"Kan sayapnya beli dulu di toko."

"Serah lo , ah. Hahaha."

Sebelum pulang mereka mampir ke toko elektronik. Dirga berniat untuk membelikan kamera untuk kedua adiknya.

"Lu mau beli kamera yang mana bego?" tanya Diazz yang sambil melihat-lihat barang yang di pajang.

"Mereka itu berencana buat video di youtube. Secara mereka itu anak musical.ly gitulah, Yang hpnya di jungkir balik sana sini hahaha. Gue juga cuma pengen beliin kok."

"Adik lu hits yah, kayak obat nyamuk."

"Bagusan mana nih?"

"Cari yang speknya bagus. Lu kan banyak duit, belilah yang mahal."

"Jangan kemahalan, entar cepat rusak. Mereka gak bisa rawat. Dulu pernah gue beliin kamera action belum ada dua bulan udah rusak." jelas Dirga.

"Beliin aja itu. Sony atau Canon. Udah bagus. Kalau buat vlog gitu."

"Ya, gue tanya ke masnya dulu. Lo tunggu sini aja."

"Oke."

.
.
.

Tiba-tiba handphone Diazz bunyi, ternyata ada panggilan masuk.

"Hallo..."

"Ya?" jawab Diazz

"Siapa nih?" tambah Diazz

"Mishelena."

"Oh dirimu! Ada apaan lu telpon gue? Kangen?"

"Idih... Gue mau nanya ke lo. Dirga sama lo gak?"

"Iya, ini sama gue. Kenapa?"

"Bilang ke Dirga, gue mau ketemu dia sekarang juga di Caffe Better! Bye."

"Dih, mau ngap...?"

Ketika Diazz bertanya kepada Mishelena ada keperluan apa , eh malah mati.

"Wei, ayo. Udah selesai." ajak Dirga sambil merangkul Diazz.

"Lu udah beli? Berapa harganya?"

"Tujuh kurang dikit."

"Mahal anjir."

"Lo mau? Lo kan tukang narsis? Kalau mau gue beliin."

"Hah? Lu mau beliin gue? Gue maulah!"

"Besok, sekarang duit gue habis."

"Anjir, php lu nyet."

"Hahahaha."

.

"Ga! Mishelena ngajak lu ketemuan. Hari ini."

"Dimana?"

"Di Caffe Better."

"Yaudah ayo sekalian aja."

Cinta dan Benci (GxG) [END]Where stories live. Discover now