•Kata ke-009 : Rambut Pisang

1K 109 2
                                    

"Boleh aku nginap di rumahmu untuk 3 hari?"

"Eh? Hah? Rinto-kun tumben to-the-point.... Berhubung Ibuku lagi keluar kota jadi kurasa...Ya." Rinto langsung memelukmu dengan perasaan senang. "M-masuk aja dulu!" Ujarmu. Rinto langsung melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam rumahmu.

.

.

.

.

.

Give me 100 words
Story (c) Himenekochan
Romance
Humor, reverse harem (lil), school life, Fluff, AU!, OOC(lil), R&R, Typo, Gaje, dan beberapa turunannya

.

.

.

.

.

.


•Kata ke-009: Rambut pisang

Kau dan Rinto duduk berdua di ruang tamu dengan hidangan biskuit dan teh. "Tumben - tumbenan, Ibumu pergi keluar kota. Emang ada urusan apa?"

Kau melihat Rinto dengan tatapan poker face di wajahmu. "Aku rasa... Author yang minta." Rinto mengerutkan dahinya. "L-lagi!?" Keluhnya, "Author menyebalkan..." Lanjutnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

--Plesbek//Flashback--

Kau baru saja mau melewati kamar ibumu, kau mendengar suara percakapan. Kau berniat untuk menguping.

"Tiket Ke Paris, buat Honeymoon sama Suami-ku? Beneran, author?"

'Glek.... Ayah sama Ibu mau Honeymoon.'

"Hmm... Hmm... Itu aja syaratnya.... OKE! TERIMA KASIH AUTHOR-SAN."

Tuut tuut tuut //bukan kentut

Kau memutuskan kembali ke kamarmu.

--End of flashback--

"Jadi... Begitu ceritanya... Ada juga yang aneh... Ada Nama karakter dari anime sebelah di poster ikemen paradise sekolah..." Ujar Rinto sambil meneguk Tehnya yang berbunyi 'Glek'.

"Um... Rinto..." Rinto mengedipkan kedua matanya ketika kau memanggil namanya. "Ya?" Kau menatap manik Birunya itu, "kau... Itu... Orang kaya, ya?" Rinto menghela nafas sambil mengangguk. "Jangan salah sangka... Len, Rin, dan Lenka juga sama. Kami berempat tinggal di kediaman Kagamine. Kau tidak marahkan karena aku tidak memberi tahumu?" Rinto memegang kedua tanganmu yang lembut itu, kau menggelengkan kepalamu. "Hanya saja... Aku bingung... Kenapa Len harus tinggal di sebelah rumahku?"

Karena dia ingin merebutmu dariku

"Hmm, entahlah. Mungkin dia ingin menjadi mandiri." Air mukanya berubah menjadi masam. Tak tahan, lagi Ia menggenggam tanganmu dengan sangat erat. Membuatmu merintih kesakitan. "Rinto! Sakit tahu... Lepaskan!" Rinto yang tertunduk menarikmu lalu terjatuh diatasnya yang berada di sofa. "Apa-apaannih!!" Keluhmu kepadanya.

"Nah nah~ Ayo tidur~" Ucapnya dengan nada gombal yang membuatmu jijik. "WOY! LEPASIN!" Kau memukul dagunya dengan kencang hingga membuat Rinto merasa kebas di Dagunya lalu melepaskanmu. "Gaaaah.... Ini curang! Kau bisa dekat dengan Len. Padahalkan kita sudah berjanji!"

"Oh dear.... You still remember it?" Tanyamu mengganti bahasa jepang ke bahasa inggris. "Yeeess... You want to for get about me, Darling?~"

Kedua manik biru itu bergemerlap, seperti seekor kucing kecil, dia memelas padamu.

Ya... Tentunya itu sedikit menjijikkan.

"Aku tak melupakanmu hanya saja, sudah hampir malam. Setelah makan kau tidur di kamar tamu seperti biasa ya." Perintahmu dengan nanda kesal.

•°•°•°•°•

Ding dong

Kau membukakan pintu rumah depan dan melihat si pirang berkucir kuda. "Ohayou, Len." Ucapmu menyapanya. "Ohayou, Kau sudah sarapan?"

"Aku lagi sara--" terdengar jeritan seseorang dari dalam rumah, "[Y/N]-chan! Rotinya sudah kubuat!!" Len mengerutkan dahinya apa dia tak salah dengar. "Itu Rinto?" tanyanya dengan serius. "HAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA, DIAMLAH SEPUPUKU!" Kau berbohong padanya. Seketika ada langkah kaki menuju dari belakangmu dan merangkul pinggangmu dari belakang, meletakkan kepalanya di bahumu.

"Rinto... Aku benar, kan?" Kedua manik dari Len menatap kesal dirimu dan Rinto. "Siapa disini? Ah, Lenny. Ohayo...huaam." Dia menguap. Kau hanya menatap datar mereka berdua. Tatapan mereka berdua seperti ada listrik di dalamnya.

Kedua mata yang beriris sama itu saling menatap tajam dengan ekspresi yang berbeda. Rinto dengan senyuman manis tajam itu dan Len dengan senyuman terpaksa itu.

"Dia sudah sering menginap dirumahku, memelukku, memakan bekalku, dan hal lain yang menyebalkan." Ucapmu menenangkan Len. "Aku ini spesial bagi [y/N]~" Rinto tersenyum mengejek atas semua itu.

Len hanya bisa menatap kesal sang insan yang sangat menyebalkan itu.

•°•°•°•

"Nee nee, (y/n)-chan! Suapin aku!" Rinto memelas dihadapanmu. Kau menghela nafas dan memutar bola matamu kesal. Sambil menyuapi, kau berbicara dengan Len yang tetap berada di depanmu. "Hey rambut pisang--"

"AKU BUKAN RAMBUT PISANG!!" Teriaknya kesal padamu. Mukanya sangat lucu, membuatmu terkekeh melihatnya. "Jambulmu kelihatan seperti pisang.... Hahaha."

"Sebenarnya, kau dan Rinto itu pacaran?" Tanyanya pelan. "Ya, Aku pacar (y/n)~ Mhm..." ucap Rinto di sela - sela kau menyuapinya telur. "Aku bukan pacar Rinto, dirimu, Kaito-senpai, maupun cowok lainnya. Aku single~ Tehe~"

"T-tapi.. kau sudah berjanji padaku menungguku sampai aku akan mene--" Kau menutup mulut Rinto yang sedang mengoceh seperti anak kecil. "Ada apa?" Tanya Len yang makin penasaran. Kau mejewer telinga Rinto. "B-bukan apa - apa kok! Hahahaha.... Kami permisi dulu ya." Ujarmu dan meninggalkan Len. Rinto ikut dengamu.


Len mengerutkan dahinya. "Ada yang aneh... kayaknya aku harus menginap di mansion lagi untuk satu hari.

Give Me 100 Words [LEN X READERS] [INDONESIA] 《SLOW-UPDATE》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang