SEMBILAN

525 51 2
                                    

🍂 Unfinished Story 🍂


♪Meskipun hatiku sakit,
Meskipun air mataku jatuh,
Aku tidak membencimu.
Pernahkah aku mengatakan padamu?
Bahwa aku sangat bersyukur,
Karena itu dirimu dan karena itu diriku,
Terima kasih banyak♪

Nyanyian lembut itu menggema di dalam kepala Yoona. Melalui earphone yang menyumpal kedua telinganya, Yoona duduk di tempat tidur. Menyandarkan dirinya pada dinding yang dingin. Masuk ke dalam alunan nada lembut yang tengah ia dengarkan, Yoona mengingat kembali semua kejadian yang sejauh ini telah ia alami.

Tentang awal pertemuannya dulu dengan pria pecinta langit biru. Tentang bagaimana hubungan itu terajut. Tentang bagaimana kemudian semuanya seolah lenyap dalam satu malam.

Lalu tentang pertemuannya kembali dengan pria pecinta langit biru setelah dua tahun berlalu. Tentang perasaan yang masih tertinggal. Tentang harapan yang masih belum padam. Sesulit itukah membuang cinta yang masih terpendam?

Yoona masih mengulang lagu itu terus menerus. Ia ingin perasaannya terungkapkan meski hanya dengan tangisan yang ia dengar sendiri. Ia menatap kedua tangannya. Tangannya yang kecil dengan jemari ramping. Tangan yang dulu tak pernah lepas dari genggaman pria pecinta langit biru. Lee Seung Gi.

Tak bisakah kau menggenggamnya lagi?

Air matanya terurai. Dengan cepat turun lantas jatuh ke atas selimut yang ia gunakan untuk berlindung dari dinginnya malam.

Suara pintu kamarnya yang terbuka membuat Yoona segera menghapus air matanya. Ditatapnya Soo Young yang tampak baru saja masuk ke dalam kamar dengan wajah kusut.

"Ada apa? Apa tadi telepon penting?" Yoona menarik napas, berusaha menormalkan kembali suaranya yang setengah serak.

Soo Young mengambil ruang kosong di sisi Yoona. Duduk dengan mendekap boneka beruang, "Besok aku harus pulang, ibuku akan datang dan menginap besok." Ujarnya penuh penyesalan. Soo Young belum benar-benar menatap wajah Yoona. Tampaknya ia masih belum menyadari bahwa Yoona baru saja menangis.

Yoona mengangguk mengerti, "Kalau begitu pulanglah, kasihan ibumu sudah jauh-jauh datang." Ia menepuk bahu Soo Young penuh pengertian.

Soo Young mendongak. Keningnya mengerut ketika ia menyadari ada yang aneh dengan sepasang mata Yoona yang tampak sembab, "Kau baru menangis ya?" Tanyanya lantas membungkus wajah Yoona dengan kedua tangannya, mencoba memastikan dugaannya.

Yoona memberikan sebuah senyum samar, "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja."

Soo Young menarik tubuh kecil Yoona untuk ia dekap, "Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu sendirian jika kau masih seperti ini?" Keluhnya masih mendekap Yoona dengan erat, "Aku akan meminta ibu untuk mengundur kedatangannya saja, jadi aku tetap bisa di sini menemanimu. Ya?"

Yoona mengurai pelukannya lantas keningnya mengerut, "Jangan seperti itu. Aku sungguh baik-baik saja. Aku janji besok tak akan menangis, kau bisa melakukan video call jika kau tidak percaya."

Soo Young terdiam sebentar sampai akhirnya ia menghela napas, "Janji ya?"

Yoona mengangguk disertai senyum yang tampak jauh lebih lebar, "Aku janji."

Soo Young kembali memeluk sahabatnya itu. Ia sama sekali tak berniat menceritakan pada Yoona tentang pembicaraanya tadi dengan Hwan. Begitu pula dengan Yoona yang enggan menceritakan tentang pemotretan tadi. Tentang ia yang tadi bekerja bersama Seung Gi.

Yoona hanya tak ingin membuat Soo Young cemas. Karena jika ia menceritakan semua yang terjadi tadi, itu artinya ia juga harus menceritakan tentang surat dan teror itu.

Shall We Marry? [LEE SEUNG GI & YOONA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang