Part 17 - Listen To Me

3.1K 171 2
                                    

Harry’s POV

“April, ayo makan. Jika tidak, kau akan lebih lama lagi berada disini.” Kataku membujuk April yang sedari tadi hanya diam dan menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

“Untuk apa lagi kau perduli padaku? Sudahlah, tidak perlu bersandiwara lagi. Aku muak.” Akhirnya ia membuka suara.

“Apa maksudmu? Sandiwara apa maksudmu? Oh, aku bahkan tidak setega dan segila itu, demi Tuhan."

“Jangan kau bawa nama tuhan. Aku benar-benar muak dengan semua ucapanmu.” 

"Ini semua memang salahku, maafkan aku.”

“Tidak, ini juga salahku. Salahku yang terlalu berharap pada seorang penyanyi kelas dunia yang digemari ratusan juta gadis sepertimu. Salahku yang terlalu mempercayai semua ucapan manismu. Salahku yang jatuh terlalu dalam. Salahku.” Ia menatapku nanar.

“Jangan berkata seperti itu kumohon April, percayalah padaku."

“Tidak segampang itu. Kau tidak tau seberapa kecewa aku padamu.” Sekarang matanya sudah mulai mengeluarkan cairan. Oh, jangan. Jangan menangis di hadapanku.

“Tapi aku berani bersumpah demi apapun, kejadian itu hanya sebuah kecelakaan. Tidak ada faktor kesengajaan sama sekali.”

“Simpan omong kosongmu. Bisakah kau meninggalkan aku sendiri? Jangan khawatir, aku akan memakan makanan itu.” Bahkan sekarang ia mengusirku?

“Tapi aku ingin menemanimu disini.” 

“Pergi.”

“Baiklah, besok aku kesini lagi. Kau harus makan. Aku mencintaimu.” 

Aku beranjak dengan gontai hendak meninggalkan ruangan ini.

Bullshit.” Samar-samar aku mendengar April berkata seperti itu.

April’s POV

Aku terbangun dari tidurku. Lalu aku merasa sangat lapar. Aku juga bosan disini, ingin cepat pulang dan sekolah lagi. Aku ingin kembali menjadi April yang dulu. Tidak April yang sekarang.

Aku mengambil makanan yang telah disediakan rumah sakit dan memakannya. Suapan pertama, suapan kedua, hingga suapan ketiga.

Tiba-tiba kudengar ketukan dari pintu kamarku.

"Masuklah."

“April?” Seketika napsu makanku hilang saat aku tau siapa yang baru saja datang.

“Mau apalagi?”

“Izinkan aku masuk dan menjelaskan semua ini padamu.”  

“Aku sudah tidak mau mendengarnya. Sudah cukup aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, kau dan Harry..kembali lagi. Selamat.”

Ya, Taylor yang datang. Ugh, rasanya aku ingin sekali melemparinya dengan sup yang sedang kumakan.

“Please, listen to me. Aku dan Harry tidak akan pernah kembali. Kami sepakat karena saat kami menjalin hubungan dulu, kami tidak saling mencintai satu sama lain. Kau tidak tau itu, bukan?” 

“Bukan urusanku. Sekarang bisakah kau keluar dan tidak menggangguku?” 

“Ayolah. Aku merasa sangat bersalah padamu dan juga Harry. Jangan salah paham. Tolong maafkan aku dan percayalah padaku. Sekarang bukan hanya kau dan Harry yang terganggu akan keberadaanku. Tapi Niall, Liam, Zayn, terlebih lagi Louis, mereka juga sangat terganggu denganku. Jadi tolong, biarkan aku membenahi ini semua. Setelah itu aku berjanji tidak akan pernah muncul lagi dalam kehidupan kalian.” Katanya. Ugh, dasar berlebihan!

Half A HeartWhere stories live. Discover now