[PROLOG]

329 26 10
                                    

Semua peristiwa itu terekam dengan jelas dalam benakku.

Aku ... menyaksikannya.

Malam itu, aku tengah menikmati suasana malam di taman. Memandang langit yang hitam pekat. Tanpa kilauan cahaya. Seakan-akan awan kelam berusaha menutupi kilauan cahaya yang hendak bersinar terang itu.

Sesuatu akan terjadi, aku yakin.

Aku hanya bisa duduk tepekur memikirkan semua hal yang telah terjadi. Begitu banyak potongan teka-teki yang harus dipecahkan. Itu semua membuatku benar-benar hilang kendali. Hingga pikiranku terasa melayang tanpa arah.

Dari kejauhan, aku melihat seorang pria berlari tergesa-gesa. Ada kegelisahan dalam dirinya yang tidak dapat dijelaskan.

Aku sangat ingin mengabaikan pria itu, sungguh. Namun, perhatian 'ku tertarik padanya.

Diam-diam, aku memerhatikannya dari kejauhan.

Tanpa disangka-sangka! Pria itu menerkam seseorang dari belakang hingga terjatuh ke tepi danau. Dengan bengis, pria itu menganiaya korbannya.

Entah siapa yang dianiaya olehnya, tetapi satu hal yang aku tahu, korban itu merupakan seorang wanita. Itu terlihat ketika seberkas cahaya senter tersorot ke arah wanita itu.

Seketika, seorang gadis cilik berlari menghampiri mereka. Sial! Aku tidak menyadari kehadiran gadis itu, dan aku tidak akan pernah bisa menghentikannya.

Mereka melakukan beberapa percakapan yang tidak dapat 'ku dengar dengan jelas. Hanya berupa bisikan.

Aku tahu, aku tahu gadis itu memohon, tetapi tak dihiraukan.

Tanpa membuang waktu lagi, pria itu mencekik leher korbannya sekuat tenaga. Betapa kuatnya mencengkeram hingga wanita itu tidak dapat mengelaknya. Kemudian, pria itu mengeluarkan sebuah pisau, dan menyayat leher korbannya.

Darah pun memercik kemana-mana. Seluruh tubuh gadis itu dipenuhi oleh darah. Gemetaran. Gadis itu gemetaran dengan hebatnya.

Ada jeda waktu yang cukup lama bagi pria itu menyadari perbuatannya. Terpaku melihat tangannya yang dipenuhi oleh darah. Kemudian, berlari menuju mobil untuk menenangkan dirinya sejenak.

"Kau harus bertahan," ujarku tanpa menyadari perbuatanku.

Aku pun tak menyadarinya jika aku sudah berada tepat di belakang gadis malang itu. Tetapi, entah apa yang sudah 'ku lakukan, gadis itu berbalik dan menatap 'ku dengan histeris.

Tidak! Gadis itu sedang tidak menatapku. Ia sedang menatap seseorang, dibelakangku?

Seketika semuanya menjadi hitam.

Di balik itu semua, aku masih tidak habis pikir. Mengapa wanita itu yang berada di ambang kematian hanya menyeringai? Itu sangat mengganggu pikiranku.

Haii, gimana pendapat kalian tentang prolog ini? Semoga kalian suka. Keep reading, ya.

SYCO (?) [REVISI]Where stories live. Discover now