Antara Dua Hati

2.3K 4 0
                                    

     "Mas, kita cerai saja." Ucapan Ratna bagaikan petir menyambar di musim penghujan. Kalimat itu sangat menusuk hati Ario.

     "Maksudmu?" Ario menatap Ratna, berharap keteduhan yang selalu membuatnya ingin pulang ada di sana. Sorot mata luka tampak membelai keindahan bulu mata lentik. Untuk sejenak Ario terdiam. Ia mengambil napas panjang.

     "Mas, aku sudah berusaha. Ini jalan terakhir yang bisa kita ambil." Ketegasan suara Ratna kembali membuat Ario terdiam. Dada Ario seperti tertusuk pisau. Sakit dan perih. Ia tidak menyangka Ratna, isteri yang sangat dicintainya mengucapkan kalimat itu. Jangankan bermimpi terlintas dalam angan pun tidak.

     "Rat, coba kamu renungkan dulu. Ini keputusan yang berat. Apalagi menyangkut hubungan dua keluarga." Ario mencoba membujuk Ratna. Ia masih berharap Ratna memikirkan keputusan yang terlalu dini itu.

     Ario dan Ratna sibuk dengan pemikiran masing-masing. Mereka duduk berhadapan. Sama-sama terdiam. Hanya suara napas yang dihirup dan gemericik air di akuarium menemani.

     "Apakah keputusanmu tidak bisa diubah?" Suara Ario memecah keheningan. Ratna hanya mengangguk. Ia masih berat untuk mengungkapkan uneg-uneg yang selama ini terpendam di hati. Ia sudah mempertimbangkan semua. Termasuk hati yang akan terluka.

     "Mas, ini bukan tanpa pertimbangan. Aku sudah berusaha menahan semua. Ini batas maksimal yang sudah kulakukan. Aku tidak tahan lagi. Perpisahan adalah solusi terbaik." Kalimat panjang Ratna membuat Ario tergugu. 'Sebegitu terlukakah isterinya? Selama ini ia ke mana sampai Ratna tersakiti?'

     Rasanya belum lama Ario menikahi Ratna. Ternyata tahun begitu cepat berlalu. Tahun ini tepat 5 tahun sudah ia menjalani pernikahan dengan Ratna. Adik kelas di kampus yang sama. Sosok yang sulu sangat dikagumi Ario. Pintar, enerjik, peduli, dan sayang kepada sesama. Beberapa kali mereka terlibat dalam kegiatan yang sama. Tak dipungkiri, benih cinta pun hadir di batin mereka.

     Dua tahun menjalin hubungan hingga memutuskan hidup bersama dalam pernikahan. Cincin kawin masih terpasang di jari. Ia awet di sana. Seperti cinta Ario kepada Ratna. 'Haruskah ini berakhir?'

     "Rat, Mas selamanya tidak akan suka dengan perceraian. Bagi Mas itu alternatif terburuk. Mas sebisa mungkin menghindarinya. Kita sudah lama bersama. Tidakkah itu bisa menjadi pertimbangan? Mas yakin kita bisa melewati semua yang terjadi. Bukankah kamu masih mencintai Mas?"

     Kalimat panjang Ario membuat Ratna semakin terdiam. Dari awal menikah hingga sekarang Ratna hanya memilih diam. Ia pantang protes kepada Ario. Semua keinginan Ario pun telah dipenuhinya. Ketika tidak diizinkan untuk bekerja, ia pun segera resign dari kantor. Karir yang sedang menanjak, fasilitas melimpah, gaji besar, dan pertemanan dengan rekan seprofesi.

     Hari-hari awal pernikahan ia banyak melamun. Terbiasa bekerja dan tiba-tiba harus berhenti. Mimpi yang sudah ia susun hancur berantakan. Keinginan untuk bisa travelling ke luar negeri tidak bisa diraih. Ia beralih dengan kesibukan rumah tangga yang tidak pernah habis. Apalagi setahun pertama ia tinggal dengan mertua. Ia butuh stok hati yang kuat agar bisa serumah dengan mertua.

     Ratna sudah berusaha menjadi isteri terbaik di mata Ario. Pekerjaan domestik menjadi hal baru yang dilakukan Ratna. Terbiasa tinggal dengan orang tua dan semuanya tersedia, membuat Ratna harus belajar ekstra keras. Belajar menyapu dan mengepel lantai agar mengkilap di bawah bimbingan mertua yang selalu cerewet. Dari mertua ia belajar memasak makanan kesukaan suami. Pertama kali memasak, rasanya entah ke mana. Ratna beruntung mendapatkan mertua yang sabar membimbingnya. Ratna pun bisa lulus masak dengan rasa yang tidak kalah dengan resep mertua.

     Pekerjaan rumah tangga, Ratna banyak berutang budi dengan ibu mertua. Bila belum mengenal beliau, kesan pertama pasti galak dan cerewet. Ratna pun awalnya takut berteman dengan ibu mertua. Setelah lama bersama, Ratna tahu ibu mertua sangat baik. Tanpa sungkan ibu mertua membagi ilmunya.

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now