0.1. LunatiC : Beban Hidup

Start from the beginning
                                    

"Aku tidak peduli dengan itu karena aku selalu kesini sendiri. Yang selalu kunikmati adalah angin segar yang mendukung aktivitas tidurku" jawabnya dengan alasan yang sama.

"Ah, sepertinya aku ingin tidur sekarang!"

Apa dia bercanda?

"Rudi, jika aku boleh tau... apa yang terjadi jika kau tidak tidur disekolah?" tanyaku.

"Aku mengantuk!"

Kentut ya bau!
Maksudku, aku tahu jika tidak tidur pasti mengantuk. Tapi tidak adakah alasan lain yang lebih dari itu? Sudahlah, aku juga yang bodoh karena menanyakan pertanyaan seperti itu.

"Memangnya kenapa?" tanya Rudi.

"Tidak, lupakan saja" kataku singkat.

"Ayo kita kembali! Jika berlama-lama disini aku bisa tidur sambil berdiri" ajaknya.

Aku pun mengiyakan dan mengekor dibelakangnya.

***

Ketika kami sampai pada pertengahan tangga kedua, kami mendengar suara dentuman dan suara orang berbicara. Aku menghentikan langkah saat Rudi mengisyaratkan padaku untuk berhenti. Kami pun bersembunyi di tangga dan melihat apa yang terjadi.

Aku mengintip sedikit dari tempat persembunyianku. Hal yang dapat kulihat adalah sekelompok siswa sedang memukul siswa lain yang duduk tidak berdaya di lantai. Tetapi meski dipukul oleh tiga orang sekaligus, siswa itu masih bisa tertawa. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa mereka terlibat dalam sebuah perkelahian atau semacamnya?

"Ayo, ayo pukul aku lagi! kalian masih belum puas kan?? aku yakin itu! ayo!"

Aku bisa mendengar suara mereka meski samar karena kami bersembunyi tak jauh dari kejadian itu. Setelah kupikir kembali, aku yakin jika ini bukan perkelahian, tetapi pem-bully-an.

"Dasar gila!"

"Makan ini!" suara gedebuk keras yang kudengar membuatku menelan ludahku sendiri.

Aku merasa seperti seorang pengecut saat ini. Aku tidak tega mendengarnya, tapi tidak bisa membelanya begitu saja. Aku juga tidak mau memiliki masalah di hari pertamaku.

"Hei, kenapa kalian berhenti?! Kalian masih belum puas kan?!"

Setelah itu, aku mendengar suara langkah kaki tak beraturan yang terdengar semakin jauh.

Aku dan Rudi keluar dari tempat persembunyian kami. Menghampiri siswa dengan luka memar yang duduk sambil mengucapkan "Hei, kembali! Pukul aku lebih keras!" berulang kali. Aku menatapnya dengan tanda tanya besar dikepalaku, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa ini?" tanyaku.

"Hal ini sudah biasa terjadi," jawab Rudi.

"Hei, apa yang terjadi padamu?!" Rudi membungkuk dan membantu siswa itu berdiri.

"Sudah kubilang untuk tidak berurusan dengan mereka, apa kau tidak bosan seperti ini?!"

"Rudi, aku menyukai mereka! Mereka selalu memukulku... itulah kenapa aku menyukai mereka..." jawabnya.

"Kau memang aneh, perlakuan mereka lah yang membuatmu menjadi seperti ini! Ayo, kami akan membawamu ke UKS!"

Kami membopong tubuh siswa itu. Membantunya berjalan menuju UKS di lantai 1.

"Apa hal seperti ini wajar terjadi?" tanyaku kepada Rudi.

"Hal ini memang biasa terjadi, mungkin juga bisa dibilang wajar.." Jawab Rudi.

"Lalu bagaimana tanggapan para guru?"

"Memangnya mereka harus melakukan apa?"

"Tidak mungkin kan jika mereka diam saja!"

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now