku jarang mempunyai teman apalagi dirumah.

Hingga membuat tetanggaku selalu membicarakan ku, mereka bergossip ria tentangku yang menurut mereka sangat aneh.

Aku sangat pendiam, tak banyak bicara dan katanya tatapan mataku juga sangat misterius.

Cih! Apa yang salah dari tatapan mataku? Tiap-tiap orang memiliki tatapan mata yang berbeda kan, tidak semuanya sama.

Aku tak mengganggu mereka tapi mereka selalu mengganggu dengan ucapan yang mereka lontarkan.

Beruntungnya aku memiliki sifat yang kelewat cuek, aku tidak perduli dengan omongan orang.

Toh, ini hidupku, aku yang menentukannya, persetan dengan omongan tetangga yang mencibirku aneh.

Urusi saja hidupmu sendiri, jangan mengurusi hidup orang lain. Umpatku dalam hati.

                               °°°

Beberapa waktu berselang, wilayah rumahku digemparkan oleh fenomena hilangnya uang warga, yang disebabkan oleh tuyul.

Katanya ada tuyul yang masuk kerumah mereka dimalam hari ketika para warga sedang terlelap tidur.

Orangtuaku menanggapinya dengan santai, tidak panik seperti tetangga ku yang lain. Karena sejak lama, ayahku selalu menyimpan uangnya dibank, dia jarang menyimpan uang didalam lemari pakaian seperti kebanyakan orang.

Saat disuruh ibu membeli minyak goreng, aku mendengar dari beberapa tetangga yang sedang bergosip diwarung, kalau tuyul itu tidak akan mengambil uang jika dia diberikan sebuah kaca, mainan anak-anak dan sebuah baskom berisi yuyu.

(Dalam bahasa jawa disebut yuyu, yuyu adalah kepiting sawah yg berukuran kecil)

Kalau diberikan benda-benda tersebut, maka tuyul akan bermain dengan benda itu dan melupakan tugasnya, sehingga ia tidak mengambil uang milik warga.

Aku pun ikut mengangguk-angguk mendengar percakapan ibu-ibu itu. Siapa tahu bisa bermanfaat jika aku bertemu tuyul.

"Agni, nanti ajak adikmu ngaji yah. Di tempat nya pak Mukhlis!" suruh ibu

"Pak mukhlis yang mana bu ?" tanyaku bingung

Karena aku baru ditempat ini, apalagi aku jarang bersosialisasi jadi aku tidak tahu siapa saja tetangga dan warga disekitar rumahku.

"Yang tinggal dibelakang rumah kita lho, dia buka tempat ngaji dirumahnya" ucap ibu

Aku pun manut.

Indigo Stories - Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang