"Saya melakukan kesalahan." Jawab Kyungsoo, tak mengelak bahwa ia merasa malu meski itu adalah kesalahan pertamanya.
"Ini tidak akan selesai hanya dalam tiga-empat jam, Kyungsoo."
"Tapi saya harus menyelesaikannya malam ini, Dokter Byun." Kyungsoo tersenyum tipis, berusaha meminta pengertian karena Dokter Byun terlihat akan terus bersikeras.
Helaan napas lemah keluar di antara bibir tipis Dokter Byun. "Profesor Kim yang menyuruhmu?" Tanyanya.
Kyungsoo tak memberi jawaban, ia hanya akan tampak menjadi seperti seorang perengek yang suka mengeluh dan mengadu yang mungkin benar-benar akan dianggap tidak kompeten oleh orang lain bahkan mungkin oleh Profesor Kim.
"Kita memang membutuhkan hasilnya dengan cepat agar bisa melangkah ke tahap selanjutnya, tapi bukan berarti kita langsung membutuhkannya besok, masih banyak yang harus dilengkapi selain laporanmu ini." Jelas Dokter Byun, bukannya Kyungsoo tak mengetahui itu, tetapi si perfeksionis Profesor Kim yang meminta laporan itu besok, yang membuat Kyungsoo mau tidak mau harus mengerjakannya saat itu juga.
"Aku akan bicara dengan Profesor Kim, jadi kau pulang lah sekarang." Suruh Dokter Byun yang seakan mengerti isi pikiran Kyungsoo.
Namun ia terdiam, ia bingung bagaimana harus memberi pengertian pada Dokter Byun kalau ia tak bisa melakukan itu. Demi nama Profesor Suho, ia harus disiplin dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya agar tidak ada yang meragukan kredibilitasnya, itu bukan hanya sekedar karena Profesor Kim yang memerintahkannya. Dan Dokter Byun dengan mudah membaca gejolak ekspresi tipis Kyungsoo lagi,
"Aku benci tipe orang yang keras kepala." Gurau Dokter Byun sembari tersenyum selagi meletakkan kembali catatan Kyungsoo ke meja. "Di laboratorium lantai satu, mahasiswa agrikultur sedang mengerjakan projek penelitian yang dibimbing langsung oleh Profesor Kim, Profesor Kim mungkin tidak akan menginap tetapi mahasiswa-mahasiswa itu akan menginap malam ini, jika kau memerlukan sesuatu kau bisa meminta bantuan mereka."
Kyungsoo mengangguk menanggapi penjelasan Dokter Byun, yang justru membuatnya gugup mengetahui Profesor Kim juga masih berada di Universitas. Sebanyak perasaan bahagia yang dirasakan saat berada di dekat Profesor Kim, sebanyak itu pula ia gelisah dan khawatir mengingat bagaimana intensnya sang benang merah membuat mereka selalu terhubung.
"Terimakasih, Dokter Byun."
"Baiklah, jangan memaksakan diri, aku bisa membantumu bicara pada Profesor Kim jika kau tidak bisa menyelesaikannya, jangan khawatir."
Tepukan Dokter Byun di punggung, menenangkan Kyungsoo, "Saya mengerti."
Kyungsoo merasa lega setidaknya Dokter Byun bisa sedikit mengerti apa yang dipikirkannya tanpa harus dijelaskan. Ia sudah beberapa bulan menggantikan Profesor Suho namun hanya Dokter Byun yang bisa ia ajak berinteraksi tanpa merasa gugup atau canggung, karena Dokter Byun selalu menyapanya atau mendatanginya hanya untuk sekedar bertanya apakah ia mengalami kesulitan atau tidak hingga akhirnya Kyungsoo pun terbiasa dengan keberadaannya. Disisi lain ia merasa beruntung itu tidak terjadi pada Profesor Kim, ia tak pernah terbiasa dengan keberadaan pria itu seberapa sering dan intensnya pertemuan mereka dan seberapa bahagianya ia saat di dekatnya, semakin hari sikap defensifnya semakin kuat, yang artinya kekhawatirannya semakin besar seiring perasaannya untuk Profesor Kim semakin besar setiap harinya.
Tiga jam terlewati, waktu berdetak pada angka sebelas, dan seperti perkiraan Dokter Byun, ia belum menyelesaikan pekerjaannya. Ia hendak berdiri untuk meregangkan tubuh sebelum suara petir di luar ruangan mengejutkannya, ia tertegun menatap jendela kaca membias cahaya petir, kemudian ia beranjak untuk memeriksa keadaan di luar. Kyungsoo menggeser jendela kaca lalu angin kencang terasa menghantam wajahnya, masuk ke dalam ruangan melewati jendela terbuka dan membuat kertas-kertas di meja berterbangan. Ia segera menutupnya kembali dan menatap langit melalui kaca buram, awan gelap seolah membisik hujan lebat akan segera turun sesaat lagi, sepertinya ia benar-benar tidak akan bisa pulang malam ini. Kemudian Kyungsoo ke luar ruangan, dari gedung dua lantai ia menuruni tangga ke lantai satu untuk memastikan ia tidak akan sendiri di sana, ia pergi memeriksa laboratorium lain milik mahasiswa agrikultur, akhirnya ia merasa lega melihat beberapa mahasiswa sedang bercakap-cakap di luar ruangan, sepertinya mereka sedang istrirahat. Setelahnya Kyungsoo kembali ke lantai dua, lalu melanjutkan pekerjaannya, memeriksa, merumuskan dan menganalisa, konsentrasi tinggi membuatnya kelelahan hingga tak menyadari sejak kapan ia terlelap dalam mimpi.
VOUS LISEZ
Red VOID [ Kaisoo ]
Fanfiction[ KaiSoo ] Menurut mitologi, benang merah tak terlihat menghubungkan mereka yang ditakdirkan untuk bertemu, terlepas dari waktu, tempat, dan keadaan. Benang merah dapat meregang atau kusut, namun tak akan pernah bisa putus. Profesor Kim hanyalah ora...
CH4/Part 3 - Dewdrop
Depuis le début
![Red VOID [ Kaisoo ]](https://img.wattpad.com/cover/110899759-64-k649812.jpg)