Part 4 - Kak Maura

111K 5K 130
                                    

Nb: Maura dan Manda itu sama ya, coba cek chapter cast di situ ada nama lengkapnya:)

#HappyReading!

"Lo serius nggak apa-apa, Nat?" Tanya Winda melihat kondisi temannya yang sangat mengenaskan itu.

Natasha hanya menggeleng, jujur saja seluruh badannya terasa remuk. Apalagi pantatnya yang berdenyut nyeri karena mencium kerasnya lantai.

Kring! Kring!

"Wah, udah masuk nih kelas gue. Ada ulangan harian juga habis ini." Kata Winda ketika mendengar bel sekolah menandakan jam istirahat telah selesai.

"Lo balik dulu aja nggak apa-apa, Win." Kata Resha.

"Oke, gue balik ya? Nggak apa-apa kan, Nat?"

Natasha hanya menggeleng, gadis itu tidur dengan muka menghadap tembok dan membelakangi dua temannya.

"GWS, Nat." Ucap Winda sebelum benar-benar meninggalkan UKS.

"Lo nggak mau makan apa-apa nih, Nat?" Tanya Resha memecah keheningan di antara keduanya. Karena sedari tadi suasana terasa sangat canggung.

Natasha hanya menggeleng dengan muka menghadap tembok.

"Gue laper nih, gue ke kantin dulu beli bakso ya. Nggak apa-apa kan gue tinggal sebentar?" Tanya Resha dan diangguki oleh temannya itu.

Dengan semangat Resha bangkit dari kursi dan langsung berlari menuju kantin untuk mengisi perut.

******

"Wah bro, katanya lo habis jatuhin ketos ya?" Tanya Adrian ketika melihat temannya memasuki kelas dengan langkah yang terlihat cool kalau kata cewek-cewek di sekolahnya, kecuali Natasha pastinya.

Nathan hanya diam dan mulai membuka bukunya untuk belajar sebentar sebelum ulangan harian dimulai.

Saat matanya tak sengaja menangkap sosok Winda memasuki kelas. Ia sontak berdiri menghampiri gadis itu.

"Dia sendirian?" Tanya Nathan dengan nada datar.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Winda yang kaget karena tiba-tiba Nathan menghampirinya.

Tanpa berkata apapun lagi Nathan segera berlari keluar kelas, bahkan gurunya yang sudah di ambang pintu memanggilnya dan tak digubris oleh cowok itu.

"Lah? Nathan mau ke mana? Ini ada ulangan harian lho?" Tanya Pak Toni, guru yang mengajar matematika peminatan di kelas Nathan.

Pak Toni menatap Adrian selaku teman yang sangat dekat dengan Nathan sejak TK. "Nathan mau ke mana itu, Yan?"

"Nggak tahu, Pak." Jawab Adrian yang juga heran dengan sikap Nathan yang tiba-tiba.

******

Natasha hendak bangun dari posisi tidurnya. Tapi tidak jadi karena sebuah bayangan yang menampilkan siluet laki-laki tinggi hendak membuka pintu UKS.

Cklek.

"Nat?" Nathan mencoba memanggil nama gadis yang tengah tertidur dengan muka menghadap tembok. Karena cowok itu melihat napas gadis itu teratur, Nathan mengira Natasha tertidur, padahal tidak.

"Sorry banget gue nggak sengaja jatuhin lo begitu aja." Ucap Nathan dengan nada suara khas miliknya, datar. Tapi kali ini Natasha agak terkejut karena seorang Nathan yang tidak pernah berucap lebih dari tiga kata pada orang yang nggak begitu kenal, tapi kini cowok itu berucap sembilan kata padanya.

Setelah berkata seperti itu, Nathan berjalan ke arah kotak P3K yang tertempel di dinding UKS. Ia mencari-cari obat yang cocok untuk menghilangkan rasa berdenyut pada tubuh Natasha yang tadi sempat mencium kerasnya lantai.

Tak

Nathan meletakkan obat pereda nyeri ke atas meja UKS di samping ranjang yang dihuni Natasha.

Dia tidak berkata apa-apa lagi dan cowok itu kembali ke kelasnya.

Setelah dirasa Nathan sudah pergi cukup jauh, Natasha bangkit dari posisi tidurnya seraya meringis.

Ia mengambil sebuah obat yang tadi diambil Nathan dari kotak P3K.

"Es batu, lo tuh nggak bisa ditebak tahu, nggak sih! Suka sebel gue jadinya apalagi lihat wajahnya yang datar persis banget kayak triplek. Auranya juga kayak ada di kutub." Kata Natasha ketus.

"Woi, Nat. Tadi Nathan ke sini ya?" Tanya Resha yang tiba-tiba muncul dari pintu UKS.

"Astaga! Lo ngagetin gue aja." Natasha melirik ke arah wajah sahabatnya yang rada Lola itu.

"Wah, apa tuh? Obat ya? Sana pake, gue keluar dulu." Ucap Resha yang tadinya sudah masuk UKS kini keluar lagi menunggu Natasha memakai obat untuk nyerinya.

Lima menit kemudian, Resha kembali masuk dan berkata, "kayaknya Nathan suka sama lo deh, Nat."

"Ngawur aja lo! Mana mungkin orang kayak dia bisa punya hati? Apalagi punya perasaan untuk seorang perempuan? Kayaknya nggak deh. Lihat nih dia nggak berperasaan ngebanting gue ke lantai." Kata Natasha panjang lebar, dengan muka bersungut-sungut.

"Iya-iya. Ketos mah bebas."

******

Kring! kring! kring!

Bel tanda KBM hari itu sudah habis berbunyi. Semua siswa siswi di SMA  itu bersorak gembira.

Natasha yang ingat akan ada rapat OSIS sehabis KBM bersusah payah turun dari ranjang UKS.

"Ya ampun Nat, rapatnya ditunda aja dulu, lo kan lagi sakit." Kata Resha melihat temannya dengan miris.

"Jangan, Res. Gue nggak apa-apa kok." Ucap Natasha. Gadis itu menggulung rambutnya sampai atas, lalu menyampaikan tasnya ke bahu.

"Ayo kita ke ruang OSIS."

******

Sehabis  rapat OSIS, Natasha lalu pulang diantar Resha karena mobilnya ia suruh untuk dikembalikan ke rumah.

Sesampainya di dalam rumah, ia bertemu Manda, sang kakak yang tengah bersantai di ruang TV.

"Udah pulang nih, Bu ketos?"

"Hm."

"Btw lo kenapa sih kok berantakan banget."

"Nggak apa-apa."

"Ck. Ke taman kota yuk, Nat." Ajak Manda tiba-tiba yang membuat Natasha yang baru saja menempelkan badannya ke kasur terkejut dan menoleh ke arah sang kakak.

"Ngapain tiba-tiba ngajak ke taman kota?" Tanya Natasha curiga.

"Ya ada lah, urusan gitu biasa gue kan orangnya sibuk."

"Gih sana ganti baju, gue tunggu di garasi."

Natasha hanya memutar bola matanya kesal, tapi menurut apa yang dikatakan kakaknya.

Sepuluh menit kemudian, Natasha siap dengan penampilannya yang santai dengan kaos putih pendek, tartan pantai beserta sneakers putih kesukaannya.

"Ma! Maura sama Natasha jalan dulu ya!" Kata Manda dengan suara keras dan dibalas iya oleh Naya.

"Ayo kita pergi, let's go!"

******

Haiiii! Aku update nih

Jangan lupa vote and coment yaaa

Thanks and see you on the next chapter❤️

TBC,

Ice Prince (OPEN PRE ORDER)Where stories live. Discover now