Bonus Chapter : Christmas Eve

Zacznij od początku
                                    

Sakura tersenyum lebar. Sejak tadi ia hampir mengulurkan tangan untuk memeluk Sasuke, namun ia terus menahan diri. Ia harus bersikap professional di tempat kerja.

"Mungkin bertanya pada Ino?" Sakura mengernyitkan dahi. Ia menatap kearah para mahasiswa ko-ass yang mencuri pandang kearahnya.

"Omong-omong aku sedang bekerja sekarang. Bagaimana jika aku menghubungimu setelah shiftku berakhir?"

"Kau bisa pulang sekarang, Sakura."

Sakura menggelengkan kepala, "Eh? Rotasi shift baru akan dilakukan pukul enam pagi."

"Kau benar-benar tak ingin menghabiskan malam natal bersamaku, hn?" Sasuke sedikit menggoda Sakura, "Lagipula aku juga sudah menghubungi dokter lain untuk menggantikanmu."

Sakura meringis dan merasa sedikit canggung. Ia tahu jika rumah sakit tempatnya bekerja baru saja diakuisi oleh Sasuke dan menjadi bagian dari Uchiha Group sehingga Sasuke memiliki hak untuk bebas menentukan mengenai jadwal kerja Sakura. Namun tetap saja Sakura merasa agak tidak enak dengan karyawan lainnya.

Dengan perasan tidak enak Sakura segera berpamitan dengan ketiga mahasiswa ko-ass yang berjaga.

.

.

Sasuke menatap sejenak ke jendela yang memperlihatkan pemandangan kota di malam hari sebelum mengalihkan pandangan pada Sakura yang sedang memakan dessert. Jantungnya berdebar keras dan ia tak mampu menahan diri untuk tak tersenyum melihat sang kekasih yang begitu menikmati hidangannya.

Rasanya Sasuke benar-benar lega karena telah membuat reservasi di restaurant yang tepat. Ia bahkan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk mereservasi tempat di restaurant itu sejak tiga bulan yang lalu.

"Eh? Mengapa kau menatapku begitu, Sasuke-kun?" ucap Sakura dengan wajah memerah dan gugup.

Sasuke sedikit terkejut dan merasa salah tingkah. Ia segera menggelengkan kepala, sementara salah satu tangannya secara refleks menyentuh sebuah kotak yang telah ia persiapkan di dalam saku coat nya.

"Kau terlihat cantik malam ini," ucap Sasuke secara spontan.

"Ah, benarkah?" jawab Sakura dengan wajah yang agak memerah. Tidak biasanya Sasuke memujinya seperti ini. Selama tujuh tahun berpacaran Sasuke tak pernah sekalipun memberikan pujian secara terang-terangan seperti ini. Bukan berarti Sasuke tidak mencintainya, namun pada dasarnya lelaki itu kesulitan mengungkapkan perasaannya secara eksplisit.

Sasuke segera mengalihkan pandangan dan meletakkan kedua tangan di wajahnya, berpura-pura kedinginan meski sebetulnya terdapat pemanas ruangan di dalam restaurant. Wajahnya memerah dan ia merasa malu dengan kalimat yang meluncur dari mulutnya tanpa ia pikirkan terlebih dahulu.

"Hn."

Sakura tersenyum, tak mengira jika Sasuke akan memujinya. Padahal ia hanya memakai foundation ketika sedang bekerja.

"Aku benar-benar tak menyangka kau akan datang malam ini. Kupikir aku akan menghabiskan malam natal sendirian. Karena itulah aku memutuskan mengambil shift hari ini."

"Aku ingin mengejutkan kekasihku."

"Dasar bodoh," dengus Sakura. "Aku tak mengira kau akan terpikir melakukan hal seperti ini."

Sasuke menyeringai. Sebetulnya ia memang sudah merencakan untuk melamar Sakura, namun ia tak terpikir untuk mengejutkan Sakura dengan cara seperti ini jika Naruto tidak memberikan usul untuknya.

Sasuke mengeluarkan sebuah kotak dari balik coat nya dan memberikannya pada Sakura, "Ini oleh-oleh untukmu. Bukalah"

"Arigatou," ucap Sakura sambil tersenyum. Ia membuka kotak itu dan iris emerald nya terbelalak seketika. Ia mendapati sebuah cincin dengan berlian berukuran besar dan menonjol serta dikelilingi dengan berlian-berlian lain yang ukurannya lebih kecil. Berlian itu bersinar menampilkan kilauan yang indah ketika terkena lampu.

"Sa-suke-kun-" ucapan Sakura terputus.

Sasuke segera menatap Sakura lekat-lekat dan mengulurkan tangan serta mengenggam telapak tangan sang kekasih. Jantungnya berdebar keras hingga nafasnya sedikit sesak.

"Sakura, maukah kau menikah denganku?"

Sakura tersenyum seketika. Jantungnya seolah membuncah dan ia merasa benar-benar bahagia. Matanya bahkan mulai berkaca-kaca dan ia menganggukan kepala. Ia tak pernah mengira jika Sasuke akan melamarnya.

"Tentu saja, Sasuke-kun."

Sasuke tersenyum. Ia merasa benar-benar senang dengan Sakura yang menerima lamarannya. Rasanya ia tak sabar membayangkan Sakura yang akan menjadi istrinya sebentar lagi.

Tanpa ragu Sasuke segera menghampiri Sakura dan memeluknya dengan erat tanpa peduli jika wanita itu mungkin saja merasa sesak. Sakura membalas pelukan Sasuke dan mereka berdua berpelukan erat cukup lama tanpa mempedulikan beberapa pelayan yang menatap kearahnya.

Sasuke melepaskan pelukannya dan ia menatap Sakura lekat-lekat sebelum mengecup bibir Sakura dan membuat wajah wanita itu memerah.

"Arigatou, Sakura. Aishiterus."

Senyum masih tetap terpatri di wajah Sakura. Senyumnya bahkan semakin melebar ketika mendengar pernyataan cinta dari sang kekasih yang akan menjadi suaminya sebentar lagi. Sasuke bahkan mengucapkan 'aishiteru', kata yang jarang digunakan dan bermakna lebih dalam dibandingkan 'daisuki desu (aku suka kamu)'.

"Aishiteru, Sasuke-kun."

Sasuke tersenyum dan ia menepuk kepala Sakura dan mengelusnya dengan lembut. Hati mereka berdua terasa menghangat dengan pernyataan cinta dari sang kekasih, meski udara terasa begitu dingin dan menusuk tulang. Di tengah salju yang berjatuhan di musim dingin, dua insan menemukan cinta mereka.

-The End-

Author's Note :

Berhubung banyak readers yang minta bonus chapter atau ngerasa ending nya ganjel, akhirnya aku ngebuat bonus chapter. Maaf kalau mengecewakan. Aku sebenarnya ga terlalu bisa buat cerita romance walaupun kebanyakan karya ku genre romance.

Nggak nyangka fanfict ini bakal tamat akhirnya. Aku bahkan sempet berniat buat discontinued karena kehabisan ide.

Sekali lagi, makasih buat para readers yang udah ngebaca fanfict ini. Semoga kalian puas sama fanfict ini.

Sixth SenseOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz