Part 5 - Unexpected Guests

Start from the beginning
                                        

Mikaela menaikkan bahunya, bukan hanya Emma yang ingin tahu tentang alasannya. "Kau seharusnya bertanya pada Jace."

"Rasanya cukup aneh," Emma kembali melihat ke arah pintu menyaksikan Jace dan Gael sudah menghilang dari sana. "Apa dia ingin bicara denganmu?"

Gadis itu masih tetap diam.

Mikaela yakin Emma mencurigai dirinya melakukan sesuatu yang membuat Jace menatapnya sebelum pergi. Emma seperti tidak bisa menuduhnya karena ia kekurangan bukti. Emma tahu sendiri jika Jace dan Mikaela tidak pernah berinteraksi apapun, walau mereka sering kali berada di kelas yang sama.

"Sepertinya itu tidak berarti apa-apa," balas Mikaela lagi. Ia masih merasa jika Emma terus memandangnya. "Dan juga tidak penting. Ayo."

Emma hanya diam dan kembali merapikan sisa-sisa alat tulisnya yang hanya ia keluarkan dari tas tanpa menggunakannya. Ia benar-benar hanya mengikuti mata kuliah selama dua puluh menit sebelum tertidur pulas.

Setelah selesai, ia dan Mikaela segera keluar dari kelas. Mereka hampir terlambat bertemu dengan Sally.

Mikaela dapat merasakan sorot mata Stella dan Camie mengarah tajam kepadanya ketika ia dan Emma berjalan melewati meja Stella menuju pintu keluar. Rasanya cukup mengerikan. Ia tahu jika Stella, Camie, dan Emma menyimpan pertanyaan yang sama.

Dan percayalah, Mikaela juga begitu.

Keduanya sedang berada di lobi fakultas ketika Jill dan Hunter tiba-tiba datang menghampirinya. Entah dari mana mereka muncul, sepertinya Jill dan Hunter telah menunggunya sejak tadi. Mereka bahkan membawa tiga orang temannya yang lain. Tujuannya tentu saja tetap sama, mereka ingin menagih kesepakatan yang Mikaela buat dengannya saat di The Cave akhir bulan lalu.

Mikaela sangat keberatan dengan cara Jill dan Hunter yang terlihat seolah mereka adalah dept collector. Keduanya mengejar kemanapun Mikaela pergi, minggu lalu Jill dan Hunter muncul di tempat kerjanya hanya untuk kembali memohon agar ia bisa berbicara dengan Alexander Kane.

Mikaela semakin tidak nyaman dan merasa selalu dibuntuti di manapun. Jika kali ini ia tidak berhasil, sepertinya Jill dan Hunter akan muncul di depan kamar asramanya saat tengah malam nanti.

Mereka benar-benar layaknya hantu, kerap muncul tiba-tiba.

"Kami seharusnya berangkat dalam tujuh hari, Mikaela." kata Hunter dengan wajah datar. Ia sungguh tidak berniat untuk basa-basi.

Jill mengangguk, ia tak kalah kesal. "Dan Alexander belum menjawab apapun."

"Aku sudah berbicara dengannya sebanyak empat kali," kata Mikaela. Ia sepertinya sudah sangat lelah. "Emma dan Sally adalah saksinya."

"Lalu?" ucap Hunter.

"Kau tahu sendiri jawabannya," Emma menatap Jill dan Hunter bergantian. "Aku rasa kali ini bukan lagi menjadi urusan Mikaela, dia sudah melakukan tugasnya. Kalian seharusnya mengerjar Alexander, karena dialah akar dari masalahnya."

Dari nada bicaranya Emma tampak marah dengan sikap Jill dan Hunter yang egois dan ingin menang sendiri. Mereka bahkan membawa teman-temannya yang lain untuk membuat Mikaela semakin terpojok.

Emma telah kehilangan kesabarannya kali ini.

"Kami sangat sangat sangat butuh bantuanmu, Mikaela." pinta salah satu gadis yang Mikaela tidak ketahui siapa namanya.

"Apa lagi yang bisa aku lakukan?"

Jill terlihat berkaca-kaca. Hal itu membuat Mikaela dan Emma terkejut. Jika ini adalah bagian dari akting untuk membuatnya luluh, maka Mikaela sangat ingin tepuk tangan.

PSEUDOWhere stories live. Discover now