Kaku ; Jinseob ✔

B15 - Kapan?

"Hoaaaam!"

Hyungseob menguap, lalu meregangkan otot-otot tangannya sambil berjalan menuruni tangga menuju lantai pertama.

Dia adalah orang terakhir yang keluar dari kelasnya, dan orang terakhir yang pulang hari ini.

Sehabis mendapatkan hukuman yang seharusnya bukan untuk dirinya, tangan Hyungseob rasanya mau putus.

Ya gimana gak mau putus, dia dan teman-teman laknatnya itu dihukum untuk mengecat coretan di tembok belakang sekolah sampai hilang.

Dan asal kalian tahu, coretannya itu kayak gini :

Rasanya Hyungseob mau manjat pohon aja terus kabur waktu lihat tembok berwarna kehijau-hijauan itu.

Bahkan Samuel, Daehwi, Gunhee, sama Hyunmin udah marah-marah sambil protes ke bu BoA.

Namun sayangnya orang yang bersangkutan tidak mau mendengar dan malah pergi meninggalkan kesembilan anak malang itu.

Ya akhirnya mau gak mau, mereka tetap ngecat. Untung aja ada sembilan orang, jadi selesainya gak sampai malem.

Dan ketika temboknya udah selesai dicat, teman-temannya buru-buru kabur dari tkp. Katanya mau cepet-cepet pulang.

Daehwi naik motor baremg Samuel, katanya dia ngejar waktu karena ada janji dengan Somi.

Jaehwan yang biasanya nebengin Hyunmin, kini penumpangnya bertambah satu, Lee Gunhee.

Loh kok bisa? Iya, soalnya Gunhee maksa. Dia ngancem mau nyiramin cat warna-warni lagi ke temboknya kalau dia gak ada tebengan.

Yang lain jelas langsung ketar-ketir dan berakhirlah Jaehwan yang dengan baik hatinya membiarkan Gunhee untuk nebeng motor bututnya.

Guanlin sama Jihoon udah dijemput sama supir pribadi mereka.

Sementara Woojin gak tau hilang kemana sejak mereka selesai ngecat tadi.

Padahal Hyungseob berharap kalau Woojin bakalan ajakin dia untuk pulang bareng.

Tapi semua itu hanya harapan.

Nyatanya?

Hyungseob ditinggal seorang diri, menunggu jemputan bundanya yang ternyata hanya sebuah php belaka. 

Udah gitu waktu dia berniat untuk pulang sendiri, tiba-tiba aja turun hujan.

Damn.

Lengkap sudah penderitaan Hyungseob.

"AAARGH! MAU MANDI UJAN AJA KALO GINI MAAAHHH!!!"

.

.

.

.

.

» K A K U «