⏩ Sepuluh

6.1K 486 7
                                    

⏩⏩⏩

ALIANDRA

Ya Allah paringi sabar.

Aku mengusap wajahku setelah membaca chatnya. Baru kali ini aku mengenal cewek seagresif ini. Apa karena faktor usia? Atau karena kurang kasih sayang?

Entahlah...

Aku biasanya langsung ilfil saat bertemu dengan cewek type agresif. Tapi kenapa yang ini beda?

Aku kembali menatap chat dari Prilly yang di kirim beberapa hari yang lalu. Senyumku mengembang dan sesekali aku menggelengkan kepalaku pelan. Dasar cewek gila.

Apesnya dia adalah saudara tiriku.

Aku meraih tas ranselku dan melangkah keluar kelas. Untuk hari ini aku tak ada rencana menemui Prilly. Padahal dari tadi pagi ponselku tak henti-hentinya berbunyi. Notif linechat dari Prilly, siapa lagi?

Aku sama sekali tak membalasnya. Kesannya nanti aku memberinya harapan. Padahal sudah jelas kalau dia kakak tiriku.

"Halo sayaaang! Cerah banget mukanya?" Sapa Syifa yang baru saja datang dari belakang. Aku kembali tersenyum.

"Di jemput sopir?" Tanyaku. Syifa mengangguk dengan lemas.

"Padahal aku pengen pulang bareng kamu!" Rengeknya.

"Ya udah. Besok kan juga bisa. Lagian aku mau ke toko buku. Nyokap nitip buku resep masakan!" Terangku.

"Ya udah deh. Yuk!"

Syifa mengaitkan tangannya ke lenganku dan kamipun melangkah beriringan. Saat sedang menikmati indahnya waktu bersama Syifa, tiba-tiba hpku berbunyi. Ada notif lagi. Aku bisa menebaknya. Prilly.

Dan benar saja. Dia mengirimi aku chat yang begitu banyak dan panjang. Aku sampai lupa isinya apa. Tapi yang membuatku kaget setengah mati isi pesan yang seperti ini..

Prilly.Al
Keluar lo
Gw di depan.

Aku menelan ludahku gugup.  Bagaimana ini? Ada Syifa. Aku takutnya dia salah paham.

"Kamu kenapa? Kok mukanya tegang gitu?" Tanya Syifa. Aku menghela nafas pelan dan kembali melangkah.

"Gak apa-apa. Kamu pulang duluan aja ya. Aku masih ada urusan!"

Syifa mengangguk lalu melepaskan kaitan tangannya. Ia lalu melangkah berjalan menjauh dari pandanganku. Langkahku langsung menuju gerbang sekolah.

Di sana sudah ada Prilly sedang bersandar di body mobilnya. Senyumnya merekah saat aku datang.

"Ngapain lo kesini?" Tanyaku ketus. Prilly terlihat mencembikkan bibirnya.

"Gak boleh ya gue apelin cowok sendiri?"

"Cowok dari mana? Gak usah ngarang cerita!"

"Lo lupa 3 hari yang lalu lo nembak gue?"

Aku tertawa kecil mendengarnya. "Gak usah terbang terlalu tinggi, ntar jatuhnya sakit--!"

"Gak bakalan sakit kalo ada lo yang selalu ada di samping gue!" Selanya.

Aku memutar bola mataku. Jengah dengan sikapnya. Apa aku langsung bilang saja siapa aku sebenarnya?

"Ada hal penting yang mau gue omongin sama lo!" Kataku lagi. Prilly menaikkan sebelah alisku sambil menggigit bibir bawahnya.

Oh astaga....aku baru sadar jika dia terlihat imut saat melakukan hal itu. Dengan segera aku menggelengkan kepalaku. Mengusir pikiran anehku.

LOVE YOU, PRILLY ( COMPLETED )Where stories live. Discover now