Part 34 - I Miss You, Harry

2.5K 136 7
                                    

Pagi ini, seperti biasa aku sudah sampai di sekolah 10 menit sebelum bel. Aku memutuskan untuk menuju kantin untuk sekedar mengisi perutku yang belum terisi apapun.

The number you calling is out of servi—“ lagi-lagi hanya terdengar suara operator saat aku mencoba menghubungi Harry. Semenjak telfon semalam, Harry sulit bahkan tidak bisa dihubungi. Apakah dia marah padaku?

“April!”

“Hey, Petter!” kemudian ia berlari kecil menghampiriku.

Haven’t a breakfast yet, huh?”

Yeah, and you?”

Me too, come on let’s get some food.

Aku dan Petter pun menuju kantin dan memesan 2 roti serta susu.

“Kau ikut fieldtrip ke Canada tidak?” tanya Petter.

Aku mengangguk pasti, “Tentu, ini fieldtrip terakhir kita sebelum menjadi siswa senior.” Jawabku.

Jadi, minggu depan sekolahku mengadakan fieldtrip ke Canada khusus angkatanku saja. Dan tentunya aku tidak mau melewatinya. Ini akan menjadi fieldtrip terakhir bagi angkatanku karena tahun depan kami sudah harus fokus untuk ujian akhir menuju universitas.

You right. What’s your plans about college? Where are you going?” tanya Petter

Pandanganku sedikit menerawang, “I really interesting about Imperiall College London. You?” jawabku kembali bertanya.

Oh, it’s good. Me? I think I really really interesting about Manchester University. Don’t know why. That college is really damn cool.” 

Aku tersenyum, “Yeah, I think so.” Kemudian dapat terdengar bunyi bel yang amat sangat nyaring.

Come on.” Ucapku seraya beranjak dari tempat duduk dan Petter pun mengikuti gerakanku seakan mengerti apa yang kumaksud. 

Niall’s POV

Niall, bell sudah berbunyi. Nanti aku hubungi lagi, ya.

“Oke. Aku jemput sepulang sekolah nanti. Semangat belajarnya sweetpie!”

Oke. Thanks, semangat untuk hari terakhir shootingmu. Bye!”

Click.

Hayley memutuskan sambungan teleponku. Iya benar, jadi hari ini adalah hari terakhir kami shooting movie clip kami. Dan minggu depan kami sudah harus memulai kembali WWA tour di Toronto, Canada. Sounds great.

“Harry, ayo berangkat. Kau ini lamban sekali.” Tiba-tiba kudengar suara Liam.

“Harry?” panggil Louis

“Harry!” giliran Zayn berteriak di kuping Harry mengakibatkan Harry terperenjat.

“Kau apa-apaan, Zayn!” ucap Harry sembari mengusap kupingnya.

“Kau melamunkan apa?” tanya Liam.

Nothing.

Seriously, kau menganggap kami apa?” kini giliran aku yang bertanya

“Ugh, aku sedang memikirkan April.” 

“Ya Tuhan, Harry! Sudah berapa bulan?! Kau ini bodoh sekali, bisa-bisanya menghamili anak orang!” Louis bicara setengah berteriak.

Shut up, Lou. Aku serius.” Jawab Harry seraya melempar bantal pada Louis disusul tawa yang lainnya.

“Ada apa dengan April?” tanya Zayn setelah berhenti tertawa.

Half A HeartOnde histórias criam vida. Descubra agora