Bab 5

14.6K 2.1K 113
                                    

komennya di kondisikan yahhh hahahhahahahah semoga suka, setelah ini agak lama upnya karena fokus kembali ke Evelyn dan Lovely wife

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

komennya di kondisikan yahhh hahahhahahahah semoga suka, setelah ini agak lama upnya karena fokus kembali ke Evelyn dan Lovely wife. happy reading... Ps. typonya banyak bgt, malas edit, mohon maklum wakakakkakakakakak


Bab 5

Aku masih menunggu, meski sudah hampir setengah jam berlalu, dan Nick belum juga datang. Apa yang terjadi dengannya? Apa batal menjemputku? Kurapatkan kembali mantel tebal yang kukenakan, hawa dingin semakin menusuk ke dalam kulitku, bahkan aku mulai merasakan telapak tanganku yang mulai membeku. Berapa lama lagi aku harus menunggunya? Menunggu Nick menjemputku?

Ketika aku sibuk dengan pikiranku sendiri, sepasang kaki berhenti tepat di hadapanku. Aku mengangkat wajahku dan mendapati Nick yang sudah berdiri di sana.

"Nick?" aku berdiri seketika. Dia benar-benar menjemputku.

Tanpa banyak bicara, Nick memakaikan sebuah mantel lagi pada tubuhku kemudian dia juga memakaikan syal pada leherku hingga tubuhku kembali menghangat.

"Jalanan di tutup, jadi aku hanya bisa berjalan kaki ke sini."

"Kau, jalan kaki?"

Dia tidak menjawab, tapi malah memakaikan sarung tangan pada telapak tanganku. "Ayo kita pergi, di sini dingin sekali." Ucapnya sambil menarik tanganku dan mulai berjalan pergi meninggalkan stasiun bawah tanah.

Aku mentap jemarinya yang menggenggam telapak tanganku, rasanya benar-benar hangat, aku senang sekali saat Nick memberikan perhatiannya padaku seperti saat ini. Ya, meski aku tahu perhatiannya hanya karena ingin menjagaku dan mengembalikanku pada Ethan tanpa kekurangan apapun.

Aku melihat ke sekitar kami. Banyak orang yang ternyata menyadari kehadiran Nick, hingga mengabadikan foto kami. Tapi Nick seakan tidak risih dengan hal itu. Dia masih terus berjalan sembari menarik tanganku, dan entah kenapa aku merasa terlindungi karenanya.

Ya, semenjak menikah denganku, Nick sama sekali tidak ingin hubungan rumah tangga kami menjadi konsumsi publik. Dia akan membungkam semua media yang akan memberitakan tentang rumah tangga kami. Itu sebabnya, banyak sekali wartawan yang secara diam-diam mencari kabar tentangku saat aku sedang bekerja di tempat kerjaku dulu.

Nick juga tidak pernah sekalipun mengajakku ke acara-acara formal yang harus ia datangi. Ia memilih datang sendiri, maka tidak heran jika banyak sekali orang di luar sana yang mencari kabar tentang hubungan rumah tangga kami. Pada intinya, Nick tidak ingin menunjukkanku pada publik, dia memilih menyembunyikanku meski sebenarnya hampir seluruh warga New York tahu jika dia sudah menikahiku.

Nick membelokkan langkahnya menuju ke arah lain, memasuki sebuah restoran mewah, dan yang bisa kulakukan hanya mengikutinya. Dia memesan tempat duduk di ruang privat, dan tempatnya benar-benar sangat hangat meski aku sudah membuka dua mantel yang ku kenakan.

"Ada yang ingin anda pesan, Sir?" tanya seorang pelayan yang datang menghampiri meja kami.

"Kopi, dan cokelat hangat." Ucapnya dengan penuh kearoganan. "Ada yang ingin kau makan?" kali ini Nick bertanya padaku, dan yang bisa kulakukan hanya menggelengkan kepalaku.

SamanthaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora