Chapter 10

695 33 1
                                    

“Juvia?” Gadis berambut biru itu langsung memeluk gadis berambut merah di depannya, dan menangis di pelukannya. “Apa yang terjadi padamu?” Erza bertanya dengan nada serius, melihat kondisi Juvia dengan pakaian yang robek dan dirinya menangis, ini pasti tidak beres.

“G-Gray-sama, menyuruh Juvia untuk…” Mata Erza benar-benar tajam sekarang saat Juvia menyelesaikan kalimatnya.
“…menggugurkan bayi ini.”

Erza tercengang dengan perkataan sahabat birunya itu, sahabatnya itu begitu frustasi, bagaimana bisa Gray menyuruhnya menggugurkan bayinya sendiri ? ini tak bisa dimaafkan! Erza menyelimuti Juvia menggunakan jaket tebal yang ia pakai, Erza membawa Juvia pulang ke kediaman Natsu.

Natsu yang terkejut melihat kondisi kekasinya itu, langsung memeluknya posesif.

“Juvia, apa yang terjadi padamu? Siapa yang tega menyakitimu seperti ini?” Natsu yang melihat kekasihnya itu langsung membawanya masuk, dan berterimakasih kepada gadis bersurai merah itu. Erza mengangguk kemudian berlalu pergi.

Ia berjalan dengan sedikit tergesa-gesa, tangannya begitu gatal ingin memukul wajah seseorang, saat itu ia berpapasan dengan lelaki yang ia kenal. “Jellal,” sapa Erza pada kekasihnya itu. Jellal berjalan menghampiri Erza yang terlihat sangat terburu-buru.

“Erza, kau mau kemana?” Erza hanya mengatakan bahwa ia ada urusan yang sangat penting yang harus ia selesaikan dengan seseorang. Jellal yang penasaran kemudian mengikuti Erza pergi, ia sedikit bingung kenapa kekasihnya itu berhenti didepan rumah Gray.

“Apa yang perlu kau selesaikan dengan Gray, bukankah dia tak pernah mempunyai hutang atau permasalahan denganmu?” Jellal benar-benar kebingungan dengan apa yang akan gadisnya itu lakukan di kediaman Gray, Erza menyuruh Jellal untuk tidak masuk ke dalam dan menunggunya diluar.

Jellal sangat menurut pada Erza karena tatapan membunuh gadis itu pasti sesuatu yang benar-benar serius yang harus dibicarakan berdua. Jellal menunggu kekasihnya itu di luar kediaman Gray, menunggunya dengan sabar.

Sementara itu Erza berteriak memanggil Gray di dalam sana. “Gray, keluar kau brengsek!” Erza mendobrak satu persatu pintu kamar Gray, Gray turun dari tangga sebelah ruang keluarga. Ia merasa pusing karena kegiatan bermain gamenya terganggu dengan suara seorang gadis yang berteriak-teriak di dalam rumahnya.

“Apa maumu, Erza?” Gray segera mendekati gadis bersurai merah itu, dia sangat santai saat bertemu dengan Erza, ia berfikir tak memilik permasalahan dengan gadis itu, tetapi kenapa gadis itu berteriak-teriak di rumahnya? Ia benar-benar kebingungan.

BUG!

Erza melayangkan pukulannya pada pipi di wajah tampan Gray, membuat lelaki itu terjatuh. Erza mendekati Gray dan menarik kerah bajunya itu kuat-kuat. “Kau benar-benar brengsek! Apa yang kau lakukan pada Juvia hah?”

Erza benar-benar sangat marah sekarang “Kenapa kau merobek pakaian yang aku belikan padanya? Dan kenapa kau membuatnya menangis, Gray kau harus menjelaskannya sekarang!” Erza mulai membentak Gray dengan nada yang cukup tinggi.

Gray berusaha menjelaskannya pada Erza, ia mengumpulkan keberaniannya melawan gadis bersurai merah itu. “Kenapa? Jadi semua ini gara-gara Juvia? Aku menyuruhnya menggugurkan bayi itu, dan berfikir memberi perhitungan pada Natsu yang sudah menghamilinya!” Gray yang sekarang mendorong Erza untuk menjauh.

Penjelasan Gray berusan membuat Erza menggertakkan giginya dan mengepalkan tanganya dengan kuat, Erza memukulnya untuk kedua kali, membuat Gray jatuh di lantai, Erza memukuli Gray berkali kali dan mengumpat mengutuknya.

“Kau benar-benar brengsek, Gray, kau menyuruhnya menggugurkan bayimu sendiri? Kau benar-benar sinting!” Gray terbelalak kaget dengan perkataan Erza yang barusan ia ucapkan. “Setidaknya Natsu mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau lakukan pada kekasihnya!” Erza melanjutkan kata-katanya.

I'm Your SlaveWhere stories live. Discover now