Chapter Dua Puluh Tujuh | Truth Or Dare

Start from the beginning
                                    

***

Sebelum dimulai Arsen menambahkan peraturan, bahwa cowok-cowok hanya bisa memilih truth sementara cewek harus memilih dare. Tentu saja hal itu mendapat protes keras dari Kate dan lainnya, Arsen tak dapat membantah perkataan Kate karena tidak akan menang akhirnya dia mengalah dan membebaskan memilih apa saja.

Tatapan dia beradu pandang dengan Dylan yang duduk disebelah kanannya, sepertinya pemuda itu pun tak nyaman dengan peraturan itu. Namun, keduanya lebih memilih bungkam.

Botol itu diputar, sebagian dari mereka tampak antusias terhadap siapa orang sial yang mendapat pertama kali giliran.

Kepala botol itu berhenti dan menunjuk ke arah Liam.

"Truth," jawab Liam, dia langsung mengambil gulungan kertas itu dan hanya tersenyum menyeringai.

"Apa yang kamu sembunyikan dari pasanganmu?" Liam membacakan pertanyaan itu dengan lantang.

"Gak ada." Liam menjawab dengan cepat, tanpa keraguan. Dia berniat memutar kembali botol itu, namun Andre langsung menahannya.

"Jawab jujur," tahan Andre

Liam melirik ke arah Kate sebentar, gadis itu hanya diam saja tak berkomentar apapun. Seperti tak terganggu dengan itu semua.

"Kate sekarang tau," sinis Liam, "itu bukan lagi yang gue sembunyikan dari dia."

Sejenak Liam berpikir, "Gue ama Kate udah gak ada hubungan apapun, dia gak tau gue menyetujuinya hanya karena gue gak mau dia terus menjauh. Gue sayang dia melebihi yang dia tau dan gue sadar bahwa sepenuhnya gue salah kemarin." Liam menatap ke arah Kate, "Kate, I Love you. Gue serius."

Mendengar jawaban Liam barusan malah menyudutkan Kate, seolah Kate yang egois telah memutuskan hubungan mereka.

"Liam menyadap handphone gue selama dia kuliah di Jepang. Dia dapat mengakses ponsel gue meskipun kita jauh dan itu yang membuat gue marah dan mutusin hubungan dengan dia," ujar Kate dengan santainya, tanpa ekspresi dia mengatakannya.

Padahal dia tidak ingin semua orang tau akan masalahnya, tapi dia juga tidak mau jika dianggap egois atau memiliki lelaki lain yang menggantikan Liam.

Bagaimanamungkin dia bisa menjalin hubungan dengan orang seperti Liam, hanya karena mereka telah bertunangan bukan berati Liam memiliki hak atas hidupnya.

Dia berubah menjadi terlalu posesif dan sering mempermasalahkan hal-hal kecil. Bahkan yang lebih parah adalah, ketika Kate online dan telat membalas pesannya, Liam akan langsung menyepam Kate.

Semua hening. Tak berkomentar. Namun, kecanggungan itu mereda saat Liam memutar botol itu dan kini mengarah pada Anna.

"Baiklah, dare," putus Anna tanpa ragu, dia mengambil gulungan kertas dare.

Membacanya, kemudian dia tersenyum sekilas.

"Anjir bikin perkara darenya," cibir Anna sedikit kesal.

"Apa emang Na?" tanya Angga penasaran.

"Telepon mantan, basi-basi nanya kabar lalu bilang kangen."

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Where stories live. Discover now