Part 7

6.4K 362 4
                                    


Readers jangan lupa baca karya ku yang lain ya.
Selamat membaca,

Author pov :

Eliana berjalan perlahan menuju pintu lift. Langkah kaki nya terseok saat keluar dari pintu lift.

Febri yang bekerja sebagai Receptionist memperhatikan Eliana yang tampak tak sehat.

"Ya ampun. Mba El kenapa? Mba sakit ya, ayo mba saya bantu." kata Febri segera datang dan membantu memapah Eliana.

"Saya pusing dan lemas Feb, boleh saya minta tolong. Bantu saya menelepon Alan, minta dia untuk menjemput saya. Handpone nya ada di dalam tas." Kata eliana dengan suara lemah.

"Iya mbak saya telepon sekarang. maaf ya, saya buka tas nya." Kata Febri setelah membantu Eliana berbaring di sofa yang terletak di lobby.

*****

Febri membawakan Eliana teh manis hangat yang ia buat, setelah menelepon Alan. Kemudian membantu Eliana meminum nya dengan perlahan.

Tak lama pintu lift khusus petinggi terbuka, memunculkan wajah Edrick di sana.

Ia melangkah acuh melewati Febri yang menatap nya. Namun ketika mata nya tak sengaja melirik ke arah sofa, langkah Edrick terhenti.

Seorang pria berlari ke arah pintu lobby dan memasukki nya dengan tak sabar. Alan menatap Febri yang sedang berdiri menatap Edrick.

"Dimana dia?" Tanya Alan pada Febri.

"Di sofa Pak." Kata Febry sambil menunjuk sebuah sofa kulit berwarna hitam yang tadi di lirik Edrick.

"Makasih ya Feb, sudah menelepon saya. Oh iya, besok klo dia gak bisa masuk dan bos nya tanya, tolong kamu bilangin klo Eliana sakit dan perlu istirahat sementara. Itu juga klo dia tanya, klo gak kamu gak perlu bilang apa-apa." Kata Alan sambil melewati Edrick.

Wajah Alan tampak menahan Amarah pada Edrick dan memilih segera mendekati Eliana yang masih terbaring lemah.

"Baik Pak." Jawab Febri dengan wajah kikuk.

Febri mendekati Alan yang tampak kesulitan ketika hendak membopong Eliana, ia membantu melingkar kan tangan Eliana di leher Alan. Kemudian mengantar kan tas serta file-file milik Eliana ke mobil Alan.

Edrick yang masih bingung pada hati nya sendiri hanya termenung melihat kondisi Renata dan ucapan Alan yang terdengar menyindir nya.

*****

Febri masuk kembali untuk mengambil tas nya kemudian menyusul pulang. Menyadari jika bos besar nya masih berada disana, ia pun berjalan perlahan sambil menunduk sungkan.

"Kamu, ekhm. Oh nama kamu Febri kan?" Tanya Edrick.

"Iya Pak. Ada yang perlu saya bantu?" Jawab Febri sungkan.

"Tadi sepupu saya terlihat khawatir sekali, menurut kamu apa itu gak berlebihan. Saya rasa Renata hanya kelelahan biasa." Ucap Edrick mencari pembelaan.

"Oh maksudnya soal mbak El?" Tanya Febri sedikit bingung.

Edrick hanya mengangguk.

"Klo saya kasih tau bapak, apa baik ya? Sejujurnya saya khawatir jika setelah bapak tau, bapak malah memecat mbak El." Sambung Febri terdengar khawatir.

Edrick menghela napas dan berkata,
"Saya janji gak akan Memecat orang dengan alasan tidak jelas." Kata Edrick berusaha meyakinkan.

Febri kemudian mengangguk dan mengatakan semua yang ia ketahui.

"Mba El sebenar nya karyawan khusus. Atas permintaan langsung dari bapak Jonathan (ayah Edrick), mba El di pekerjakan dengan perlakuan berbeda." Kata Febri gugup.

Bos ku Nyebelin (Selesai)Where stories live. Discover now