lanjut

9.7K 424 1
                                    


Sedangkan diana dan carla terbengong ditempatnya melihat kelakuan alex dan wanita yang alex bawa menahan amarah nya pada wanita yang ditarik oleh alex.

"kau masih ingat aku kan?" kata alex dan melihat wanita disampingnya.

"tidak" kata lea kesal.

"le---

***

"Lepas atau akan,--"

"kubunuh" lanjut alex memotong ucapan lea.

"hahaha ya ya aku sudah tau apa yang akan mau kau katakan. Jadi sekarang tak perlu omong kosong lagi oke" alex tersenyum miring mengejek sifat lea.

"jadi sekarang ikut aku dan jangan bicara lagi atau aku akan melakukan sesuatu yang tidak mungkin kau bayangkan" ancam alex.

Alis lea terangkat dan menatap alex dengan tajam. Apa - apaan dia! Memang siapa dia seenaknya mengaturku.

"ayo pergi sekarang" ucap alex dan langsung berjalan mencari tempat makan.

"Tunggu dulu!"

"sebenarnya pacarmu itu siapa! Kenapa kau malah bersama wanita yang tak tau malu ini alex" kata wanita itu dengan marah.

" hosh hosh hossh astaga jalang ini kenapa cepat sekali jalannya" kata diana pelan.

"astaga liat an wanita itu ada tanduknya" kata carla aneh.

Diana menoleh ke carla karena ucapannya yang aneh. Terkadang carla memang selalu aneh tapi anehnya dia adalah sahabatnya sekaligus saudara baginya begitupun juga lea.

"kau ini kalau bicara jangan membingungkan aku tak mengerti" kata diana kesal.

"lihatlah wanita itu an di kepalanya ada tanduknya tau. Masa kau tak mengerti. Lihat!" carla memutar kepala diana untuk melihat pertengkaran 3 orang yang tak jauh didepannya.

Diana melotot karena pertengkaran mereka lea yang ingin lepas dari genggaman alex tetapi alex tak membiarkannya sedangkan wanita jalang itu menggenggam tangan alex tidak mau dilepaskan. Benar - benar pemandangan yang aneh sekali.

"ah aku ada ide" kata diana sambil mengangkat jari telunjuknya ke atas.

"ayo la!"  Diana menarik tangan carla menuju ke tiga orang didepannya dengan semangat.

"lepas! Kau dengar bukan apa yang jalang ini bicarakan" kata lea kesal

"kau bilang apa barusan!" kata wanita itu teriak dan kesal.

Lea hanya meliriknya sekilas tipe wanita pencemburuan dan mudah emosi seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah lebih baik aku diam saja.

"kau berani beraninya mengatakan aku jalang! Memang siapa dirimu hah!" kata wanita menunjuk nunjuk lea dan berusaha melepaskan genggaman lea dan alex.

" yang pantes kau sebut jalang adalah kau sendiri jalang! Kau yang merebut pacarku dengan tak tau malu! Dasar ja--,"

"cukup gisela!" alex memotong ucapan wanita disampingnya.

" apa kau tak malu lihat sekitarmu kita jadi bahan tontonan orang lain!" kata alex dingin dan memandang tajam gisel.

"haha mengapa aku harus malu hah! Memang benar adanya kan dia memang ja--,"


" eemm hai ka gisel ayo kita makan aku udah lapar nih" kata diana sengaja memotong ucapan jalang itu dan menggandeng tangannya menuju ke tempat makan yang tinggal beberapa langkah lagi sampai.

" aku aku harus bersama al--," gisel memutar kepalanya ke belakang melihat lea dan alex masih gandengan.

" benar ayo kita makan bentar lagi kita sampai" kata carla nimbrung dan juga menggandeng tangan gisel sebelah kiri.

" hhuhh" lea hanya bisa menghela nafas di tau apa maksud diana melakukan ini.

" kau tak perlu cemas karena ini oke. Adikku pengertian sekali" kata alex memandang lea dengan senyum

"terserah kau saja!" kata lea kesal dan berjapan mendahului alex.

"Hei! Hei! Tunggu kenapa kau meninggalkan ku lagi" kata alex dan menggapai tangan lea.




"nah ki--











Hollah 😂😊😊😁

The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang