- Waarheid

1.2K 221 19
                                    

Hey,

Ternyata itu benar, ini bukan segitiga, ini segiempat.

--------

"Apa yang kalian lakukan?"

Ini dia cinta segiempat yang sedang hangat - hangatnya di sekolah ini.

Kwon Youngsoon dan Wen Jaihn, dengan Woo Jaehwa dan Im Hwari. Murid - murid di kelas 12 C.

"Saem..."

"Aigoo, anak - anak ini masuk kelas sana!"

Dasar muda - mudi, apa Youngsoon benar - benar membuat pengakuan di koridor sekolah jam segini? Aigoo

Tentang tadi, aku hanya mengingat kalau sebenarnya Yoon Saem yang beralasan dan malah pergi ke pusat perbelanjaan dengan seorang namja.

Entahlah aku tak tahu namja itu, ia terlihat lebih pendek dariku.

Ah, mungkin itu adiknya?

Sudahlah, jam pelajaran akan berakhir jika aku tetap seperti ini.

-
"Lee Saem, makanlah"

Kang Saem mempersilahkan diriku dengan sebuah senyuman khas dirinya.

Mata sipit dengan keriput dan kacamata yang terus menggantung di hidungnya seakan sudah menjadi daya tarik khas guru ini.

"Ah, ya. Terimakasih Kang Saem"

"Tetap jaga kesehatanmu ya"

Ucap Kang Saem sambil menepuk bahuku, diakhiri dengan tawa khasnya.

Sejujurnya aku merasa sedikit resah, ya, jisoo belum menghubungiku seharian ini.

Sudah jelas Seungcheol menyakitinya, apa luka dalam hatinya bisa kembali pulih dengan adanya Seungcheol? Tidak.

Luka itu akan semakin dalam.

Dan aku yang akan menyembuhkannya, mengumpulkan dan menyusun kembali serpihan - serpihan hati yang telah tercecer menjadi utuh kembali.

Tapi tetap saja, bagian dari hati yang hilang itu takkan terisi, ruang kosong itu hanya untuk Seungcheol.

Bukan aku.

"Lee Saem, diam saja? Tak ikut dengan yang lain"

Kim Mingyu Saem, apa kau akan tetap berada di samping orang yang kau cintai meski ia tak mencintaimu?

"Hey, kenapa kau menatapku seperti itu? Ada yang salah dari wajahku?"

"Ah, tidak ada, maaf"

"Ya sudah, ayo kesana"

-

"Kang Saem terima kasih telah bersama dengan kami sekian tahun ini, ini tak seberapa dari banyaknya kenangan yang telah -

Ucapan terima kasih dari kepala sekolah pada Kang Saem harus terpitong dengan getaran pada saku kiriku.

Dan kulihat layar yang tertera, jisoo hyung.

Perlahan aku mundur kebelakang dan menjauh menuju tempat yang agak hening untuk menerima telfonnya.

"Halo Hyung?"

"Hai Seok"

"Hai"

Aku bernafas lega, dia menelfonku kembali, tapi membuatku meredam emosi kala mendengar tangisan Jisoo Hyung.

Benar - benar menangis, dia sangat terisak.

Ya tuhan aku tak tahan.

"Hyung, ada apa?"

"Dia pergi lagi Seok, apa salahku?"

Salahmu? Memilih dirinya untuk mendampingimu.

"Apa hyung baik - baik saja? Ada yang terluka?"

"ada, hatiku terluka"

Apa kau kecewa hyung?

"aku sangat merindukannya"

Tidak, kau belum kecewa.

Kau terlalu bodoh untuk merasa kecewa.

Kau ditelan oleh perasaan cinta.

Sehingga kau buta.

Begitupun juga diriku.

Aku dibutakan oleh perasaan mencintaimu.

"Tidak, Seungcheol Hyung akan pulang ia hanya pergi bekerja"

"Kemarin ia juga pergi bekerja, namun tak kembali, aku takut kehilangannya lagi"

"Hyung ingin aku menemanimu? Aku akan ke apartemenmu sekarang ya? Tak ada penolakan akan kututup"

Aku menutupnya sepihak.

Apa maunya si Seungcheol itu?

Jika ia tak bisa membahagiakannya kenapa tak melepasnya?

Egois.

-
Dengan bermodal alasan lupa memasukan data nilai siswa dan siswi, Seokmin pun diperboleh kan pulang walau sebelumnya mendapat pertanyaan - pertanyaan terlebih dahulu.

Seokmin sebenarnya adalah seseorang yang kuat dan pintar.

Seorang guru yang kuat dan pintar.

Serta seorang lelaki yang kuat dan juga pintar.

Kuat, ia kuat mendapat semua rasa sesak yang ditimpahkan Jisoo padanya.

Dan ia pun pintar dalam menyembunyikan sakitnya.

Yang membuat Seokmin lemah hanya tangisnya, tangis Jisoo.

Kalaupun Seokmin adalah seorang penyihir, ia akan mengutuk Seungcheol karena terus membuat jisoo - nya menangis.

Masa bodoh, untuk apa lelaki jahat itu terus dibiarkan?

Seokmin takkan menjadi lelaki yang jahat untuk Jisoonya.

Setelah pergi dari sana menuju apartemen Jisoo dengan mobilnya, sebelum itu Seokmin pergi ke minimarket membeli minum dan beberapa coklat kesukaan Jisoo.

"Totalnya 6200 won"

Seokmin memberi cash pada kasir dan langsung pergi dari sana.

"Kau ingin makan apa? Budaejiggae?"

"Tidak, aku ingin makan bibimbap"

"Aigoo kau ini lucu sekali"

Seokmin terdiam sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya.

Suara itu terdengar familiar pada telinganya.

Itu, Yoon Jeonghan.

Seokmin menoleh ke bahu kanannya mendapati Jeonghan dengan seorang namja.

Namja yang sangat ia kenal.

Namja yang sangat ia benci.

Choi Seungcheol.

Mereka berdua melewati Seokmin seakan dirinya hanyalah sebuah debu.

Terlalu asyik dalam dunia mereka berdua.

Sementara dua hati terluka karena mereka.

Brengsek.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Author note : jika ada tulisan yang error, free to report it to me :)

Hope you like it.

Pen nulis ni cerita jadi plot twist but not today lah.

Hyoyeon sm Taeyeon unnie cantik banget astatang

01 : 00Where stories live. Discover now