Kedua gadis itu duduk di barisan pertama bagian tengah, sementara tadi Jace dan Gael duduk di barisan ke sepuluh di bagian kanan.
Aneh sekali melihat mereka duduk berjauhan seperti itu. Biasanya, Stella dan Jace selalu duduk bersebelahan dan tampak mesra di baris terdepan. Seakan lirikan tajam dan teguran dosen pengajar yang tak suka dengan interaksi berlebihan itu tidak mampu mencegah gejolak cinta dua sejoli tersebut.
Emma menatap Gael yang tampak sibuk dengan ponselnya, dan Jace bahkan tidak memandangnya. Jace berjalan seolah tidak mengenal Stella yang tengah menatapnya dengan tatapan keji.
Emma menyenggol lengan Mikaela yang sedang fokus membalas pesan Sally melalui ponsel.
"Kau lihat itu?"
"Lihat apa?" tanya Mikaela.
Emma menunjuk ke arah pintu dengan dagunya, "Jace dan Stella di sebelah sana."
Pandangan mata Mikaela mengikuti arah mimik wajah Emma. Ia melihat Jace dan Gael berdiri di ambang pintu. Keduanya tampak sedang mengobrol serius, atau lebih tepatnya sedikit berdebat. Walaupun tidak terlihat seperti perdebatan karena perselisihan, namun sebagai pembicaraan serius antara dua orang sahabat.
Stella memperhatikan Jace dari samping, berharap sang pria akan menoleh ke arahnya dan mengucapkan sesuatu. Permintaan maaf mungkin, atau juga ungkapan penyesalan. Mikaela dan Emma duduk tidak terlalu jauh dengan meja Stella, sehingga ekspresi terluka dan keputusasaan terlihat jelas di wajah si gadis.
Matanya tidak lepas dari tubuh Jace. Stella sangat ingin Jace melihat bagaimana ia hendak berbicara dengannya. Melihat kesedihan jauh di dalam matanya, tetapi gestur Jace telah memberinya semacam tanda penolakan.
Setelah lima menit berada di dekat pintu dan berbicara dengan Gael, tiba-tiba saja Jace berbalik. Namun hal yang sangat mencengangkan adalah pria itu tidak berbalik untuk melihat Stella, melainkan untuk menatap Mikaela.
Mikaela terperajat dan merasa jika tatapan itu tampak seperti tuduhan. Seolah Jace sedang menuduhnya melakukan sesuatu yang Mikaela sengaja lakukan. Ia sendiri tidak tahu apa maksudnya. Pria itu jelas sengaja melakukannya, Jace memandangnya selama kurang dari satu menit.
Tak lama setelahnya, Jace dan Gael pergi tanpa sepatah kata dari ruang kelas.
Jace masih tidak menghiraukan Stella, seolah gadis itu hanya sebuah arwah yang tak kasat mata.
Mikaela seperti tersadar kembali dan memalingkan wajah ke arah lain. Ia cukup terkejut dan mencoba untuk bersikap normal sebisa mungkin. Mikaela tidak tahu bagaimana ekspresi Stella di sana, dan ia tidak berniat melihatnya. Itu sama saja seperti mencari masalah.
"Aku masih sangat mengantuk, tetapi mataku sangat jelas menangkap jika Jace sedang melihat ke arahmu." ucap Emma seraya memandang Mikaela.
Gadis itu baru mengingat jika Emma masih duduk di sebelahnya. Emma pasti juga menyaksikannya. Hal ini menguatkan jika Mikaela tidak salah, Jace memang melihat ke arahnya.
"Aku rasa tidak," jawab Mikaela menyangkal.
Emma menoleh ke arah depan, samping kanan dan kiri, lalu kembali ke Mikaela. "Kelas ini sudah nyaris kosong. Hanya ada aku, kau, Stella dan Camie yang masih duduk di sini."
Mikaela memutar kepalanya dan menyadari jika Emma benar, tidak ada siapa-siapa lagi di sini kecuali dirinya dan nama-nama yang Emma sebutkan tadi.
"Kenapa Jace melihatmu, Mikaela?"
YOU ARE READING
PSEUDO
RomanceMikaela Rawdon tidak mau buru-buru memiliki pacar dan tidak mau pula pacaran dengan pria seperti Jace Locksmith. Sedangkan Jace Locksmith ingin segera memiliki pacar dan tak punya pilihan selain Mikaela Rawdon. Semuanya berubah ketika keduanya terj...
Part 5 - Unexpected Guests
Start from the beginning
