"Nanny, I din't ----"



"Who give permission to call me nanny hun? Alex? "




Terdiam terus wanita itu. Dapatku dengar dengusan halus dari wanita itu.
Namun,pandanganku pada wanita itu serta merta digantikan oleh Alexander bila dia berdiri di hadapan wanita itu.




Sekarang,aku rasa menyesal mengenangkan ciuman yang pernah berlaki antara kami. Rasa nak ludah balik!!!




"Nanny, please jangan masuk campur hal saya...I know what I'm doing...Nina is mine, she will follow my order.."



Pegangan nanny semakim erat pada tanganku.
"Kamu masih tak berubah Alex....still.....repeating the same mistakes....over and over..." Nanny menghela nafas berat . "fine...do whatever you want....I'm not going to stop you anymore."




"Nanny,I'm not----"



"Kamu nak keluar kan? keluarlah....silakan."



Alexander nampak serba salah namun bila lengannya ditarik oleh wanita itu ,dia terus mengubah fikiran.
Bayangan belakang tubuh mereka memenuhi pandanganku sebelum hilang di sebalik pintu.


















Alexander Ivan pov

Makanan dihadapan aku kuis dengan garfu. Fikiranku masih mengulang kembali apa yang berlaku tadi. Wajah kecewa yang nanny tunjukkan berlayar di benakku.






"Sayang..kenapa tak makan?"




Mataku naik pada Zu er yang tersenyum manis padaku.

"Tak sedap ker?" Soalnya lagi.



Ku geleng lantas ku lapkan sisi bibirku dengan napkin. "I tak ada seleralah. "




Diam..

Baru aku sedar,aku dah lukakan hatinya . Cepat-cepat tangannya ku genggam.



"I tak maksudkan pun nak rosakkan plan kita hari ni...I just thinking bout --nanny..."




"Bukan Nina kan?"




Aku renung anak matanya. "Hun?kenapa bangkitkan soal dia?"




Zu er jungkit bahu,sengaja. "Mana tahu...you dah ada pengganti I selama ni...and that person was she..."





"Jangan merepeklah Zu er....she's nothing compare to you.."





"Right."


" Zu er...."


"I trust you babe.....I trust you..." Senyuman yang terbit di bibirnya melegakan aku.











Nina Swatch pov




Aku menolak kereta bomba mainan itu pada peronda polis yang dipegang Hel.


Buk..buk...



Perlanggaran yang ku sengajakan itu membuatkan Hel ketawa tak henti-henti.
Sebelah tangannya pula mengambil robot lalu dilanggarkan pada kereta bombaku.






"Its not fair...you're cheating..."




Hel pout. "I'm notttt cheating...."





"Yes you are......the robot shouldn't-----"








"Uhm....excuse me?"



Aku dongak melirik seorang lelaki sedang merenungku dan Hel silih berganti.



"I never know that Alex have a son..."




Ngomelannya yang agak kuat menyebabkan aku tertawa. Huh!!! Si melaun tu nak ada anak!! Huh!!mengarut!!!! Dia tu pentingkan diri!!tak da rupa seorang ayah pun!!!!





"Nina kan?"




Aku angguk sekali. "Err...cari Alex ker?"





Pemuda itu mengangguk sebelum tiba-tiba menggeleng.
Aku dah garu dahiku yang tidak gatal.


Ku senyun kekok padanya yang nampak lost.



"Dah sampai pun..."


Ku pusing melihat nanny yang sedang menapak ke arah kami.



"Xavier....."



Pemuda yang bernama Xavier itu lantas menundukkan sedikit wajahnya sebagai hormat.





"Bawa apa yang kamu nak tunjuk pada kami?"


Xavier angguk sebelum matanya jatuh pada Hel yang masih rancak bermain mainannya.



"Cakap sahaja...budak tu tak faham bahasa kita."
Tegas arahan nanny.



"Baiklah...pasal....orang yang nak bunuh Nina waktu di restoren hari itu."




Mataku terpaku pada nanny dan Xavier. Langsung tak ku duga nanny akan menyiasat hal itu sedangkan...aku tengok Alex dah lupa terus pasal kejadian iti sampai-sampai boleh lagi nak menampar aku waktu aku baru discharge.



"Saya hanya tahu..dia dipangil sebagai A.M.
Dan dia..bukan asal sini...dia dari negara kamu sendiri." Mata Xavier menikam wajahku.





Ku kerut dahiku. Siapa...AM tu? Atau....jangan-jangan...orang-orang Mariana? Atau....budak-budak Juvy?






"Nina.."

Aku dongak melirik nanny. "Kamu rasa siapa? "



"Saya....tak tahu nanny...."


Nanny mengeluh perlahan. "Tak mengapa....kita akan cari tahu orangnya..jangan risau...."


Ku angguk sahaja. Sejurua itu nanny beredar ke biliknya.



Hanya Xavier yang masih kaku berdiri di situ. Dapat ku rasa matanya menikam tajam padaku.





"Nina...may I ask you something?"




Ku lirik padanya. Sambil kemam bibirku angguk.




"You kenal King?"






Terkebil-kebil aku tatkala mendengar nama King. Sudah lama rasanya tak ku dengar namanya disebut.





"Kenapa?"



Xavier mengeluh sambil merenung lantai. Sesaat kemudian dia dongak melirikku kembali.






"He wanna meet you tonight."




"What?!"



"King is here."





⚫⚫⚫

Tbc

(1) MURVE : Meet The Darkness[Book 1]✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz