019-kata : Berani dan Posesif

334 45 1
                                    

Beberapa bulan yang lalu adalah ujian kenaikan kelas. Rinto, Len, dan kamu belum ada berbicara sedikitpun semenjak bulan lalu.

Semua itu berawal dari hari minggu pagi. Hari itu hari yang cerah. Pada saat itu mereka berada di touring camping sekolahan. Kelasmu di acak, sehingga tak ada orang yang kamu kenal di dalam kelompokmu selain Meiko-senpai.

Selama perkenalan itu, Kau mengenal beberapa orang seperti SeeU dan Aoki. Semua berjalan baik dihadapanmu, hingga kau mendengar di salah satu tenda.

"Rinto, Len. Kalau kalian memang suka sama dia. Gimana kalau kalian duel?"

Perkataan itu membuatmu mengikuti mereka secara diam - diam. Padahal, senja sudah mulai menyambut tempat kau berada. Burung - burung juga sudah pulang. Awan tak pernah berbohong akan hal itu.

Kau datang berteriak histeris ketika melihat keduanya luka memar dan darah sedikit mengalir dipelipis mereka.

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

"Hey, Nel."

"Apaan? Lukamu keliatan buruk."

"Bukan itu dulu... kau tau kan?"

"Soal... Len? Gosipnya sudah menyebar ke satu sekolah."

Tangan mulus Neru meraih pipi Rinto. Plaster obat tertempel di pipi cowok itu. Neru hanya tertawa kecil dengan nada mengejek.

"Syukur saja, tak ada rumor kalau kalian homo."

Rinto terdiam dan matanya tertuju tajam ke arah Neru yang tertawa terbahak - bahak.

"Aho(bodoh)!"

Neru tertawa pelan. Cowok itu segera menyilangkan tangannya di atas dada. Bersandar di dinding gym dengan udara yang masuk dengan santai. Gadis berambut sekuning jagung tersebut mengunyah pelan bento miliknya. Tako goreng, tamago, serta nasi dengan nori disampingnya.

"Kalau dipikir-pikir... kau itu suka sama Len sejak kapan?"

Neru berhenti mengunyah dan menatap ke bentonya seakan menunduk.

"Sejak smp? Ah mungkin..." kata Neru. "

"Kalau misalnya, kau gak dapatin Len gimana?"

"Itu urusan nanti... lagian kita masih SMA, urusan begituan ntar juga ga bakal ingat. Kalau udah kuliah, bakal ada yang baru."

Rinto cuma natapin Neru. Tumben Neru serius. Biasanya cuma nyalahin Rinto, nyalahin (Y/N).

"Kenapa? Biasa aja tuh muka."

"Nggak... tumben aja gitu."

Rinto mengembangkan senyumannya, tanpa disadari Neru terpana akan senyuman itu. Iya, cewek pada dasarnya kalau udah urusan cinta mereka itu labil.

"Kau kan udah nembak (Y/N), kan? Jadi apa jawabannya?" Tanya Neru. Rinto menjawab dengan sebuah gelengan dan wajah lemas.

Nada ponsel Rinto berbunyi, tulisannya, 'si imut, (Y/N)'. "Lu serius? Kalo ketauan sama dia gimana?"

"Memang dia udah tau aku nulis begitu."

Yang Rinto dan Neru maksud adalah nama kontak (Y/N). "Udah angkat sana," ucap Neru sambil memakan bentonya.

Rinto berdiri sambil berjalan keluar dari Gym sekolah. Jemarinya menekan tombol angkat. "Halo, Rinto?"

Suara itu terlalu manis bagi Rinto, bisa-bisa dia sakit jantung terus pingsan. Eh gak bisa, nanti siapa yang mau ngangkat Rinto.

Give Me 100 Words [LEN X READERS] [INDONESIA] 《SLOW-UPDATE》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang