CH.2

3 1 0
                                    


Gelak tawa terdengar dari luar oleh Kiran yang masih belum berani untuk masuk ke dalam rumah yang telah setahun kurang lebih ia tinggalkan. Ia menerka-nerka, respon apa yang diberikan oleh keluarganya tentang kehadirannya saat ini. Terlalu cemas akan sebuah penolakan, namun terlalu rindu juga dengan suasana rumahnya ini meskipun ia selalu di rundung kesedihan.

Tidak dapat di pungkiri jika ia sangat rindu dengan masa kecilnya yang bahagia. Dimana drama yang saat ini ia jumpai belum dimulai dan dimana kasih sayang kedua orangtuanya masih sama rata.

Hanya abangnya yang sesekali mengunjunginya dan juga kakaknya. Sedangkan adiknya sibuk menempuh pendidikan sebagai chef.

"Kiraaan! Kenapa gak masuk sih!" terlalu lama sibuk dengan menerka-nerka ekspresi yang akan di lontarkan semua orang yang berada disana, hingga ia tidak menyadari jika pintu utama rumah telah di buka dari dalam oleh Tantenya.

"hai Tante" ucap Kiran kikuk dan tidak tahu harus bagaimana. Diantara semua keluarganya,ia lah sosok yang paling pendiam dan jarang menampilkan ekspresi di keluarganya. "wah! Kamu udah besar, makin cantik. Tante kangen sama kamu" pelukan pertama dari Tante Lidya yang ia terima. Terasa hangat. Sama seperti pelukan ibunya dulu. Tante Lidya termasuk orang yang mendukung semua keputusan yang ia ambil bahkan diam-diam Tante Lidya membantunya dengan mengirimkan sejumlah uang saku yang cukup banyak untuknya saat di Jakarta.

"Kiran juga kangen sama Tante" jawab Kiran membalas pelukan Tantenya. "masuk yuk. Semuanya ada disini. Termasuk keluarga dari Palembang juga" Kiran mengangguk kecil menjawab ajakan Tante Lidya. Pantas saja banyak suara-suara di dalam sana yang ia dengar, ternyata keluarga Papanya yang di Palembang juga ikut kesini walaupun tidak semuanya. Hanya Bi Riana dan paman Yuda serta keempat anaknya yang telah sukses serta keluarga mereka masing-masing.

"Lihat siapa yang datang nih" ucap Tante Lidya membuat suara gelak tawa di ruang keluarga yang ia dengar mendadak senyap. "Kiraaann!" kakaknya yang pertama kali memeluknya saat semuanya mendadak terdiam dan di ikuti oleh Ayuk Rini, Ayuk Novi dan yang lainnya. Mereka menyambut dengan baik.

"Masih ingat pulang kamu" Kiran terdiam mendengar suara Ibunya yang duduk di sofa tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia baru menyadari jika Ibu dan Papanya tidak antusias dengan kedatangannya saat ini. Bahkan terkesan menolak.

"Yura! Jangan bicara begitu" itu suara neneknya yang menegur Ibunya. Neneknya yang baru datang dari dapur dengan segelas teh jahe yang pastinya untuk kakeknya. Oh, satu lagi. Kakeknya juga tidak antusias dengan kedatagannya kali ini sama seperti yang kedua orangtuanya lakukan.

"Aah! Cucu nenek yang nakal akhirnya pulang. Makin cantik kamu nak. Dasar nakal, betah sekali kamu disana" marah Erna yang pastinya untuk cucu ternakal yang ia punya. "maaf nek. Kan Kiran ada kerjaan di Jakarta" jawab Kiran pada neneknya yang selalu memarahinya jika tidak pulang atau sekedar untuk menemuinya.

"ya sudah tidak apa-apa. Yang penting itu kamu udah mau pulang. Selamat datang sayang" ucap Erna sekaligus memeluknya dan menepuk punggungnya. Cucu nya yang satu ini benar-benar meniru tingkahnya dulu sewaktu masih muda namun bedanya, keluarganya mendukung apapun keputusannya asalkan ia bahagia dengan pilihannya. Berbeda dengan Kiran yang mendapatkan tentangan yang keras dari keluarga ini termasuk suaminya sendiri yang merupakan kakeknya Kiran.

Kiran menatap kamarnya yang masih sama sejak pertama kali ia meninggalkan kamar ini dan semua letak barang-barangnya sewaktu masih sekolah dan berbagai macam novel serta buku lainnya tetap pada tempatnya. "Bibi selalu membersihkan kamar Non dari debu setiap sekali seminggu tanpa memindahkan barang lainnya" Kiran tersentak dengan suara di belakangnya. Ia membalikkan badannya dan melihat Bi Asih yang tersenyum ke arahnya. "Bibi" ucap Kiran memeluk ART rumah tangganya yang merupakan istri dari Pak Kamir. "apa kabar nak?" balas Bi Asih. Bi Asih memeluk Kiran yang merupakan anak majikannya yang dekat dengannya semenjak majikannya hanya memperdulikan Ardio, Aluna dan Rifa adiknya Kiran. Sedangkan sosok perempuan cantik di hadapannya saat ini hanya bias terdiam menerima semua ketidak pedulian Yura ibu kandung Kiran sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KEDUAWhere stories live. Discover now