Bagian 12 : Bodoh

2.2K 60 0
                                    

🚫Caution 18+

🌙🌙🌙
Do not copy it❌
Written by Moon🌑
2018, 17th June
🌙🌙🌙

Dua hari berlalu biasa saja. Alex masih dirawat di Rumah Sakit karena beberapa lukanya belum sembuh sempurna, William juga masih mengurus kantor menggantikan Alex dan masalahnya sendiri, sedangkan Ana... wanita itu benar-benar tidak tahu lagi harus berbuat apa selain menuruti semua permintaan Alex.

"Alex, hari ini aku benar-benar harus pergi ke kantor. Ada urusan yang harus kuselesaikan. Lagipula William membutuhkkanku di sana." Sudah tiga kali Ana mengeluh pada Alex yang melarangnya pergi ke kantor. Padahal ia sudah menunggui lelaki itu selama dua hari tanpa pergi ke mana pun.

"Aku bosmu, Ana. Patuhi saja perintahku."

Kata itu lagi. Ana menggerutu dalam hati. Meskipun William tidak masalah jika ia tidak pergi ke kantor, tapi ia bosan di Rumah Sakit. Ia ingin bekerja. Dan... ia ada urusan lain.

"Tidak untuk kali ini, Alex. Aku harus bekerja. Lagipula bukankah Dokter Denisya selalu stand by jika kau membutuhkannya? Aku benar-benar harus bekerja." Ana sudah siap dengan baju kantornya sejak jam tujuh tadi, dan sudah setengah jam ia membujuk Alex untuk mengizinkannya.

Alex menatap Ana beberapa saat, berharap bahwa wanita itu akan luluh dan tidak pergi seperti kemarin-kemarin. Tapi Ana, wanita itu sangat keras kepala. Ia menatap Alex dengan berani dan tidak goyah.

Untuk kali ini Alex menyerah. Ia mendengus dan memalingkan wajah. "Terserah kau."

Ana tersenyum senang. Ia pikir ia tidak akan lolos hari ini, tapi ia berhasil! Akhirnya ia bisa lepas dari Alex hari ini.

Dan setelah mengiyakan permintaan Alex yang menyuruhnya segera kembali ke Rumah Sakit selepas pulang kantor, sejam kemudian Ana sudah duduk di balik mejanya.

"Ke mana saja kau dua hari ini?" sambil berkerut kening, Tania bertanya.

"Ah, itu sebenarnya... sebenarnya aku ada sedikit urusan pribadi. Maafkan aku, ya, Tania. Karenaku kau jadi menanggung pekerjaan lebih." Salah satu alasan Ana ingin bekerja adalah karena Tania. Dari apa yang ia dengar dari rekannya yang lain, pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan justru Tania yang mengerjakan. Itu semua karena Alex!

Tania tersenyum memaklumi. "Tidak apa-apa. Aku mengerti. Mungkin urusan pribadimu itu sangat penting."

Tidak sepenting itu sebenarnya. Ana membatin penuh sesal.

Lalu kemudian Ana mengambil kembali semua pekerjaannya dari meja Tania. Ia mulai mengerjakan semua tugasnya dengan cepat dan teliti. Hari ini ia harus pulang lebih cepat. Bukan karena Alex yang menyuruhnya lekas kembali, tapi karena hari ini adalah ulang tahun seseorang....

🌙 🌙 🌙

Masih dengan baju kerja, Ana menatap macam-macam jam tangan lelaki di etalase toko. Terlihat elegan dan mewah. Diam-diam Ana tersenyum kecil. Dia pasti menyukainya.

Ana hanya memiliki waktu tiga jam untuk kembali ke Rumah Sakit sebelum Alex mengomelinya karena tidak datang tepat waktu. Ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya empat jam sebelum jam pulang kerja.

Ana melihat salah satu jam yang sangat bagus dan menunjuknya. "Aku ambil yang itu."

Dan satu jam kemudian Ana sudah berdiri di depan pagar Asrama Lestari. Bangunan sederhana berwarna putih gading itu tampak hangat di mata Ana. Matahari sudah tenggelam sepenuhnya, membuat pelataran asrama tampak remang-remang oleh cahaya lampu.

A Thousand KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang