"Aku ke washroom--" sejurus itu aku bangun .
Belum sempat ku menapak lebih jauh,tubuhku dirempuh dan cheongsamku basah tatkala minuman alkohol yang dibawa oleh pelayan itu landing dengan senang hatinya pada aku.

"I'm trully so----"



Bang!!!!!!!!

Prang!!!!!!!!!!!

Ah!!!!!!!!!!!!!!!!


Terus aku bersimpuh di lantai bila tiba-tiba ada bunyi tembakan dan bunyi kaca yang pecah menemui lantai. Suara pelanggan dan pekerja yang saling berteriakan meminta tolong.

Dalam kekalutan aku mencarinya. Tak perlu ku cari lagi saat ku rasa pinggangku dirangkul dari sisiku.

Ku liriknya yang juga berlutut di lantai sambil matanya meliar ke sekitar sekitar.

Dari hujung mataku ku lihat beberapa pelayan yang menggigil ketakutan sambil menunjukkan pada seorang yang terlantar di lantai. Hanya kakinya yang dapat ku lihat dari sini.
Ku panjangkan leher --

"Jangan tengok--" selarnya. Tangannya menarik lenganku sehingga ku betul-betul rapat dengannya .


Terkebil-kebil aku merenungnya. "He's------ dead?"

Mata Ivan merenungku dalam. Renungannya seakan
menjawab persoalanku.
Terlepas teriakan kecil dari mulutku tapi ku pantas tekup dengan tanganku.

"Dengar sini Nina--"


Tanganya menekup wajahku. "Kau stay sini sampai aku datang pada kau--ok?"

Ku geleng laju. Lengannyaa ku tarik. "Kau nak tinggalkan aku!!"

"No,aku tak tinggal kau.... I think---someone....wanna...kill me....so,...I 'm going to kill him first ok...so...you stay here.."  Sejurus itu Ivan terus melangkah meninggalkanku.


Bayangnya hilang dari radarku. Jantungku yang berdegup kencang langsung tak membantuku.



Ku lihat gadis pelayan yang terduduk di sudut dinding . Wajahnya basah dengan air mata. Jelas ketakutan membanjiri matanya.


Ku tarik nafas panjang,cuba menenangkan diri sendiri. Perlahan-lahan aku merangkak ke arah gadis pelayan itu.

Dia terkejut melihatku. "Miss---"

Wajahnya polos,rasanya dia muda dari aku. Ku senyum padanya lantas kedua tangannya ku genggan erat.
"Its ok....we'll be fine.." Ku pujuknya.


Air matanya jatuh lantas tubuhku dipeluknya. Tersengguk-sengguk dia dengan tangisannya. Mungkin ini kali pertama baginya berada dalam situasi seperti ini...sedangkan aku..sudah biasa...

"Don't worry hun?" Ku elus belakang bahunya.

Pelukan dileraikan. Dia mengangguk lantas menyeka air matanya.

"Do you have something--like--a razor---?"

Dia geleng. Ku ketap bibir. Sudahlah pistol aku tak bawa.

"But I have this..." Gadia pelayan itu menunjukkan aku spray lada nya itu.

Aku senyum melihat botol spray sebesar ibu jari itu.
Aku ingin ambilnya dari tangannya namun tiba-tiba matanya mencerlung pada belakang ku.
Darag gemuruh ku naik mendadak.
Dapat ku rasakan ada benda pejal yang ditekan pada kepalaku.

Its a gun!!!

Gadis pelayan itu segera mengesot lebih juah dariku,sekali gus ada tangan kekar yang menarik tubuhku berdiri masih membelakanginya.

"Don't do anything stupid..miss....." Suara pelaku itu dalam menusuk telingaku.


Ku pejam mata apabila merasa tekanan pada kepalaku. Aku hanya mengikut daya tolakan pelaku itu yang menolakku sehingga aku ditolak masuk ke dalam washroom.

Lututku mencium lantai. Cheongsam ku tidak begitu membantu tambah dengan belahan di pehaku. Sangat tepat pilihan kau Ivan!!!



Ku dongak melihat lelaki yang memakai sarung muka hitam itu. Sebelah tangannya memegang pistol yang diarahkan padaku.

"Be a good girl,miss."

Ku ketap bibirku geram. Sehatian suntuk ini asyik aku yang diarah itu ini!!!

Pembunuh itu mengeluarka  phonenya lantas membuat satu panggilan.

Ku cuba bangun sementara dia ralik dengan phonenya.

Bang!!!!!!!!

Mataku jatuh pada kaki kiriku yang sudah berlumuran darah. Darah keluar memancut-mancut dari kakiku.

Mencerlung aku dongak merenung lelaki itu. "I warn you already miss."

Ku ketap bibir cuba menghalang teriakan keluar dari bibirku. Sebelah tanganku menyentuh kakiku yang ditembak itu.

Dapat ku rasa pelurunya masih tertanam di dalam kaki aku. Tak terungkap rasa sakit kaki ku kala ini.

"I'm sorry bos..I shot her----but no worries----just a slight shot on her ---leg." Lelaki itu senyum sinis melihatku.



Peluh mericik di dahiku. Dengan keperitan yang ku rasa di kaki ku. Aku tak sangka kaki pun boleh keluar darah banyak cam gini...yer?

Ah,sudah...mungkin sebab hilang begitu banyak darah...otakku dah mereng !!!
Ini semua salah satan!!!!!

"Yes bos....I'll be waiting for you.."

Sejurus itu dia matikan perbualannya. Matanya menikam ku yang terduduk di bawah.

Dia duduk si sebelahku,bertinggung sambil merenungku.
"Hey,miss are you ok?"


tsk!! Dia ni nak mati gamaknya!!!!!!

Ku jelingnya tajam."Din't you see I'm dying right here bastard!!"

"Erm..."

Ku kumpul semangatku. "How I'm suppose to walk now huh?"

Dia menggaru kepalanya. "No worries...miss...I'll take my responsibilities on you.."

Bodoh bebenor dia ni--

Dia menghampiri ku lantas memeluk pinggangku untuk bantuku berdiri.

Aku panjang tanganku ke arah pinggangnya.
Sejurus tanganku menyentuh benda yang ku cari itu lantas ku tolak tubuhnya dan----



Bang!!!bang!!!!




Tubuh itu terlentang di lantai dengan dadanya berlumuran darah.

Sebelah tanganku berpegang pada sinki. Terjengket-jengket kaki ku cuba melangkah.

Sempat ku perati wajahku di cermin. Hell!!!Menyesal aku tengok!!!!!

Dah,tak nak cakap!!! Terus aku menapak perlahan-lahan keluar dari washroom itu.

Ivan bodoh----mana dia!!!!

Suasana reatoren itu sudah berupa kandang lembu. Dapat ku hidu bau darah yang hanyir. Pusing kepalaku dibuatnya.


Tolonglh.....sesiapa jaa....tolong aku..........ku menapak setapak demi setapak dengan sebelah tanganku tahan pada dinding.

Sepanjang ku melalui kawasan itu,mataku menangkap beberapa mayat..dan tubuh yang bergelimpangan...meja meja terbalik....

Sesekali pandanganku kabur. Ku geleng kepalau berkali-kali cuba mengembalikan kesedaranku.


Tiba-tiba mulutku ditekup dari belakang.

Tanganku sudah sedia untuk menarik pincu pistol.


"Angel........"

Sejurus itu pandanganku gelap.








⚫⚫⚫

Tbc
Vote
Comment

(1) MURVE : Meet The Darkness[Book 1]✔Where stories live. Discover now