Bab 10

16.5K 2K 139
                                    



Bab 10


-Nick-

Lima tahun yang lalu...

Aku menghianatinya, aku bodoh, aku gila, aku berengsek, aku sialan. Itulah yang kulihat dari diriku sendiri ketika aku menghadap bayanganku pada cermin di hadapanku seperti saat ini.

Ini sudah satu bulan setelah aku mengantar Tiffany menonton film di sebuah bioskop malam itu. Setelah mengungkapkan perasaannya, Tiff lantas berlari, pergi meninggalkanku, tapi bukannya aku lari menghindarinya, aku malah mengejarnya, menarik lengannya hingga tubuhnya jatuh dalam pelukanku. Kupeluk erat tubuh Tiffany, dan dengan spontan, aku menciumnya.

Bodoh! aku bahkan melupakan statusnya yang saat itu sudah menjadi milik Ethan, kakakku. Aku tidak peduli, yang kupedulikan saat itu hanya perasaanku yang kembali menggebu pada sosok Tiffany.

Ya, aku juga menyukainya.

Sejak lama.

Dan aku berengsek!

Malam itu, aku memutuskan mengajak Tiffany ke apartemen pribadiku. Banyak hal yang harus kami bicarakan di sana, hingga kemudian, kami melakukan keslahan itu, kesalahan fatal yang membuat kami tidak bisa mengakhirinya.

Sejak malam itu, kami berdua sepakat menjalin kasih di belakang Ethan. Aku menghianati kakakku sendiri, menusuknya dari belakang, dan aku benar-benar berengsek.

Ketika aku bersama dengan Ethan, aku merasa bersalah. Saat Ethan bercerita tenang Tiffany, aku merasa menjadi orang terberengsek di dunia ini. Saat Ethan sedang bermesraan dengan Tiff di hadapanku, perasaan campur aduk menguasaiku, rasa cemburu bercampur aduk dengan rasa bersalah. Entah apa yang kurasakan, entah apa yang akan kulakukan, aku sendiri tidak tahu apa yang seharusnya kulakukan di hadapan Ethan.

Aku membasuh wajahku dengan air, berharap jika semua pikiran buruk dan rasa bersalah ini segera meninggalkanku, tapi tidak. Semua masih sama.

Kurasakan sebuah lengan mungil melingkari perutku dari belakang. Itu lengan Tiffany. Dia masih mengenakan T-shirtku. Wajahnya ia sandarkan pada punggung lebarku. Dan sapaan manjanya menandakan jika gadis ini baru saja bangun dari tidurnya.

Ya, dia tidur di sini, di apartemenku, tidur denganku. Hebat bukan?

Aku meniduri calon kakak iparku sendiri dalam waktu sebulan terakhir. Oh, jangan di tanya bagaimana frustasinya aku saat ini. Ingin rasanya aku mengakhiri semua ini saat rasa bersalah tak lelah menghantui pikiranku. Tapi, aku tak bisa berhenti. Tiff sudah menjadi canduku, aku juga menginginkannya, dan perasaanku juga sudah semakin dalam terhadapnya. Aku ingin memilikinya seperti Ethan memiliki Tiff. Aku ingin menjadikan wanita ini hanya milikku. Apa aku salah?

Tentu saja, sialan!

Kulepaskan pelukan Tiffany hingga membuatnya mengangkat wajah dan berdiri tepat di sebelahku.

"Ada apa?" tanyanya lembut. Oh, suaranya saja mampu menggetarkan hatiku, bagaiamana mungkin aku akan meniggalkannya?

"Tidak, aku harus ssegera pergi."

"Aku ingin kau menemaniku seharian ini, Nick." Ucapnya manja.

"Tiff, aku sudah terlalu sering melewatkan waktu bersama keluargaku, mereka akan curiga, terlebih lagi Ethan."

"Tapi aku ingin bersamamu hari ini."

Aku menghela napas panjang. "Tolong, jangan membuatku sulit."

Tiffany berjalan menjauh, dan aku tahu jika dia sedang merajuk. Oh, aku membenci hal itu.

***

Beberapa bulan berlalu, dan semuanya masih samaa. Aku msih menjalin hubungan secara diam-diam dengan Tiffany, aku masih mengkhianati Ethan, dan aku masih berengsek.

Tidak ada keberanian untuk mengatakan semuanya pada Ethan, tidak ada kemauan untuk mengakhiri semua kegilaan ini. Aku tidak bisa berhenti karena perasaan yang kumiliki pada Tiffany kian membumbung tinggi.

Ya, aku menyukainya, aku mencintainya, dan semakin aku mencintainya, maka aku semakin berengsek!

Rasa bersalahku semakin besar, hingga aku hampir yakin, jika setiap malam aku sulit tidur. Aku tidak bisa makan bersama dengan Ethan maupun keluarga kami, karena yang ku lihat saat melihat Ethan adalah hubungan gelapku dengan Tiffany.

Aku ingin mengakhirinya tapi aku tidak bisa.

Aku gila, segila mencintai Tiff.

Aku berengsek, seberengsek mengkhianati Ethan.

Dan aku tidak tahu bagaimana cara menghentikan semua ini.

Hingga kemudian suatu siang, Ethan mengajakku makan siang hanya berdua. Perasaanku tidak enak, aku takut seperti seorang pengecut. Aku tahu jika ada yang terjadi hingga dia ingin bertemu denganku.

Apa ini ada hubungannya dengan Tiff? Apa dia mengetahui hubunganku dengan Tiff? Jika itu yang terjadi, maka sungguh, aku akan bertekuk lutut padanya dan meminta pengampunan padanya.

Aku memang bukan lelaki baik-baik. Wanita sudah seperti mainan bagiku, tapi berbeda dengan Tiff. Aku mencinyainya, perasaan ini nyata, dan ini sudah ada sejak dulu. Tiff cinta pertamaku, meski aku harus menelan kepahitan saat tahu jika dia di jodohkan dengan Ethan.

Dan Ethan, menyakitinya adalah hal terakhir yang ada dalam kepalaku. Ethan adalah kakak yang luar biasa, aku tidak mungkin menyakitinya, tapi itulah yang kulakukan saat ini. Beregsek bukan?

Aku duduk membatu di hadapan Ethan. Saat dia memesan minuman, aku memilih diam, saat dia bercerita, aku memilih diam. Hingga saat ia mengucapkan kalimat itu, aku mengangkat wajahku seketika, membulatkan mataku padanya, dan bibirku ternganga karena keterkejutan yang melandaku.

"Aku memutuskan Tiffany."

Tiga kata itu membuatku beku. Oh, Ethan sudah mengetahui semuanya, jika tidak, kenapa dia memutuskan Tiff? Jika tidak, kenapa dia mengatakan hal ini padaku? Jika tidak, kenapa saat ini wajahnya menampilkan kekecewaan yang mendalam.

"Kau, kau yakin dengan keputusanmu?"

Berengsek! Memangnya apa? Bagaimna mungkin aku menanyakan hal itu? Seakan aku kembali membuka luka yang dia coba tutup rapat-rapat.

"Tiff hamil, dan itu bukan milikku."

Oh sialan!

Ini benar-benar sialan!

Aku berhasil menjadi orang terberengsek di dunia.

Aku merebut apa yang di miliki Ethan.

Aku menghancurkan semua mimpi-mimpinya.

Dan kini, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya.

Tiff hamil, dan itu bukan milik Ethan, ya, melainkan milikku, bayiku, dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bertanggung jawab? Yang benar saja.

-TBC-

untuk Nick masih pendek ya, karena masih flashback. aku hanya ingin ngajak kalian masuk dalam masalalu mereka. supya nanti biar lebih nyambung dengan masa saat bersama Sam, so, nikmatin aja ya,,, wakakakakak jangan frotes, nanti aku ngambek, hahahahhaha

SamanthaWhere stories live. Discover now