Chapter 23

5K 496 66
                                    

"Sasuke..." ucap Itachi dengan raut wajah yang tampak terkejut. "Sejak kapan kau-?"

Sasuke memutus ucapan Itachi, "Bagaimana dengan Sakura? Gadis itu baik-baik saja? Mengapa kau malah disini?"

Itachi mendesah pelan mendengarkan bombardir pertanyaan dari Sasuke. Sepertinya lelaki itu benar-benar memikirkan Sakura hingga menanyakan keadaan gadis itu dan bukannya menanyakan soal keadaannya sendiri.

"Hn? Mengapa kau malah menanyakan soal Sakura-chan? Setidaknya kau harus memikirkan keadaanmu sendiri."

Sasuke melirik tubuhnya sendiri yang terbaring lemah dibalik kaca jendela ruangan tempatnya berada saat ini. Ketika ia berada di dalam tubuhnya, ia bisa mendengarkan ucapan orang lain yang berada di sekitarnya meski sedikit samar pada awalnya. Dan ia bahkan bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan tubuhnya. Tanpa perlu bertanyapun ia sudah tahu jika kondisi tubuhnya cukup buruk.

"Tubuhku tidak baik-baik saja. Aku tahu."

"Tidak ingin mengetahui lebih detil, hn?"

Sasuke menggeleng. Ia tak ingin membahas soal tubuhnya lagi. Rasanya ia merasa benar-benar kehilangan harapan saat melihat kondisi tubuhnya yang mengenaskan. Ia tidak merasa marah pada siapapun, sebaliknya ia malahan merasa sedih dan khawatir akan membuat orang lain semakin kecewa dengan keadaannya.

"Cepatlah kembali ke tubuhmu sendiri. Kalau kau terus begini, bagaimana jika kau benar-benar tidak bisa kembali ke tubuhmu selamanya?"

"Tidak masalah," sahut Sasuke sambil tersenyum tipis yang sedikit dipaksakan dengan raut wajah yang sulit untuk dibaca. "Asalkan aku tak perlu menjadi beban bagi siapapun."

Itachi terdiam. Rasanya ia ingin menangis jika bisa. Ucapan Sasuke membuat hatinya sakit meski lelaki itu tidak melakukan hal kurang ajar yang menyakiti hatinya.

"Kau... mendengar ucapan otou-san? Jangan dengarkan dia! Dengarkan saja ucapanku. Kau harus tetap hidup, Sasuke," sahut Itachi dengan suara yang meninggi.

Sasuke tak menjawab. Ia terduduk di lantai dan menatap Itachi dengan tatapan yang menyakitkan. Lelaki itu terlihat seolah akan menangis sebentar lagi.

Itachi segera duduk di samping Sasuke dan menatap sang adik lekat-lekat. Ia sendiri bukanlah orang yang ekspresif dengan perasaannya sendiri, begitupun dengan Sasuke. Kali ini merupakan kali pertama Sasuke menunjukkan sisi emosionalnya secara terang-terangan, dan Itachi merasa senang dengan Sasuke yang mau bersikap lebih terbuka.

"Kau ingin bercerita padaku, baka otouto?" Itachi mengulurkan tangan dan berusaha menyentuh puncak kepala Sasuke. Kali ini ia berhasil menyentuhnya dan ia segera menepuk-nepuk kepala sang adik.

Sasuke tertegun. Sudah lama ia tak merasakan sentuhan yang begitu lembut, dan kini ia kembali merasakannya setelah merindukannya selama bertahun-tahun. Topeng tak kasat mata yang selama in dikenakannya sudah hancur dan memperlihatkan sosok dibalik topeng yang sebetulnya rapuh secara emosional.

Sasuke menganggukan kepala meski ia sendiri tak tahu darimana ia harus bercerita. Benteng emosional yang selama ini dibangunnya juga sudah hancur tak bersisa dan ia tak lagi mampu menyembunyikan emosinya dengan wajah datar seperti biasa.

"Aku lelah dengan orang-orang yang terus memperlakukanku dengan buruk."

Sasuke membuka mulut pada akhirnya. Satu kalimat yang diucapkannya mewakili seluruh perasaan yang dirasakannya selama bertahun-tahun dan air matanya mulai mengalir.

Itachi meletakkan tangannya di punggung Sasuke dan menepuknya dengan lembut. Lelaki itu bahkan tak bisa mengutarakan emosinya dengan baik melalui kata-kata, namun hanya dengan ekspresi dan gesture saja bisa menunjukkan emosi yang kini dirasakannya.

Sixth SenseWhere stories live. Discover now